Gas

SKK Migas Genjot Pengeboran Gas di Grobogan

SKK Migas Genjot Pengeboran Gas di Grobogan
SKK Migas Genjot Pengeboran Gas di Grobogan

JAKARTA - Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, kembali menjadi sorotan setelah Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) memastikan rencana pengeboran tiga titik minyak dan gas (migas) di wilayah tersebut. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan produksi migas nasional sekaligus memberikan kontribusi ekonomi bagi daerah.

Tiga titik pengeboran yang direncanakan berada di Desa Kuwaron, Desa Pranten, dan Desa Pilang Wetan, semuanya berlokasi di Kecamatan Gubug dan Tegowanu. Asisten II Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Grobogan, Heru Dwi Cahyono, mengungkapkan potensi cadangan migas di daerah itu sangat besar dan dapat dioptimalkan lebih jauh.

“Adanya potensi tersebut maka akan dilakukan pengeboran lagi di tiga titik. Yaitu Desa Kuwaron, Pranten, dan Pilang Wetan. Tiga lokasi ini akan dimintakan izin untuk beroperasional,” ujar Heru.

Produksi Sudah Berjalan di Pranten

Sebelumnya, aktivitas eksplorasi dan produksi telah dilakukan oleh TIS Petroleum E&P Blora PTE Ltd, perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) SKK Migas asal Singapura. Perusahaan ini mengelola lapangan RBG-3B yang berada di Desa Pranten, Kecamatan Gubug, dengan hasil produksi yang dialirkan ke instalasi modern station energy natural gas di Desa Daplang, Kecamatan Tegowanu.

Menurut Heru, saat ini PT RHK sudah mendapat persetujuan untuk produksi gas sebesar 1,5 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day) dari total pengajuan produksi yang diajukan sebesar 3 MMSCFD. “Dari perusahaan itu yang sudah mendapatkan produksi PT RHK dengan jatah 1,5 MMSCFD. Karena dari PT TIS Petroleum E&P Blora mengajukan produksi 3 MMSCFD, tapi yang disetujui hanya 1,5,” katanya.

Distribusi dengan Truk GTM Tekanan Tinggi

Gas hasil produksi di Desa Pranten tersebut diangkut menggunakan truk Gas Transport Mobile (GTM) dengan ukuran tabung bervariasi mulai dari 10 hingga 40 feet, tergantung kebutuhan konsumen industri. Heru menjelaskan, gas dari Grobogan ini memiliki tekanan jauh lebih tinggi dibanding gas rumah tangga.

“Sebagai perbandingan, gas LPG 3 kilogram untuk rumah tangga hanya memiliki tekanan sekitar 3 bar, sedangkan gas dari GTM ini bisa mencapai 25 bar,” terangnya.

Gas hasil produksi di Grobogan memang ditujukan untuk sektor industri yang memiliki peralatan khusus bertekanan tinggi, bukan untuk kebutuhan rumah tangga. Heru menambahkan, aktivitas distribusi ke buyer dilakukan secara berkala sesuai kontrak dan permintaan.

PT RHK Terus Tingkatkan Produksi

PT RHK sebagai operator pengelola produksi migas di Desa Pranten menargetkan dapat meningkatkan kapasitas produksi secara bertahap dengan melihat hasil pengeboran tambahan yang akan dilakukan. Jika dari pengeboran tiga titik baru ditemukan cadangan signifikan, maka produksi akan dinaikkan untuk memenuhi kebutuhan gas industri di Jawa Tengah dan sekitarnya.

Pemerintah Kabupaten Grobogan mendukung penuh rencana pengeboran tambahan ini, karena akan memberikan manfaat bagi daerah, terutama peningkatan pendapatan asli daerah (PAD), penciptaan lapangan kerja baru, dan menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar.

SKK Migas Tolak PT BBG

Dalam kesempatan yang sama, Heru juga menyampaikan bahwa SKK Migas menolak permohonan produksi yang diajukan PT BBG di Desa Daplang, Kecamatan Tegowanu. “PT BBG ditolak SKK Migas karena belum memenuhi sejumlah persyaratan teknis dan administratif,” kata Heru.

Penolakan ini menunjukkan keseriusan SKK Migas dalam menjaga kualitas pelaksanaan pengeboran dan produksi migas agar tetap sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku. Pemerintah daerah berharap hanya perusahaan yang kompeten dan memenuhi regulasi yang diperbolehkan beroperasi di wilayah Grobogan.

Dampak Ekonomi untuk Daerah

Keberadaan aktivitas eksplorasi dan produksi migas di Grobogan diyakini dapat mendongkrak perekonomian lokal. Selain membuka peluang kerja bagi warga sekitar, sektor penunjang seperti logistik, katering, transportasi, hingga penyediaan material pendukung proyek juga akan tumbuh.

“Potensi migas di Grobogan harus dikelola sebaik mungkin agar manfaatnya dirasakan masyarakat. Kami akan mendorong perusahaan untuk melibatkan kontraktor lokal,” tegas Heru.

Pemerintah daerah berencana mengadakan rapat koordinasi lintas instansi bersama SKK Migas, aparat keamanan, dan pihak desa untuk memastikan kelancaran proyek pengeboran di tiga titik baru yang ditargetkan mulai dikerjakan pada kuartal ketiga tahun ini.

Harapan Besar SKK Migas

Sementara itu, perwakilan SKK Migas dalam kunjungan ke Grobogan mengungkapkan optimisme bahwa Grobogan bisa menjadi salah satu sentra produksi migas baru di Jawa Tengah. Jika cadangan di tiga titik pengeboran baru sesuai perkiraan, produksi dari Grobogan dapat meningkat signifikan dan mendukung target nasional produksi gas 12 BCFD (Billion Cubic Feet per Day) pada 2030.

“Kami berharap pengeboran di tiga titik ini bisa menemukan cadangan yang menambah pasokan migas nasional dan memberikan nilai tambah untuk daerah,” kata perwakilan SKK Migas.

Dukungan Pemerintah dan Masyarakat

Kepala Desa Pranten, Suyanto, mengaku warganya menyambut baik rencana pengeboran baru ini. Menurutnya, perusahaan selama ini telah berkontribusi melalui program CSR untuk pembangunan fasilitas desa. Ia berharap kontribusi semakin besar seiring peningkatan produksi.

“Kami mendukung karena perusahaan selalu koordinasi dengan pemerintah desa dan membantu program pembangunan. Warga juga diikutsertakan sebagai tenaga kerja lokal,” kata Suyanto.

Dukungan juga datang dari tokoh masyarakat Desa Kuwaron dan Pilang Wetan yang menginginkan proyek ini berjalan lancar. Namun mereka meminta perusahaan memperhatikan aspek lingkungan dan keselamatan kerja.

Komitmen SKK Migas pada Lingkungan

SKK Migas memastikan setiap kegiatan pengeboran akan dilakukan sesuai standar AMDAL dan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Perusahaan di bawah pengawasan SKK Migas diwajibkan melakukan mitigasi risiko lingkungan, pemantauan rutin, serta menyusun rencana penanggulangan jika terjadi insiden.

“Keselamatan dan kelestarian lingkungan adalah prioritas kami. Semua perusahaan yang beroperasi harus patuh pada regulasi,” ujar perwakilan SKK Migas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index