JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus memperkuat layanan transportasi kereta api di wilayah Daerah Operasi 6 Yogyakarta dengan mempertahankan operasional Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) untuk rute Jogja-Kutoarjo dan sebaliknya. Langkah ini diambil meskipun kehadiran KRL (Kereta Rel Listrik) Jogja-Solo yang menjadi andalan baru PT KAI dalam memenuhi kebutuhan perjalanan komuter di lintasan tersebut.
Keputusan mempertahankan KA Prameks tersebut didasari oleh tingginya permintaan masyarakat yang masih mengandalkan kereta api jenis ini untuk perjalanan jarak menengah antara Yogyakarta dan Kutoarjo. Sementara itu, rute KRL Jogja-Solo yang kini menjadi tulang punggung transportasi commuter di kawasan ini terus mengalami peningkatan jumlah penumpang sejak diluncurkan.
KA Prameks: Pilihan Favorit di Rute Jogja-Kutoarjo
Meski menjadi layanan yang relatif lebih sedikit dibandingkan KRL Jogja-Solo maupun kereta bandara Yogyakarta International Airport (YIA), KA Prameks masih memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan perjalanan masyarakat. Rute Jogja-Kutoarjo yang dilayani KA Prameks dianggap strategis, mengingat keterbatasan alternatif transportasi darat yang nyaman dan efisien di koridor tersebut.
“KA Prameks tetap kami operasikan karena permintaan masyarakat untuk rute ini masih cukup tinggi. Kami memahami bahwa tidak semua penumpang cocok menggunakan KRL, sehingga keberadaan Prameks sangat penting untuk melayani kebutuhan mereka,” ujar Kepala Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Agus Santoso.
Agus menambahkan, “Prameks juga memiliki jadwal yang lebih fleksibel dan kapasitas yang memadai untuk mengakomodasi penumpang dari dan menuju Kutoarjo. Selain itu, rutenya melayani stasiun-stasiun yang tidak selalu terjangkau KRL.”
KRL Jogja-Solo Dominasi Layanan Komuter
Sementara itu, KRL Jogja-Solo semakin menjadi andalan utama untuk perjalanan jarak pendek dan menengah di antara dua kota budaya dan pendidikan ini. Sejak dioperasikan secara komersial, KRL ini mendapatkan sambutan sangat positif dari masyarakat, terutama kalangan pelajar, pekerja, dan wisatawan.
Menurut Agus Santoso, KRL Jogja-Solo sudah mencatat pertumbuhan jumlah penumpang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. “KRL menawarkan kenyamanan, kecepatan, dan frekuensi perjalanan yang lebih tinggi dibanding layanan konvensional. Karena itu, kami optimis KRL akan semakin mendominasi perjalanan komuter di lintas ini,” katanya.
Meski demikian, PT KAI tetap mempertahankan keberagaman pilihan transportasi kereta api untuk memastikan semua segmen masyarakat dapat terlayani dengan baik. Keberadaan KA Prameks sebagai alternatif masih sangat relevan untuk segmen penumpang yang mencari layanan dengan harga tiket terjangkau dan rute yang lebih lengkap.
Layanan Kereta Bandara YIA Melengkapi Jaringan Transportasi
Selain KRL Jogja-Solo dan KA Prameks Jogja-Kutoarjo, PT KAI juga mengoperasikan layanan kereta bandara Yogyakarta International Airport (YIA) yang semakin mendapat tempat di hati pengguna jasa transportasi. Kereta bandara ini menghubungkan pusat kota Yogyakarta dengan bandara, memberikan kemudahan akses sekaligus mengurangi beban kemacetan jalan raya.
“Kereta bandara YIA adalah bagian dari strategi kami dalam membangun ekosistem transportasi terintegrasi yang ramah lingkungan dan efisien,” kata Agus Santoso. “Dengan pilihan moda transportasi yang lengkap, masyarakat bisa menentukan sendiri jenis layanan sesuai kebutuhan perjalanan mereka.”
Menjaga Keseimbangan dan Optimalisasi Layanan
PT KAI Daop 6 Yogyakarta mengakui pentingnya menjaga keseimbangan antara pengoperasian KRL yang modern dan kereta konvensional seperti Prameks untuk memenuhi beragam kebutuhan penumpang. Manajemen Daop 6 terus melakukan evaluasi jadwal, kapasitas, dan layanan agar semua moda dapat beroperasi secara optimal.
“Kami melakukan pemantauan terus-menerus terhadap tren penumpang dan kondisi operasional. Tujuan kami adalah memberikan layanan kereta api yang terbaik, baik dari segi kenyamanan, keamanan, maupun harga tiket,” jelas Agus Santoso.
Selain itu, PT KAI Daop 6 juga terus melakukan peningkatan fasilitas dan pelayanan di stasiun-stasiun yang dilayani kedua jenis kereta tersebut. Modernisasi stasiun dan penambahan sarana pendukung diharapkan semakin meningkatkan pengalaman pengguna jasa kereta api di wilayah ini.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun layanan KRL semakin diminati, keberadaan KA Prameks di rute Jogja-Kutoarjo tetap menghadapi sejumlah tantangan, antara lain terkait efisiensi operasional dan kebutuhan modernisasi armada. Namun demikian, PT KAI berkomitmen untuk terus menjaga keberlangsungan layanan ini agar tidak meninggalkan segmen penumpang tertentu yang masih bergantung pada Prameks.
“Pengembangan KRL bukan berarti menghilangkan layanan kereta konvensional. Keduanya bisa berjalan berdampingan dengan pola pengaturan jadwal dan rute yang saling melengkapi,” kata Agus Santoso.
Lebih jauh, pengembangan transportasi kereta api di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya juga menyimpan peluang besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata. Dengan akses transportasi yang mudah dan nyaman, diharapkan mobilitas masyarakat dan wisatawan semakin meningkat, membawa dampak positif bagi kesejahteraan daerah.
PT KAI tetap mempertahankan operasional KA Prameks Jogja-Kutoarjo sebagai bentuk komitmen melayani beragam kebutuhan masyarakat meskipun KRL Jogja-Solo menjadi primadona layanan commuter saat ini. Keberadaan ketiga layanan kereta api yakni KRL Jogja-Solo, KA Prameks Jogja-Kutoarjo, dan kereta bandara YIA, menunjukkan strategi PT KAI dalam membangun jaringan transportasi yang lengkap dan berkelanjutan di Daerah Operasi 6 Yogyakarta.
Kepala Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Agus Santoso, menegaskan, “Kami berupaya memberikan pilihan terbaik bagi penumpang dengan mengakomodasi kebutuhan beragam segmen pengguna jasa kereta api, mulai dari commuter, pelajar, pekerja, hingga wisatawan. Layanan kami akan terus beradaptasi dengan perkembangan kebutuhan masyarakat dan teknologi.”
Dengan sinergi yang kuat antara pengembangan KRL, keberlangsungan kereta konvensional, serta integrasi moda transportasi lain seperti kereta bandara, masa depan transportasi kereta api di Yogyakarta dan Jawa Tengah diprediksi semakin cerah, mendukung mobilitas yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.