Listrik

PLTS Terangi 7 Pulau Madura, PLN Perluas Akses Listrik

PLTS Terangi 7 Pulau Madura, PLN Perluas Akses Listrik
PLTS Terangi 7 Pulau Madura, PLN Perluas Akses Listrik

JAKARTA - Pemerataan akses listrik di wilayah terpencil terus dikebut pemerintah melalui PT PLN (Persero). Komitmen ini kembali dibuktikan dengan resmi beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di tujuh pulau kepulauan Madura, sebuah langkah nyata untuk memperluas pasokan energi hijau hingga pelosok Nusantara.

Pengoperasian ini bukan sekadar menyalakan lampu di rumah warga, tetapi juga menjadi simbol upaya mengangkat produktivitas dan kualitas hidup masyarakat kepulauan. Langkah strategis ini sejalan dengan visi nasional untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060, melalui penambahan bauran energi terbarukan di tanah air.

General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur, Ahmad Mustaqir, menegaskan pengoperasian PLTS di pulau-pulau Madura dilakukan serentak bersama 55 pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di 15 provinsi, yang diresmikan langsung oleh Presiden RI, Prabowo Subianto. “Pengoperasian kali ini merupakan wujud komitmen kami mengakselerasi elektrifikasi 100% di Provinsi Jawa Timur menggunakan energi terbarukan yang ramah lingkungan,” ungkap Ahmad Mustaqir.

Pulau-pulau yang kini resmi dialiri listrik tenaga surya meliputi Pulau Bulumanuk, Talango Tengah, Kalosot, Saseel, Talango Air, Saredeng Besar, dan Karamian. PLTS ini memiliki kapasitas bervariasi, mulai dari 25 kWp hingga 175 kWp, yang secara keseluruhan mampu melistriki 1.373 pelanggan. Sebagai contoh, PLTS Off Grid Isolated di Pulau Bulumanuk, Talango Tengah, dan Talango Air masing-masing berkapasitas 50 kWp, sementara PLTS Pulau Kalosot 25 kWp, Saseel 150 kWp, Saredeng Besar 25 kWp, dan Karamian 175 kWp.

Dengan hadirnya listrik di kepulauan Madura, rasio elektrifikasi (RE) Jawa Timur kini mencapai 99,68%, sementara rasio elektrifikasi Kabupaten Sumenep naik menjadi 92,57%. Pencapaian ini menjadi tolok ukur penting bagi PLN dalam mendorong pemerataan akses energi nasional.

Selain meningkatkan taraf hidup masyarakat, Ahmad menilai keberadaan listrik di wilayah terluar juga akan membuka peluang lebih luas dalam mengembangkan ekonomi lokal. “Kami berharap dapat meningkatkan produktivitas warga di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) dan mendorong pertumbuhan ekonomi kawasan,” tegas Ahmad.

Sejalan dengan hal itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Sumenep, Anwar Syahroni Yusuf, menyampaikan apresiasi mendalam atas peran PLN. Ia menilai hadirnya PLTS di pulau-pulau kecil akan membawa dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat. “Hari ini akan diresmikan pembangkit-pembangkit tenaga surya di beberapa wilayah kepulauan di Sumenep, salah satunya Pulau Kalosot. Kami mengucapkan terima kasih kepada PLN atas nama masyarakat. Berharap dengan adanya PLTS bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, menambah produktivitas dan ekonomi masyarakat kepulauan,” ujar Anwar.

Sementara itu, kegembiraan juga dirasakan langsung warga setempat. Zainul (41), nelayan asal Pulau Kalosot, menuturkan rasa syukurnya karena wilayahnya kini tak lagi gelap gulita di malam hari. “Terima kasih kepada PLN karena sudah bisa menikmati listrik PLN dan bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Harapan kami kepada PLN agar listrik di wilayah kami semakin andal,” ucap Zainul.

Hadirnya listrik melalui PLTS tak hanya mempermudah aktivitas harian seperti belajar di malam hari, menyimpan hasil tangkapan ikan, atau menyalakan peralatan rumah tangga, tetapi juga membuka peluang usaha baru yang sebelumnya sulit terwujud akibat keterbatasan energi.

Pengoperasian serentak PLTS di kepulauan Madura ini juga memperkuat target pemerintah dalam mendukung transisi energi berkelanjutan. PLN menilai energi terbarukan seperti tenaga surya memiliki peranan strategis di wilayah-wilayah terluar karena lebih efektif secara biaya operasional dan minim risiko dibandingkan membangun jaringan listrik dari sistem interkoneksi.

Langkah ini pun diyakini akan memperkuat ketahanan energi daerah serta mempercepat terwujudnya desa berlistrik penuh di Jawa Timur. “Saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Timur sudah mencapai 99,68% dan rasio elektrifikasi Kabupaten Sumenep menjadi 92,57%,” kata Ahmad.

Tak hanya dari sisi sosial dan ekonomi, PLTS juga membawa dampak positif dari aspek lingkungan. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil di wilayah terpencil akan membantu menekan emisi gas rumah kaca, mendukung agenda nasional untuk pengendalian perubahan iklim.

Program pembangunan PLTS ini diharapkan terus berlanjut hingga seluruh masyarakat Indonesia, khususnya di kawasan 3T, merasakan keadilan energi. Pemerintah daerah pun diharapkan aktif mendukung pemeliharaan fasilitas dan edukasi warga agar pemanfaatan listrik tenaga surya dapat berkelanjutan.

Secara keseluruhan, operasionalisasi PLTS di tujuh pulau wilayah Madura bukan hanya tentang menyalakan lampu, tetapi juga membangun harapan baru bagi ribuan masyarakat pesisir. PLN dan pemerintah berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan layanan listrik ramah lingkungan sebagai fondasi kemajuan bangsa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index