Garuda Indonesia

Transformasi Menyeluruh, Garuda Indonesia Bangkit Menuju Kinerja Berkelanjutan

Transformasi Menyeluruh, Garuda Indonesia Bangkit Menuju Kinerja Berkelanjutan
Transformasi Menyeluruh, Garuda Indonesia Bangkit Menuju Kinerja Berkelanjutan

JAKARTA - Garuda Indonesia kini menapaki babak baru dalam perjalanannya sebagai maskapai nasional. Proses transformasi menyeluruh yang tengah dijalankan tidak hanya menjadi bagian dari restrukturisasi keuangan, tetapi juga upaya menyeluruh memperkuat fondasi operasional agar mampu menghadirkan layanan penerbangan yang lebih baik, kompetitif, dan berkelanjutan.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menegaskan Garuda Indonesia, sebagai perusahaan di bawah pengelolaan Danantara Indonesia, kini memasuki fase penting transformasi menyeluruh. Komitmen ini disampaikannya saat menghadiri kick-off meeting bersama jajaran Direksi dan Komisaris Garuda Indonesia pada Selasa, 1 Juli 2025 lalu, didampingi Managing Director Business 3 Operations Holding, Febriany Eddy.

"Sebagai persero yang berada di bawah pengelolaan Danantara Indonesia, Garuda Indonesia kini memasuki fase transformasi menyeluruh," ujar Dony.

Transformasi ini tidak hanya sebatas restrukturisasi, melainkan mencakup sejumlah aspek strategis mulai dari target ekspansi rute penerbangan, penambahan jumlah armada, pengembangan ekosistem layanan, hingga peningkatan kualitas operasional secara keseluruhan. Langkah ini menjadi tumpuan penting dalam mendukung Garuda Indonesia agar dapat kembali bersaing di industri penerbangan nasional maupun internasional.

Sebagai bagian dari restrukturisasi yang telah berjalan sejak 2021, Garuda Indonesia Group sebelumnya menerima suntikan modal senilai Rp 6,65 triliun dari Danantara. Modal ini bertujuan memperkuat permodalan perusahaan setelah sempat terpuruk akibat tekanan pandemi Covid-19. Dari total dana tersebut, Citilink Indonesia mendapatkan porsi terbesar yakni Rp 4,82 triliun, sementara Garuda Indonesia sendiri menerima Rp 1,82 triliun.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menjelaskan restrukturisasi ini bukan hanya sekadar langkah penyelamatan jangka pendek, tetapi menjadi bagian penting untuk memperbaiki kinerja secara mendasar. “Restrukturisasi penyehatan perusahaan ini menjadi bagian penyelamatan kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2021-2023, yang berfokus pada penyelamatan melalui pengelolaan kewajiban usaha, restrukturisasi komposisi armada, hingga pengelolaan beban usaha,” kata Wamildan.

Lewat skema restrukturisasi yang telah dijalankan sejak 2022, Garuda Indonesia berhasil memperbaiki posisi ekuitas perusahaan. Proses ini memungkinkan maskapai nasional ini menurunkan nilai kewajiban secara signifikan, sehingga ruang gerak untuk kembali berekspansi dan memperbaiki operasional menjadi lebih terbuka.

Transformasi Garuda Indonesia ke depan dirancang dengan strategi jangka panjang yang terukur. Setidaknya terdapat 11 langkah prioritas yang akan dijalankan untuk mendukung proses transformasi usaha hingga 2029 mendatang. Di antaranya, Garuda Indonesia Group akan menambah jumlah armada secara bertahap hingga mencapai 120 pesawat, yang akan didistribusikan untuk kebutuhan Garuda Indonesia dan Citilink. Penambahan armada ini juga diiringi dengan rencana ekspansi jaringan penerbangan hingga ke 100 rute baru.

Ekspansi ini tidak hanya fokus pada rute internasional, tetapi juga untuk memperkuat konektivitas domestik yang selama ini menjadi andalan Garuda Indonesia. Hal ini dinilai penting untuk mendukung pertumbuhan sektor pariwisata dan mobilitas masyarakat dalam negeri, sejalan dengan target pemerintah mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Selain aspek armada dan rute, Garuda Indonesia juga menargetkan penguatan ekosistem pendukung penerbangan. Kolaborasi lintas lini usaha, pengembangan digitalisasi, hingga peningkatan kualitas pengalaman pengguna jasa menjadi bagian penting strategi transformasi ini. Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan pelanggan, memperbaiki efisiensi, dan mendongkrak daya saing Garuda Indonesia di tengah ketatnya persaingan industri penerbangan.

Seiring dengan berbagai upaya strategis tersebut, kinerja Garuda Indonesia pada kuartal I 2025 menunjukkan tren positif. Dari sisi pendapatan, laporan keuangan konsolidasian per 31 Maret 2025 mencatat kenaikan sebesar 1,63 persen atau setara USD 723,56 juta dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Angka ini menjadi sinyal bahwa pemulihan sudah mulai berjalan meski secara bertahap.

Kontribusi pendapatan signifikan datang dari segmen charter atau penerbangan tidak berjadwal yang tumbuh pesat 92,88 persen dibandingkan kuartal I 2024. Peningkatan pendapatan di segmen ini menunjukkan kemampuan Garuda Indonesia merespons peluang pasar yang dinamis, termasuk memenuhi kebutuhan penerbangan charter untuk korporasi, pemerintah, maupun sektor lainnya.

Dari sisi operasional, Garuda Indonesia Group juga menunjukkan hasil yang menjanjikan. Selama periode kuartal I 2025, Garuda Indonesia Group berhasil mengangkut total 5,13 juta penumpang. Dari jumlah tersebut, 2,65 juta merupakan penumpang Garuda Indonesia dan 2,48 juta penumpang Citilink. Jumlah ini mengindikasikan peningkatan permintaan jasa penerbangan setelah sektor transportasi udara nasional perlahan pulih dari pandemi.

Transformasi menyeluruh Garuda Indonesia di bawah pengelolaan Danantara ini menjadi babak penting menuju kebangkitan maskapai kebanggaan Indonesia. Langkah ekspansi dan perbaikan kualitas layanan yang sedang dijalankan diharapkan mampu membawa Garuda Indonesia kembali menjadi pemain utama di pasar penerbangan regional maupun internasional, sekaligus mendukung konektivitas nasional yang lebih baik ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index