JAKARTA - Upaya Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan (Dishub) untuk menghidupkan kembali konektivitas udara antara Malang dan Bali terus mengalami kemajuan. Jalur penerbangan yang sempat terhenti akibat pandemi, kini menjadi prioritas dalam strategi pemulihan dan penguatan transportasi udara regional.
Kepala UPT Bandara Abdulrachman Saleh, Purwo Cahyo Widyatmoko, mengungkapkan bahwa pihaknya tengah gencar berkomunikasi dengan sejumlah maskapai penerbangan nasional. Targetnya, tahun ini masyarakat Malang dan sekitarnya bisa kembali menikmati perjalanan langsung ke Pulau Dewata.
“Kami ingin secepatnya bisa segera direalisasi. Paling tidak, harapan kami, tahun ini, langit Malang Raya sudah diterbangi pesawat-pesawat komersial dari Bali,” tegas Cahyo.
ATR Jadi Andalan: Efisien dan Sesuai Kebutuhan Rute Pendek
Dishub Jatim menjajaki kerja sama khusus dengan maskapai yang memiliki armada pesawat jenis ATR, terutama model 72-500 dan 72-600, yang dikenal sebagai pesawat baling-baling dengan kapasitas 72 kursi. Jenis pesawat ini dianggap paling cocok untuk rute Malang-Denpasar yang memiliki jarak terbang pendek.
Menurut Cahyo, efisiensi operasional dan kapasitas ATR memungkinkan rute ini tetap ekonomis dengan tingkat keterisian (load factor) minimal 60 persen. Bahkan, dengan estimasi 70 persen keterisian atau sekitar 50 kursi terisi per penerbangan, rute ini diyakini dapat mencapai Break Even Point (BEP).
“ATR dengan kapasitas kursi 72 unit, harapan kami bisalah terisi 50 kursi. Atau load factor-nya kurang lebih mencapai 70 persen. Angka keterisian yang cukup bagus,” jelasnya.
Rute Strategis yang Pernah Berjalan
Cahyo juga mengungkapkan bahwa rute Malang-Denpasar bukanlah hal baru. Sebelum pandemi COVID-19 melanda, jalur ini sudah pernah dijalankan oleh salah satu maskapai. Meski hanya ada satu penerbangan per hari di sore hari, respon masyarakat terhadap rute tersebut cukup tinggi. Pandemi kemudian menghentikan seluruh operasi rute tersebut secara tiba-tiba.
Kini, ketika aktivitas ekonomi dan mobilitas kembali menggeliat, Dishub Jatim melihat peluang besar untuk menghidupkannya kembali. Tidak hanya melayani kebutuhan wisata, rute ini juga dapat mendorong pertumbuhan sektor logistik dan bisnis.
“Karena rute penerbangan Malang–Denpasar ini rute rintisan, meski dulu sudah pernah ada, akan lebih menarik kalau jadwal dari Malang bisa jam 08.00 atau jam 09.00. Kami yakin animo masyarakat akan jauh lebih tinggi dibanding dahulu,” ujar Cahyo optimistis.
Langkah Strategis dan Pendekatan Intensif
Sebagai bagian dari pendekatan aktif, Dishub Jatim disebutkan sudah berdiskusi dengan sejumlah maskapai, terutama yang memiliki kantor cabang di Malang. Namun, Cahyo memilih untuk tidak menyebut nama maskapai yang dimaksud hingga kesepakatan benar-benar final.
“Jangan disebutkan namanya. Nanti saja kalau semuanya sudah klir, baru disebutkan semua maskapai yang sudah kita ajak diskusi,” katanya diplomatis.
Dalam waktu dekat, Dishub Jatim dijadwalkan kembali melakukan pendekatan lebih intensif dengan satu maskapai besar yang dikenal memiliki armada ATR terbanyak di Indonesia. Pendekatan ini menjadi bagian dari strategi agar rute bisa benar-benar diluncurkan tanpa kendala teknis maupun komersial.
Potensi Lalu Lintas dan Infrastruktur Bandara
Data operasional Bandara Abdulrachman Saleh selama enam bulan pertama tahun ini menunjukkan geliat aktivitas yang cukup tinggi. Tercatat, ada 1.620 pergerakan pesawat, terdiri dari 810 kedatangan dan 810 keberangkatan.
Penumpang yang menggunakan jasa penerbangan melalui bandara ini mencapai 204.133 orang, dengan rincian 100.957 penumpang datang dan 103.176 penumpang berangkat. Selain itu, sebanyak 110.075 kilogram kargo telah dilayani dalam kurun waktu tersebut.
Cahyo menilai, angka tersebut cukup menunjukkan bahwa Bandara Abdulrachman Saleh memiliki kapasitas dan potensi yang kuat untuk mengakomodasi rute baru, termasuk ke Bali. Infrastruktur bandara juga telah mengalami sejumlah peningkatan layanan untuk mendukung operasional rute-rute tambahan.
Dorongan bagi Ekonomi dan Pariwisata
Rencana pembukaan kembali rute Malang–Denpasar tidak hanya berdampak pada sektor transportasi udara. Ini juga menjadi peluang strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan keterhubungan langsung ke Bali, para pelaku pariwisata di Malang dapat menjalin kolaborasi dengan pelaku wisata dari luar daerah secara lebih efektif.
Di sisi lain, wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin menikmati keindahan alam dan budaya Malang akan mendapatkan akses yang lebih cepat dan nyaman. Diharapkan, rute ini bisa menjadi penggerak baru dalam upaya pemulihan sektor pariwisata pasca-pandemi.
Menjawab Kebutuhan Mobilitas Modern
Sebagai kota pendidikan, wisata, dan industri, Malang terus berkembang dengan cepat. Kebutuhan akan konektivitas transportasi yang efisien dan terjangkau menjadi semakin penting. Jalur udara langsung ke Bali adalah salah satu solusi yang ditunggu oleh banyak kalangan.
Dengan komitmen yang kuat dari Dishub Jatim serta sinergi bersama maskapai penerbangan, harapan terwujudnya rute Malang–Bali kembali mengudara semakin nyata. Tak hanya menghubungkan dua kota dengan magnet pariwisata, tetapi juga menjadi simbol pemulihan dan transformasi transportasi nasional yang inklusif dan responsif.