Rumah Murah

Rumah Murah Terjangkau Majalengka

Rumah Murah Terjangkau Majalengka
Rumah Murah Terjangkau Majalengka

JAKARTA - Dalam menghadapi tantangan pemenuhan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), program rumah murah yang difasilitasi oleh Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) hadir sebagai solusi nyata di Kabupaten Majalengka. Dengan rencana pembangunan sebanyak 1.000 unit rumah, program ini tidak hanya menawarkan hunian pertama yang layak, namun juga skema pembiayaan yang ringan, terjangkau, serta transparan bagi para ASN, pekerja, dan buruh yang selama ini mengalami kesulitan memiliki rumah.

Asisten Manajer Pemasaran Pembiayaan Program BP Tapera, Berdi Dwiyanto, menyampaikan bahwa program KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam menjembatani kebutuhan hunian yang sesuai dengan kemampuan masyarakat.

“KPR FLPP ini dirancang agar masyarakat berpenghasilan rendah bisa memiliki rumah. Skema bunganya tetap 5 persen selama tenor 20 tahun, DP hanya 1 persen, dan cicilan mulai dari Rp1 jutaan,” jelas Berdi.

Berdi menegaskan bahwa program ini khusus disiapkan untuk mempercepat pemilikan rumah pertama, terutama bagi yang belum pernah memiliki rumah. Hal ini sangat penting karena memiliki rumah sendiri merupakan salah satu bentuk stabilitas sosial dan ekonomi yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dari total kuota yang dialokasikan untuk Jawa Barat sebanyak 10.000 unit, Majalengka mendapatkan porsi sebesar 1.000 unit. Pembangunan rumah murah ini dirancang untuk memperluas akses masyarakat di wilayah tersebut agar lebih mudah memiliki hunian yang layak.

Keberadaan nota kesepahaman (MoU) yang sudah ditandatangani antara BP Tapera, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan Bank BJB menjadi bukti nyata sinergi berbagai pihak dalam mendukung program perumahan ini. Melalui kolaborasi tersebut, penyaluran pembiayaan KPR FLPP diharapkan berjalan lancar dan tepat sasaran.

“Kami terus melakukan sosialisasi di berbagai kabupaten dan kota, termasuk Majalengka, agar masyarakat lebih mengetahui dan bisa memanfaatkan program ini,” tambah Berdi.

Program KPR FLPP ini memiliki persyaratan yang jelas dan mudah diakses oleh masyarakat. Calon penerima harus berstatus Warga Negara Indonesia, belum memiliki rumah, berusia minimal 21 tahun atau sudah menikah, serta memiliki penghasilan maksimal Rp8,5 juta untuk lajang dan Rp10 juta untuk yang sudah menikah. Selain itu, kelayakan kredit juga harus lolos dari bank penyalur.

Berdi juga menyampaikan kemudahan akses melalui teknologi, di mana pendaftaran bisa dilakukan secara online melalui aplikasi SiKasep yang dapat diunduh di Google Play Store. Calon penerima juga dapat memantau ketersediaan rumah FLPP melalui situs resmi BP Tapera.

Feti Febriyanti, Manager Relasi dan Pemasaran Bisnis Divisi KPR & KKB Bank BJB, menambahkan bahwa harga rumah FLPP di Majalengka saat ini berkisar Rp166 juta, yang sangat terjangkau untuk masyarakat dengan penghasilan rendah. Feti juga mengajak ASN muda dan masyarakat umum untuk segera memanfaatkan program ini sebelum harga rumah dan biaya hidup semakin meningkat.

“Program ini sangat cocok bagi ASN muda dan masyarakat yang belum memiliki rumah. Jangan ditunda karena harga rumah akan terus naik, lokasi makin jauh dari pusat kota, dan luas tanah makin kecil,” ujar Feti.

Bank BJB telah menjalin kerja sama dengan beberapa pengembang perumahan di Majalengka, antara lain Alam Asri Majalengka di Desa Karayunan, Kecamatan Cigasong; Kota Impian Cijati di Desa Jatipamor, Kecamatan Panyingkiran; dan Bumi Ligung Indah di Desa Buntu, Kecamatan Ligung. Hal ini menunjukkan kesiapan berbagai pihak untuk mendukung penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat.

Dukungan Pemerintah Daerah juga sangat terlihat melalui pernyataan Plt Kepala BKPSDM Majalengka, H. Gatot Sulaeman, yang hadir mewakili Bupati Majalengka H. Eman Suherman saat sosialisasi berlangsung secara daring. Gatot menyampaikan apresiasi atas program FLPP yang tidak hanya menyediakan rumah murah, tapi juga mencerminkan kerja sama erat antara pemerintah pusat, daerah, dan lembaga keuangan.

“Daripada terus menyewa rumah atau kos, lebih baik memiliki rumah sendiri dengan mencicil. Ini kesempatan yang harus dimanfaatkan oleh ASN, terutama yang masih muda,” tegas Gatot.

Ia juga mengingatkan agar para peserta sosialisasi aktif mencari informasi dan segera mengajukan permohonan KPR FLPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan manfaat dari program ini.

Program perumahan murah ini menjadi angin segar bagi warga Majalengka yang selama ini mengalami kesulitan membeli rumah dengan harga pasar yang tinggi. Dengan cicilan yang ringan dan persyaratan yang tidak memberatkan, diharapkan semakin banyak masyarakat bisa memiliki rumah sendiri, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap kesejahteraan dan stabilitas sosial daerah.

Sosialisasi terus digencarkan agar masyarakat memahami cara mendaftar, prosedur yang harus ditempuh, serta manfaat jangka panjang dari memiliki rumah sendiri. Langkah ini sangat penting agar program tepat sasaran dan membantu masyarakat sesuai tujuan awal.

Selain itu, dengan meningkatnya kepemilikan rumah, diharapkan juga berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi lokal, termasuk pembangunan infrastruktur pendukung serta peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan.

Keseriusan BP Tapera, Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Bank BJB, serta pengembang properti dalam mengakselerasi pembangunan rumah murah di Majalengka merupakan langkah strategis dalam menangani masalah perumahan bagi MBR. Kolaborasi ini menjadi model yang dapat ditiru oleh daerah lain yang memiliki tantangan serupa.

Dengan segala kemudahan dan dukungan yang diberikan, masyarakat di Majalengka diharapkan tidak melewatkan kesempatan memiliki rumah pertama melalui skema KPR FLPP ini. Program ini bukan sekadar menyediakan hunian, tetapi juga memberikan harapan baru dan peluang untuk kehidupan yang lebih baik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index