JAKARTA - Di tengah tantangan ketahanan pangan yang terus dihadapi berbagai daerah di Indonesia, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk mewujudkan kemandirian pangan. Salah satu wujud konkret dari sinergi ini terlihat di Aceh Singkil, di mana unsur kepolisian, petani, dan pihak swasta bersatu dalam mendukung produksi jagung lokal.
Kegiatan panen jagung yang digelar di Desa Tanah Bara, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil menjadi bukti bahwa ketahanan pangan bukan sekadar wacana. Di atas lahan seluas 5.000 meter persegi yang dikelola oleh Kelompok Tani Surya Holtikultura, kerja sama antara Polres Aceh Singkil, Dinas Pertanian, dan PT Socfindo berhasil menggerakkan roda pertanian produktif di daerah tersebut.
Hasil panen sekitar 1,5 ton jagung menjadi capaian yang tidak hanya bernilai secara ekonomi, tetapi juga simbol keberhasilan pendekatan kolaboratif. Kepala Polres Aceh Singkil, AKBP Joko Triyono, menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan arahan pemerintah pusat untuk memperkuat sektor pangan sebagai fondasi ketahanan nasional.
- Baca Juga Geo Dipa dan Energi Panas Bumi Indonesia
“Polri, khususnya Polres Aceh Singkil, mendukung penuh upaya yang mendorong pemanfaatan lahan dan pemberdayaan masyarakat. Panen ini merupakan hasil kolaborasi yang baik antara kelompok tani, perusahaan, dan pemerintah,” ujarnya saat meninjau langsung lokasi panen.
Kehadiran aparat kepolisian dalam kegiatan ini bukan semata-mata sebagai pendamping keamanan, melainkan juga berperan sebagai inisiator dan fasilitator dalam proses pemberdayaan masyarakat desa. Kolaborasi yang terjalin pun tidak hanya bersifat simbolis, melainkan terimplementasi dalam bentuk dukungan nyata kepada kelompok tani.
Wakapolres Kompol Tasmin bersama sejumlah pejabat utama Polres turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ini memperlihatkan keseriusan institusi kepolisian dalam terlibat langsung di tengah masyarakat, khususnya dalam program-program yang berdampak pada kesejahteraan warga.
Dari sisi pelaku utama, Kelompok Tani Surya Holtikultura yang diketuai Rasidin Kombih mengaku sangat terbantu dengan adanya dukungan dari berbagai pihak. Ia menilai keberadaan Polres dan perusahaan swasta memberikan motivasi tambahan bagi para petani untuk terus berinovasi dan berproduksi.
“Kami berharap hasil panen ini bisa menjadi contoh dan semangat bagi kelompok tani lain untuk ikut aktif dalam program ketahanan pangan,” ujar Rasidin penuh semangat.
Tidak hanya itu, keterlibatan perusahaan dalam kegiatan ini juga menambah lapisan kekuatan pada inisiatif ketahanan pangan lokal. PT Socfindo Lae Butar yang diwakili Asisten Kebun, Crisjhon, menyatakan keterbukaannya untuk terus mendukung kegiatan pertanian masyarakat.
Menurutnya, kerja sama yang terjalin ini merupakan bentuk kontribusi nyata dunia usaha terhadap kesejahteraan petani lokal. “Kami terbuka untuk mendukung kegiatan serupa, terutama yang memberikan dampak langsung pada kesejahteraan petani,” kata Crisjhon.
Langkah ini juga menunjukkan model keterlibatan sektor swasta dalam pembangunan sosial yang berkelanjutan, di mana dukungan perusahaan bukan hanya terbatas pada aktivitas bisnis semata, tetapi juga mencakup aspek sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.
Panen jagung kali ini berlangsung dengan lancar dan tertib. Dari sisi logistik hingga partisipasi peserta, semuanya menunjukkan bahwa kegiatan semacam ini bisa direplikasi di berbagai wilayah lain. Dalam konteks Aceh Singkil, keberhasilan panen ini menjadi momentum yang layak dijaga dan dikembangkan untuk musim tanam selanjutnya.
Lebih dari sekadar hasil panen, inisiatif ini mencerminkan pendekatan gotong royong lintas institusi. Ketika kepolisian, petani, pemerintah, dan swasta berjalan bersama dalam satu misi, maka tantangan pangan yang kerap dianggap pelik menjadi lebih mudah diurai.
Polres Aceh Singkil pun memastikan bahwa dukungan terhadap sektor pertanian tidak akan berhenti sampai di sini. Sebagaimana disampaikan dalam kegiatan tersebut, pihak kepolisian akan terus melanjutkan program pemberdayaan masyarakat yang berorientasi pada pertanian produktif dan berkelanjutan.
Langkah ini tidak hanya menunjukkan wajah humanis Polri, tetapi juga menegaskan bahwa institusi ini memiliki peran strategis dalam pembangunan nasional, termasuk pada aspek ekonomi dan ketahanan pangan. Kehadiran mereka di tengah petani merupakan bagian dari upaya menjembatani program-program nasional dengan kebutuhan riil di lapangan.
Dalam jangka panjang, kegiatan seperti ini diharapkan bisa menjadi model replikasi di berbagai daerah lain, terlebih di wilayah-wilayah yang memiliki potensi pertanian namun masih minim pendampingan atau fasilitasi. Dengan keterlibatan semua pihak, hasil pertanian bisa dimaksimalkan, sementara petani memperoleh jaminan dukungan yang lebih kuat.
Melalui sinergi yang terbangun, ketahanan pangan bisa dibangun dari akar rumput. Desa menjadi titik awal gerakan, dan panen jagung di Tanah Bara adalah bukti bahwa kolaborasi lintas sektor bisa menghasilkan dampak nyata bagi ekonomi lokal sekaligus ketahanan nasional.