BNI

BNI Fokus Biayai Energi Bersih

BNI Fokus Biayai Energi Bersih
BNI Fokus Biayai Energi Bersih

JAKARTA - Di tengah upaya global menuju ekonomi rendah karbon, sektor perbankan di Indonesia turut mengambil peran penting dalam mendorong transisi energi. Salah satu contoh konkret datang dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI yang secara aktif memperbesar portofolio pembiayaan hijau, dengan penekanan pada sektor energi terbarukan.

Pendekatan strategis BNI dalam pengembangan green financing menunjukkan komitmen kuat perbankan nasional untuk terlibat aktif dalam pengendalian perubahan iklim serta pembangunan ekonomi berkelanjutan. Dengan langkah yang konsisten dan terukur, BNI menjadikan pembiayaan hijau sebagai salah satu prioritas utama dalam mendukung agenda nasional menuju Net Zero Emission 2060.

Total portofolio pembiayaan hijau BNI telah menyentuh angka Rp 13,37 triliun. Angka ini mencerminkan sekitar 18,19 persen dari total portofolio kredit hijau bank pelat merah tersebut. Pertumbuhan sebesar 2,9 persen secara Year-to-Date (YtD) menunjukkan adanya tren peningkatan signifikan pada sektor pembiayaan ramah lingkungan, terutama untuk proyek-proyek energi bersih.

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo menjelaskan bahwa peningkatan pembiayaan hijau ini merupakan hasil dari ekspansi perusahaan ke sektor-sektor energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya, tenaga angin, tenaga air, hingga biogas. Ia menekankan bahwa fokus perusahaan kini diarahkan pada sektor dengan intensitas karbon rendah, sembari secara bertahap mengurangi eksposur terhadap sektor minyak dan gas (migas), serta batu bara.

"Bagian dari strategi berkelanjutan BNI untuk mengelola eksposur terhadap sektor dengan intensitas karbon tinggi, kami terus mengurangi porsi pembiayaan untuk sektor migas dan batubara. Sebaliknya, pembiayaan untuk sektor energi terbarukan terus kami tingkatkan," ungkap Okki.

Langkah ini selaras dengan arah kebijakan nasional dan kebutuhan global yang semakin mendesak akan energi bersih. Peningkatan kesadaran terhadap isu lingkungan telah menjadikan pembiayaan sektor hijau bukan hanya sebagai tuntutan moral, tetapi juga sebagai peluang bisnis jangka panjang yang menjanjikan. Pasar energi terbarukan, dengan segala inovasinya, kini semakin menjadi magnet investasi dan pembiayaan karena sifatnya yang berkelanjutan dan efisien.

BNI juga melakukan inovasi pada aspek pendanaan dengan memperkuat berbagai instrumen finansial yang mendukung pembiayaan hijau. Salah satu strategi yang ditempuh adalah penerbitan green bonds yang bertujuan untuk menyalurkan dana kepada proyek-proyek berwawasan lingkungan. Selain itu, BNI telah menerapkan prinsip environmental, social, and governance (ESG) secara menyeluruh dalam proses kredit dan investasi mereka.

Tak hanya berhenti pada skema pembiayaan, BNI juga menunjukkan langkah nyata dalam pengelolaan risiko iklim. Salah satu bentuknya adalah pelaksanaan uji ketahanan risiko iklim atau climate stress test terhadap 50 persen portofolio kredit mereka pada 2024. Upaya ini akan terus diperluas agar mencakup seluruh portofolio kredit, menciptakan kesiapan menyeluruh dalam menghadapi dampak perubahan iklim terhadap sektor keuangan.

"Inisiatif ini akan diperluas hingga mencakup 100 persen portofolio kredit pada 2025," tambah Okki.

Dengan berbagai upaya tersebut, BNI menegaskan diri sebagai lembaga keuangan yang memiliki orientasi kuat terhadap masa depan energi dan lingkungan. Perusahaan secara aktif membangun infrastruktur finansial yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim, sekaligus membuka peluang ekonomi baru yang berkelanjutan.

Komitmen BNI ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui diversifikasi pembiayaan. Keberpihakan pada energi terbarukan dan infrastruktur hijau mencerminkan pendekatan cerdas dalam menghadapi era ekonomi hijau yang kian kompetitif.

Okki pun menekankan bahwa seluruh inisiatif yang diambil bertujuan untuk menciptakan transisi energi yang inklusif, dengan memberikan perhatian pada kesiapan menghadapi risiko iklim, meningkatkan daya saing nasional, serta memperluas akses pembiayaan bagi sektor-sektor berkelanjutan.

“BNI berkomitmen untuk mendorong transisi energi yang inklusif. Termasuk kesiapan dalam menghadapi potensi risiko perubahan iklim. Sekaligus meningkatkan ketahanan dan daya saing di era ekonomi hijau,” tegasnya.

Keberlanjutan, dalam konteks ini, menjadi poros utama kebijakan korporasi yang berkelanjutan, bukan hanya sebagai tren, namun sebagai paradigma baru dalam praktik bisnis. Melalui pembiayaan hijau dan integrasi ESG, BNI membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi dapat sejalan dengan perlindungan lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Dengan pencapaian dan komitmen tersebut, BNI diharapkan menjadi pionir dalam pengembangan keuangan berkelanjutan di Indonesia. Keberhasilan mereka dalam mendorong proyek-proyek energi bersih dapat menjadi contoh konkret bagi perbankan lain dalam mengambil bagian aktif dalam transformasi menuju masa depan energi hijau Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index