JAKARTA - Dalam rangka memperluas jangkauan kepemilikan rumah layak huni, sebuah kolaborasi strategis antara sektor properti dan dunia media digagas untuk menyasar kalangan jurnalis. Perumahan Taman Sukamulya Indah menggandeng Internusa Media Group (IMG) untuk menyediakan 1.000 unit rumah subsidi bagi para wartawan di wilayah Jabodetabek.
Langkah ini muncul sebagai jawaban atas kebutuhan mendesak akan tempat tinggal yang layak bagi para pekerja media, yang kerap terabaikan dalam skema subsidi perumahan umum. Dengan menggandeng BTN dan bank syariah sebagai mitra pendanaan, inisiatif ini dirancang untuk mempermudah para wartawan yang belum memiliki rumah dalam mengakses fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi.
H. Ahmad, pengelola Perumahan Taman Sukamulya Indah, menyampaikan langsung komitmennya dalam mendukung profesi jurnalis melalui penyediaan hunian yang layak dan terjangkau. Dalam diskusi bersama para petinggi Internusa Media Group yakni H. Norman Yulian (Komisaris), Suryo Sudharmo (Direktur Utama), dan Suhaeb Rizal M. (Direktur) ia menyatakan kesiapannya membangun hingga seribu unit rumah bagi jurnalis aktif di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
“Ini merupakan bentuk kepedulian pihak pengelola Perumahan Taman Sukamulya Indah bagi rekan-rekan wartawan yang belum memiliki rumah,” ujar H. Ahmad.
Ia menekankan bahwa kebutuhan akan tempat tinggal merupakan hak mendasar seluruh masyarakat, termasuk mereka yang mengabdikan diri di bidang informasi publik. Dengan adanya fasilitas pembiayaan dari lembaga keuangan terpercaya seperti BTN dan bank syariah, proses pengajuan dan akad kredit pun diupayakan agar dapat berjalan lancar.
“Pemerintah telah mengupayakan program perumahan bersubsidi yang semestinya dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat,” lanjutnya. Namun demikian, ia menambahkan bahwa realisasi program ini perlu ditunjang oleh kemudahan dari sisi administratif dan teknis, terutama agar tidak menghambat para wartawan yang ingin mengakses fasilitas tersebut.
Salah satu harapannya adalah agar kelengkapan dokumen administrasi dapat disesuaikan dengan karakteristik pekerja media, yang sebagian besar bekerja secara freelance atau tidak memiliki slip gaji rutin seperti pekerja kantoran.
“Adanya kemudahan fasilitas kredit dari bank bagi para wartawan sampai akadnya di proses dan disetujui pihak terkait,” tambahnya.
Dukungan juga disuarakan oleh Komisaris Internusa Media Group, H. Norman Yulian. Ia menilai kerja sama ini sangat strategis karena menyentuh langsung persoalan mendasar yang dihadapi para jurnalis di lapangan. Tidak sedikit wartawan, terutama yang bekerja di level lokal atau media kecil, yang belum memiliki rumah pribadi dan masih tinggal secara sewa atau menumpang.
“Kerja sama ini nantinya dapat mengakomodir semua kebutuhan rumah subsidi untuk wartawan yang belum memiliki rumah,” ujarnya.
H. Norman juga mengajak semua organisasi media dan komunitas wartawan di Jabodetabek untuk mendukung dan terlibat aktif dalam menyukseskan program ini.
“Saya berharap agar program 1000 rumah subsidi untuk wartawan ini mendapat dukungan dari semua pihak dan khususnya semua organisasi media dan wartawan di Jabodetabek,” tutupnya.
Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap profesi jurnalis, inisiatif ini juga sejalan dengan agenda nasional dalam menurunkan angka backlog perumahan, terutama di wilayah padat penduduk seperti Jabodetabek. Pemerintah sendiri menargetkan pembangunan jutaan rumah subsidi hingga 2025, dengan fokus utama pada kelompok berpenghasilan rendah, termasuk pekerja informal dan sektor jasa.
Program kolaboratif seperti ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi sektor swasta lain dalam mendukung agenda kesejahteraan pekerja sektor informasi. Di tengah arus digitalisasi media yang mengubah lanskap industri pers, kepastian terhadap aspek kesejahteraan hidup menjadi krusial agar insan media dapat terus bekerja dengan optimal dan objektif.
Langkah Perumahan Taman Sukamulya Indah bersama Internusa Media Group menjadi bukti konkret bahwa kepedulian terhadap jurnalis tidak hanya dapat diwujudkan lewat penghargaan simbolik, tetapi juga melalui aksi nyata berupa pemberian akses terhadap kebutuhan dasar: papan.
Dukungan pembiayaan dari bank BTN dan bank-bank syariah lainnya akan menjadi pilar penting dalam menyukseskan program ini. BTN selama ini dikenal sebagai bank yang fokus pada sektor pembiayaan rumah, terutama rumah subsidi. Sinergi antar sektor ini tidak hanya memperkuat ketahanan sosial jurnalis, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor properti di kawasan penyangga ibu kota.
Dengan demikian, program 1.000 rumah subsidi ini menjadi titik awal dari solusi yang lebih besar yakni menjadikan perumahan sebagai instrumen untuk membangun keadilan sosial dan mengurangi ketimpangan ekonomi. Melalui pendekatan inklusif yang merangkul komunitas media, pembangunan hunian bersubsidi kini tidak lagi semata berbasis kuota, tetapi berdasarkan kebutuhan riil dari kelompok masyarakat yang rentan namun krusial perannya dalam demokrasi.