JAKARTA - Rencana pengembangan infrastruktur di Kepulauan Bangka Belitung kembali mencuat ke permukaan setelah hadirnya komitmen investor asal Tiongkok untuk mengembangkan Pelabuhan Belinyu menjadi sentra ekspor batu bara se-Pulau Sumatera. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, menyampaikan bahwa potensi wilayah ini kini menarik perhatian dunia internasional, terutama dalam pengelolaan dan ekspor komoditas pertambangan strategis.
Investor asal Tiongkok dari perusahaan China Communications Construction Company (CCCC) menunjukkan ketertarikan yang tinggi terhadap Belinyu sebagai lokasi strategis pelabuhan internasional. Ketertarikan ini tidak sebatas niat semata. CCCC telah dua kali melakukan peninjauan langsung ke Belinyu, menandakan keseriusan mereka dalam membangun fasilitas pelabuhan berskala besar yang akan melayani aktivitas ekspor dan impor di kawasan tersebut.
Menurut Gubernur, rencana pembangunan pelabuhan tersebut meliputi fasilitas lengkap seperti galangan kapal, kontainer, cold storage, gudang logistik, hingga sarana penunjang lainnya. Total nilai investasi yang disiapkan untuk proyek ini mencapai Rp10 triliun. Tak hanya menjadi gerbang ekspor batu bara, pelabuhan ini nantinya juga akan menopang pertumbuhan ekonomi lokal dan menjadi simpul perdagangan internasional baru di Sumatera.
“Investor ini menginginkan seluruh batu bara yang ada di Pulau Sumatera dapat dikumpulkan dan diekspor melalui Pelabuhan Belinyu. Ini tentu peluang besar bagi daerah,” ungkap Hidayat Arsani dalam pernyataannya.
Potensi Belinyu untuk tumbuh sebagai pusat logistik dan ekspor batu bara dinilai sangat menjanjikan. Apalagi letaknya yang strategis di wilayah timur Sumatera memungkinkan Belinyu menjadi titik temu arus perdagangan dari berbagai provinsi penghasil batu bara. Dengan kehadiran pelabuhan bertaraf internasional ini, pengiriman hasil tambang ke luar negeri dapat dipusatkan secara lebih efisien dan terintegrasi.
Lebih lanjut, Hidayat menegaskan bahwa pembangunan pelabuhan ini bukan hanya akan berdampak pada aspek ekonomi semata, melainkan juga akan menjadi titik awal untuk mendorong Belinyu sebagai wilayah administrasi baru yang mandiri. Dengan pengembangan infrastruktur perdagangan, industri, dan pariwisata, Belinyu disebut sudah layak untuk menjadi Kabupaten Bangka Utara.
“Apabila pelabuhan ini terwujud, maka Belinyu berhak mengajukan daerahnya sebagai Kabupaten Bangka Utara. Keberadaan pusat perdagangan internasional dan kawasan industri yang terbangun akan menjadi nilai tambah,” katanya.
Pemprov Kepulauan Bangka Belitung pun melihat peluang untuk mengusulkan kawasan Belinyu sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Inisiatif ini akan mempercepat pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal yang ada. Kawasan tersebut dinilai layak menjadi KEK karena memiliki keunggulan ganda: kekayaan sumber daya alam yang masih melimpah, serta panorama wisata alam dan sejarah yang eksotis.
“Belinyu tidak hanya kaya akan sumber daya alam, tetapi juga menawarkan keindahan pantai dan sejarah. Potensinya sangat besar untuk sektor industri, perdagangan, dan pariwisata,” jelas Gubernur.
Dengan proyeksi sebagai KEK, Belinyu diharapkan mampu menarik lebih banyak investor, baik dalam negeri maupun asing. Pemerintah Provinsi juga meyakini bahwa perwujudan pelabuhan internasional ini akan membawa efek domino terhadap pertumbuhan sektor lain seperti transportasi, UMKM, dan ketenagakerjaan.
Proyek ini pun menjadi salah satu wujud sinergi strategis antara investasi asing dan rencana pembangunan daerah. Pemerintah daerah berkomitmen untuk menyambut setiap investasi dengan memberikan dukungan administratif serta kemudahan regulasi, tentunya tetap dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan kepentingan masyarakat lokal.
Langkah yang diambil Pemerintah Provinsi Babel ini juga sejalan dengan upaya nasional dalam meningkatkan nilai tambah sektor pertambangan dan hilirisasi produk sumber daya alam. Dengan menjadikan Belinyu sebagai simpul ekspor batu bara se-Sumatera, maka akan terjadi efisiensi biaya logistik serta penguatan posisi tawar Indonesia di pasar batu bara global.
Dukungan terhadap rencana ini juga datang dari berbagai elemen masyarakat dan pelaku usaha lokal. Mereka melihat kehadiran pelabuhan baru sebagai peluang lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan masyarakat, serta pengembangan sektor ekonomi kreatif berbasis lokal.
Pembangunan pelabuhan Belinyu, jika berjalan sesuai rencana, tidak hanya akan menjadikan daerah ini sebagai poros ekonomi baru, tetapi juga bisa memicu pertumbuhan daerah penyangga lainnya di Bangka Belitung. Daerah yang selama ini hanya mengandalkan sumber daya alam mentah, kini dapat memanfaatkan potensi tersebut secara lebih maksimal dengan dukungan logistik dan infrastruktur modern.
Sebagai penutup, Gubernur menegaskan bahwa pihaknya akan terus memantau progres investasi dan melakukan koordinasi lintas sektor agar proyek ini tidak hanya berhenti sebagai wacana. Pemerintah daerah siap memastikan agar pembangunan pelabuhan dan transformasi Belinyu menjadi kawasan ekonomi tidak mengabaikan nilai-nilai lingkungan dan sosial yang ada.
Dengan kolaborasi erat antara pemerintah daerah dan investor, serta kesiapan infrastruktur pendukung yang memadai, Belinyu bersiap menorehkan sejarah baru sebagai pusat ekspor batu bara strategis dan pusat ekonomi terintegrasi di Sumatera.