JAKARTA - Meskipun kalender musim menunjukkan peralihan menuju kemarau, cuaca ekstrem justru kembali mendominasi sebagian besar wilayah Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyoroti kondisi atmosfer yang tetap aktif dan lembap, memicu potensi hujan lebat dan angin kencang di sejumlah daerah selama pertengahan Juli.
Dalam laporan cuaca mingguan terbaru, BMKG menekankan bahwa hingga akhir Juni lalu, hanya sekitar 30 persen wilayah Indonesia yang benar-benar telah memasuki musim kemarau secara klimatologis. Sementara itu, sebagian besar wilayah lainnya terutama di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua masih berada dalam kondisi basah dan rentan terhadap curah hujan tinggi.
Faktor atmosfer global seperti gelombang ekuator Equatorial Rossby dan Kelvin wave turut mendorong pembentukan awan-awan hujan di berbagai wilayah. Tak hanya itu, BMKG juga mengamati kemungkinan terbentuknya sirkulasi siklonik di dua wilayah berbedatimur Filipina dan barat Bengkulu yang berpotensi membentuk zona konvergensi dan memperparah cuaca ekstrem di Indonesia.
BMKG menegaskan bahwa fenomena ini tidak hanya menimbulkan hujan deras, tetapi juga angin permukaan dengan kecepatan tinggi yang bisa melampaui 25 knots. Hal ini berdampak langsung terhadap kondisi laut, dengan potensi gelombang tinggi di berbagai wilayah perairan nusantara.
“Masyarakat diminta tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, seperti hujan lebat disertai kilat atau petir, angin kencang, dan gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia,” tulis BMKG melalui situs resminya.
Imbauan ini menjadi sangat penting, terutama bagi daerah-daerah yang memiliki riwayat terdampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, atau kerusakan infrastruktur akibat angin kencang. Kesiapsiagaan masyarakat dan pemerintah daerah menjadi kunci dalam merespons dinamika cuaca yang berubah cepat.
Wilayah-Wilayah Terdampak Hujan Lebat dan Angin Kencang
Berikut adalah daftar wilayah yang diperkirakan akan mengalami cuaca ekstrem pada 15 dan 16 Juli, berdasarkan prediksi BMKG:
Selasa, 15 Juli 2025
Hujan Sedang hingga Lebat
Wilayah:
-Aceh
-Sumatera Utara
-Sumatera Barat
-Riau
-Kepulauan Riau
-Jambi
-Bengkulu
-Jakarta
-Jawa Barat
-Jawa Tengah
-Jawa Timur
-NTT
-Kalimantan Barat
-Kalimantan Tengah
-Kalimantan Timur
-Kalimantan Selatan
-Sulawesi Utara
-Gorontalo
-Sulawesi Tengah
-Sulawesi Barat
-Sulawesi Selatan
-Sulawesi Tenggara
-Maluku Utara
-Papua Barat Daya
-Papua Tengah
-Papua
-Papua Selatan
Hujan Lebat hingga Sangat Lebat
Wilayah:
-Sumatera Selatan
-Kepulauan Bangka Belitung
-Maluku
-Papua Pegunungan
Angin Kencang
Wilayah:
-Aceh
-Bengkulu
-Lampung
-Jawa Barat
-Jawa Tengah
-DI Yogyakarta
-Jawa Timur
-Bali
-NTB
-NTT
-Maluku
-Maluku Utara
-Sulawesi Utara
-Sulawesi Selatan
-Papua Barat
-Papua Selatan
Rabu, 16 Juli 2025
Hujan Sedang hingga Lebat
Wilayah:
-Aceh
-Sumatera Utara
-Sumatera Barat
-Riau
-Kepulauan Riau
-Jambi
-Bengkulu
-Jakarta
-Jawa Barat
-Jawa Tengah
-Jawa Timur
-NTT
-Kalimantan Barat
-Kalimantan Tengah
-Kalimantan Timur
-Kalimantan Selatan
-Sulawesi Utara
-Gorontalo
-Sulawesi Tengah
-Sulawesi Barat
-Sulawesi Selatan
-Sulawesi Tenggara
-Maluku Utara
-Papua Barat Daya
-Papua Tengah
-Papua
-Papua Selatan
Hujan Lebat hingga Sangat Lebat
Wilayah:
-Sumatera Selatan
-Kepulauan Bangka Belitung
-Maluku
-Papua Pegunungan
Angin Kencang
Wilayah:
-Aceh
-Bengkulu
-Lampung
-Jawa Barat
-Jawa Tengah
-DI Yogyakarta
-Jawa Timur
-Bali
-NTB
-NTT
-Maluku
-Maluku Utara
-Sulawesi Utara
-Sulawesi Selatan
-Papua Barat
-Papua Selatan
Imbauan BMKG dan Langkah Mitigasi
Cuaca ekstrem tak bisa dihindari, tapi bisa dipersiapkan. Oleh karena itu, BMKG mendorong semua pihak untuk terus memantau informasi cuaca terkini melalui kanal resmi mereka baik website, aplikasi, maupun media sosial.
Masyarakat diharapkan berhati-hati dalam berkendara di tengah hujan deras, menghindari tempat-tempat rawan pohon tumbang, serta menunda aktivitas melaut jika prakiraan menunjukkan gelombang tinggi. Pemerintah daerah juga diminta untuk mengaktifkan sistem peringatan dini dan melakukan pengecekan terhadap infrastruktur publik yang rawan terdampak.
Dengan memahami pola cuaca dan bersiap menghadapi dinamika atmosfer, risiko bencana dapat ditekan. BMKG mengingatkan bahwa meskipun musim kemarau mulai menjelang, potensi hujan lebat dan angin kencang masih akan mewarnai langit Indonesia dalam waktu dekat.