Proyek Tol

Proyek Tol Gresik Tuban Masuk RPJMN

Proyek Tol Gresik Tuban Masuk RPJMN
Proyek Tol Gresik Tuban Masuk RPJMN

JAKARTA - Setelah melewati ketidakpastian dan tarik-ulur kebijakan, proyek pembangunan Jalan Tol Gresik–Tuban akhirnya kembali mendapat angin segar. Pemerintah pusat menegaskan bahwa proyek tersebut telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2024–2029. Kepastian ini memberi harapan baru bagi masyarakat yang selama ini mendambakan akses transportasi lebih efisien di wilayah pesisir utara Jawa Timur.

Tol Gresik–Tuban memang menjadi salah satu infrastruktur penting yang dinilai mampu mendongkrak konektivitas antarkabupaten strategis seperti Gresik, Lamongan, dan Tuban. Setelah sempat diliputi ketidakpastian akibat isu pemangkasan anggaran, proyek ini akhirnya kembali masuk ke jalur prioritas pemerintah pusat.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menjadi sosok yang membawa kabar baik ini langsung kepada masyarakat. Dalam kunjungannya ke Tuban, Emil menegaskan bahwa proyek tol tersebut telah tercantum dalam dokumen resmi RPJMN yang menjadi acuan pembangunan nasional lima tahun ke depan.

“Tol Manyar–Tuban tetap masuk di dalam RPJMN,” ujar Emil, menyiratkan optimisme baru bahwa pembangunan infrastruktur di kawasan utara Jawa Timur tidak akan terhenti begitu saja.

Tak hanya itu, Emil juga menyampaikan apresiasinya kepada Presiden Prabowo Subianto yang memberikan perhatian khusus terhadap pembangunan di wilayah pantura. Baginya, komitmen dari pemerintah pusat merupakan sinyal kuat bahwa konektivitas wilayah tetap menjadi fokus utama dalam agenda pembangunan nasional.

“Kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada Bapak Presiden Prabowo. Ini langkah strategis untuk konektivitas wilayah,” ungkap Emil yang juga dikenal sebagai suami artis Arumi Bachsin.

Sebagai bagian dari jalur pantai utara yang vital, keberadaan tol ini akan membawa dampak besar, bukan hanya bagi mobilitas masyarakat, tetapi juga bagi sektor logistik dan distribusi barang. Jalur ini direncanakan membentang sepanjang kurang lebih 73 kilometer, melintasi tiga kabupaten utama di kawasan utara Jawa Timur.

Proyek Tol Gresik–Tuban dinilai sangat potensial dalam memangkas waktu tempuh perjalanan, mengurangi beban jalan arteri, serta memperlancar arus barang dari dan ke kawasan industri di wilayah tersebut. Bagi pelaku usaha maupun masyarakat umum, kehadiran jalan tol ini akan memangkas biaya logistik dan meningkatkan efisiensi perjalanan.

Namun, seperti banyak proyek besar lainnya, jalan tol ini sempat menghadapi hambatan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat di masa sebelumnya, yang menyebabkan proses pembangunan harus tertunda. Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky atau yang akrab disapa Lindra, pernah menyampaikan bahwa fokus pemerintah saat itu bergeser ke proyek Tol Gresik–Tuban, bukan lagi Demak–Tuban.

“Sempat terjadi pemangkasan anggaran oleh Presiden karena pertimbangan efisiensi,” ungkap Lindra saat membicarakan perjalanan proyek tersebut.

Meski demikian, saat ini pemerintah kembali memberi sinyal positif dengan mengalokasikan kembali dana pembangunan. Kembalinya proyek ini ke dalam daftar prioritas nasional disambut hangat oleh masyarakat dan pemerintah daerah.

Lindra pun berharap bahwa proyek yang sempat mandek ini dapat segera beranjak dari tahapan perencanaan menuju realisasi nyata di lapangan. Masyarakat Tuban dan sekitarnya menantikan bukan sekadar janji pembangunan, tetapi langkah konkret yang bisa langsung dirasakan manfaatnya.

Dengan menghubungkan tiga kabupaten besar di Jatim bagian utara, keberadaan tol ini akan membuka lebih banyak peluang bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Akses yang lebih cepat akan membuka pintu bagi investor, mempermudah mobilitas tenaga kerja, dan mempercepat pengiriman hasil produksi dari sektor industri maupun pertanian.

Tol ini juga akan mengurangi tekanan pada jalan-jalan nasional yang selama ini menjadi jalur utama angkutan barang, sekaligus meningkatkan keselamatan berkendara. Jalur bebas hambatan akan menjadi alternatif baru yang lebih efisien dan modern dibandingkan rute konvensional yang kerap mengalami kemacetan.

Tak hanya pemerintah daerah, masyarakat di sepanjang rute tol juga menyambut baik proyek ini. Banyak yang menaruh harapan besar bahwa akses tol akan membawa perubahan signifikan terhadap aktivitas perekonomian, mulai dari sektor perdagangan, logistik, hingga pariwisata lokal.

Bagi Emil Dardak, yang juga dikenal memiliki perhatian tinggi terhadap pembangunan berbasis konektivitas, proyek ini merupakan bagian penting dari transformasi infrastruktur Jatim secara menyeluruh. Ia memandang pembangunan tol sebagai langkah konkret dalam mendukung pertumbuhan wilayah secara inklusif dan berkelanjutan.

Dengan masuknya proyek ini dalam RPJMN, maka secara resmi pembangunan Tol Gresik–Tuban akan mendapatkan prioritas pendanaan dan percepatan realisasi. Ini berarti proses lelang, pembebasan lahan, hingga pelaksanaan konstruksi akan segera dirancang secara bertahap.

Meski belum disebutkan kapan pelaksanaan pembangunan fisik dimulai, sinyal kuat dari pemerintah pusat telah menjadi modal awal untuk mewujudkan tol yang sudah lama dinanti masyarakat ini. Kini, langkah selanjutnya berada di tangan pelaksana proyek dan koordinasi antara pusat dan daerah agar semua proses berjalan lancar dan sesuai jadwal.

Harapan pun semakin menguat bahwa tol yang sempat tertunda ini akan segera menjadi kenyataan. Bukan hanya sebagai proyek fisik, melainkan sebagai penghubung harapan dan pertumbuhan bagi masyarakat pesisir utara Jawa Timur.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index