Wisata

Wisata Pedesaan Marina Seitemiang, Oase Hijau di Tengah Kota Batam

Wisata Pedesaan Marina Seitemiang, Oase Hijau di Tengah Kota Batam
Wisata Pedesaan Marina Seitemiang, Oase Hijau di Tengah Kota Batam

JAKARTA - Di tengah dinamika pembangunan Batam yang terus bergerak maju sebagai kawasan ekonomi strategis, terselip sebuah ruang alami yang justru semakin menarik perhatian masyarakat: kawasan agrowisata Marina hingga Seitemiang di Kecamatan Sekupang. Wilayah yang sebelumnya dikenal sebagai sentra pertanian warga kini mulai menjelma sebagai destinasi alternatif bagi masyarakat kota yang merindukan suasana pedesaan, tanpa harus meninggalkan kota.

Tak hanya menawarkan pemandangan hijau dan udara sejuk, kawasan ini kini menjadi titik temu antara kehidupan agraris yang lestari dan kebutuhan masyarakat urban akan ruang rekreasi edukatif. Di sepanjang Jalan Ahmad Dahlan, warga dan wisatawan dapat menemukan berbagai aktivitas khas pedesaan yang semakin langka di wilayah perkotaan. Mulai dari kebun jambu, kolam pemancingan, sawah percontohan, hingga kandang ternak  semua bisa ditemukan dalam satu jalur.

Kawasan yang dulunya berjalan secara swadaya oleh para petani dan peternak lokal ini kini mendapat perhatian lebih dari pemerintah, khususnya Badan Pengusahaan (BP) Batam. Upaya pengembangan kawasan ini diarahkan untuk menjadi pusat agrobisnis terpadu yang modern, dengan mengintegrasikan lahan eks pembangunan Masjid Mohammed bin Salman (MBS) ke dalam sistem zonasi pertanian dan peternakan yang lebih rapi dan terstruktur.

Bagi warga Batam, tempat ini telah menjadi semacam pelarian dari hiruk-pikuk perkotaan. Setiap akhir pekan, kawasan Marina dan Seitemiang selalu ramai dikunjungi oleh keluarga-keluarga yang ingin memperkenalkan anak-anak mereka pada dunia pertanian dan hewan ternak secara langsung. Suasana ini memberikan nuansa edukatif yang menyenangkan, sekaligus membangkitkan kembali kesadaran akan pentingnya menjaga alam dan ketahanan pangan lokal.

“Kalau rindu suasana kampung, ke sini saja. Anak-anak juga bisa tahu bentuk sawah itu seperti apa,” kata Nirmala, seorang warga Batamcenter, yang rutin membawa keluarganya ke kebun jambu Marina untuk melepas penat.

Selain memberikan manfaat rekreasi, keberadaan kawasan ini juga turut menghidupkan roda ekonomi warga sekitar. Banyak petani dan peternak yang menggantungkan penghidupan mereka dari lahan-lahan di Marina dan Seitemiang. Kehadiran wisatawan memberi peluang tambahan bagi mereka, baik dalam bentuk penjualan hasil panen langsung, jasa wisata edukasi, maupun penyediaan konsumsi lokal.

Hasim, petani yang telah lebih dari sepuluh tahun mengelola kebun di Seitemiang, mengaku menyambut positif rencana perluasan dan pengembangan agrowisata ini. Menurutnya, kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan agribisnis akan memberi kepastian bagi pelaku usaha kecil seperti dirinya.

“Kami sangat mendukung kalau lahan ini dijadikan agrowisata dan agrobisnis. Karena kami memang sudah lama bertani di sini, dan ini bisa jadi daya tarik wisata juga,” ujarnya.

Senada dengan itu, Amir, seorang peternak di kawasan Seitemiang, menyatakan bahwa integrasi kawasan ini sebagai zona resmi agribisnis akan membawa angin segar bagi warga yang selama ini hidup dalam kekhawatiran. “Kalau sudah ditetapkan jadi kawasan agrobisnis, kami bisa beternak dan bertani dengan tenang. Ini kabar baik,” katanya dengan nada optimis.

Langkah BP Batam untuk menjadikan kawasan ini sebagai pusat agrobisnis sekaligus agrowisata modern tidak semata untuk kepentingan ekonomi. Lebih dari itu, kebijakan ini juga menyasar aspek lingkungan dan ketahanan pangan jangka panjang. Dengan sistem zonasi dan fasilitas pendukung seperti akses jalan, pusat edukasi, serta sarana produksi pertanian dan peternakan yang terintegrasi, kawasan ini diharapkan menjadi model pembangunan berkelanjutan yang bisa direplikasi di tempat lain.

Perluasan ini juga menjadi sinyal kuat bahwa pembangunan kota tidak harus selalu identik dengan gedung pencakar langit dan pusat perbelanjaan. Justru, ruang-ruang hijau seperti ini menjadi nilai tambah dalam menciptakan kota yang layak huni dan seimbang. Batam, yang selama ini dikenal dengan industri dan pariwisata baharinya, kini memiliki kesempatan untuk memperluas cakrawala wisatanya ke sektor agro dan ekowisata.

Bagi pemerintah, keberadaan kawasan ini bisa menjadi aset penting untuk mendukung program edukasi lingkungan, kemandirian pangan, dan pemberdayaan masyarakat. Bagi warga, ini adalah ruang tumbuh bersama: tempat anak-anak mengenal alam, petani mengembangkan inovasi, dan masyarakat urban kembali terhubung dengan akar budaya agraris.

“Kami ingin suasana alami ini tetap terjaga. Kalau dikelola dengan baik, ini bisa jadi kebanggaan Batam dan tempat belajar yang menyenangkan bagi anak-anak,” tutup Nirmala, yang berharap kawasan ini bisa terus berkembang tanpa kehilangan nilai-nilai keasliannya.

Dengan langkah konkret dari BP Batam dan dukungan masyarakat, kawasan Marina Seitemiang tidak hanya menjadi paru-paru kota, tetapi juga menjadi jembatan antara masa lalu dan masa depan: memelihara tradisi, memajukan inovasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index