JAKARTA - Dominasi pemain Indonesia di kancah internasional perlahan mulai menjadi fenomena yang tak bisa diabaikan. Sinyal ini kian kuat ketika nama Jay Idzes, bek tangguh Timnas Indonesia, menjadi rebutan di bursa transfer Serie A, dan pada saat yang sama, Keisuke Honda, legenda sepak bola Jepang, secara terbuka memberikan apresiasi terhadap performa skuad Garuda. Kedua kabar ini menegaskan satu hal: Timnas Indonesia kini semakin dipandang serius, baik oleh klub-klub Eropa maupun tokoh penting sepak bola Asia.
Nama Jay Idzes kembali mencuat di headline media olahraga Eropa. Setelah tampil impresif bersama Venezia dan memegang ban kapten, Idzes menjadi komoditas panas dalam bursa transfer musim panas. Klub Serie A, Udinese, disebut masih terus berupaya menggaet sang pemain, terutama setelah mereka ditinggal oleh Jaka Bijol yang memilih hijrah ke Leeds United. Absennya Bijol menyisakan lubang besar di lini pertahanan Udinese, dan manajemen klub melihat Idzes sebagai pengganti ideal.
Namun, usaha Udinese tak akan mudah. Kini muncul pesaing baru: Lecce. Klub yang bermarkas di Stadio Via del Mare itu ikut dalam perburuan tanda tangan sang kapten Venezia. Ketertarikan dari dua klub Italia ini menunjukkan bahwa performa dan reputasi Jay Idzes di Serie A tak lagi dianggap sebelah mata.
Sementara itu, perhatian publik sepak bola Asia dan Indonesia juga tertuju pada pujian yang datang dari Keisuke Honda. Mantan bintang AC Milan dan legenda Timnas Jepang ini secara terbuka memuji lonjakan performa Timnas Indonesia, terutama selama perjuangan mereka di kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Menurut Honda, skuad Garuda telah menunjukkan perkembangan signifikan yang patut diacungi jempol. Pencapaian Indonesia menembus babak keempat kualifikasi merupakan sejarah baru yang mencerminkan keseriusan dan kerja keras dari semua elemen tim.
“Langkah mereka luar biasa. Performa yang konsisten dan hasil positif lawan tim-tim kuat menunjukkan bahwa Indonesia sudah berada di jalur yang benar,” ujar Honda dalam wawancara dengan media Jepang.
Indonesia berhasil mengumpulkan 12 poin dari 10 pertandingan di Grup C dan sempat menahan imbang beberapa tim besar Asia seperti Australia, Bahrain, dan Arab Saudi. Tidak hanya itu, permainan Timnas dinilai semakin rapi secara taktik dan disiplin, menunjukkan adanya peningkatan dari segi kualitas dan mentalitas.
Dalam laporan yang sama, Honda juga menyebut bahwa keberhasilan Indonesia tak lepas dari munculnya pemain-pemain berkualitas seperti Jay Idzes, Sandy Walsh, dan Shayne Pattynama yang memperkuat kedalaman skuad dengan pengalaman internasional.
Di saat publik larut dalam euforia pujian, skuad muda Indonesia juga tengah fokus menghadapi laga krusial di ajang ASEAN U-23 Championship 2025. Di bawah asuhan Gerald Vanenburg, Timnas Indonesia U-23 bersiap melawan Malaysia dalam laga penentuan Grup A.
Meski hanya membutuhkan hasil imbang untuk melaju ke babak semifinal, Vanenburg menegaskan bahwa timnya akan tetap tampil dengan misi meraih kemenangan. “Saya selalu ingin menang di setiap pertandingan, termasuk lawan Malaysia. Saya tidak peduli siapa lawan selanjutnya, kami tetap akan berjuang untuk hasil terbaik,” tegas pelatih asal Belanda itu.
Timnas U-23 saat ini berada di puncak klasemen dengan raihan enam poin dari dua laga, hasil yang memberikan kepercayaan diri tinggi pada anak-anak Garuda Muda. Laga melawan Malaysia menjadi kesempatan emas untuk menunjukkan dominasi sekaligus menjaga tren positif hingga ke fase gugur.
Di luar lapangan sepak bola, perhatian penggemar olahraga juga tertuju pada Indonesian Basketball League (IBL) 2025, di mana Dewa United Banten mencetak sejarah dengan menjuarai kompetisi usai mengalahkan juara bertahan Pelita Jaya Jakarta. Laga penentu berlangsung ketat dan dramatis, berakhir dengan skor tipis 74-73 untuk keunggulan Dewa United.
Gelar ini menjadi pencapaian pertama Dewa United sejak bergabung di IBL pada 2021, membuktikan bahwa semangat dan kerja keras bisa membawa tim menembus dominasi lama.
Sementara itu di belahan dunia lain, Lionel Messi kembali menorehkan sejarah. Bersama Inter Miami, sang megabintang mencetak dua gol ke gawang New York Red Bulls, menjadikannya kini pemegang rekor gol non-penalti terbanyak, melewati Cristiano Ronaldo. Messi kini mengoleksi 764 gol tanpa penalti, unggul satu dari Ronaldo, dan mencapainya dalam 167 pertandingan lebih sedikit.
Namun dari semua pencapaian itu, atensi terbesar tetap mengarah pada sepak bola Indonesia. Meningkatnya daya saing Timnas, keterlibatan pemain diaspora, serta pengakuan dari tokoh besar seperti Honda menjadi bukti bahwa transformasi yang dilakukan PSSI dan para pelatih membawa dampak konkret.
Kini, publik menanti ke mana Jay Idzes akan berlabuh. Apakah Udinese akan memenangkan perburuan, atau Lecce berhasil merebutnya di menit akhir? Terlepas dari itu, yang pasti, sepak bola Indonesia sudah berada dalam radar dunia dan tidak hanya menjadi penonton, tetapi kini ikut bersaing dan diperhitungkan.