JAKARTA - Pada hari Jumat, 25 Juli 2025, Lawangsewu di Semarang menjadi saksi peluncuran resmi Jasirah Race, sebuah lomba yang dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, dan Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi. Acara ini tidak hanya sekadar kompetisi, tetapi juga merupakan langkah inovatif dalam mempromosikan kekayaan wisata dan sejarah yang dimiliki oleh Jawa Tengah. Dengan format yang menarik, Jasirah Race mengajak peserta untuk menjelajahi lima kota dalam waktu tiga hari dua malam, menjadikan pengalaman ini sebagai ajang yang penuh petualangan dan pengetahuan.
Jasirah Race melibatkan 20 tim peserta yang akan berkeliling di lima kota ikonik: Semarang, Tegal, Purwokerto, Solo, dan Yogyakarta. Setiap tim akan menggunakan kereta api dan ojek online sebagai moda transportasi utama, yang tidak hanya memberikan kenyamanan tetapi juga mendukung sektor transportasi lokal. Dengan cara ini, peserta tidak hanya berkompetisi, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian daerah yang mereka kunjungi.
Tantangan utama dalam Jasirah Race adalah mencari situs sejarah, destinasi wisata, dan UMKM kuliner di setiap kota berdasarkan petunjuk yang diberikan. Ini adalah kesempatan bagi peserta untuk menggali lebih dalam tentang warisan budaya dan sejarah yang ada di Jawa Tengah. Setiap kota memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri, dan peserta diharapkan dapat menemukan dan mengapresiasi hal-hal tersebut selama perlombaan.
- Baca Juga Strategi Arbitrase di Pasar Crypto
Kepala Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, dalam sambutannya menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan potensi wisata dan sejarah di Jawa Tengah. “Jasirah Race adalah upaya untuk mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya kita. Melalui kompetisi ini, kami berharap dapat mendorong minat wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Tengah,” ujarnya.
Gubernur Jateng, Ahmad Luthfi, juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari strategi untuk mempromosikan pariwisata di daerah. “Dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan seperti ini, kita dapat menciptakan pengalaman yang menarik dan mendidik. Selain itu, ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan produk-produk lokal dari UMKM yang ada di setiap kota,” katanya.
Jasirah Race tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi peserta, tetapi juga menjadi ajang promosi bagi destinasi wisata dan kuliner lokal. Setiap tim akan berinteraksi dengan masyarakat setempat, mencicipi kuliner khas, dan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yang mungkin belum banyak diketahui oleh wisatawan. Ini adalah kesempatan untuk memperkenalkan potensi yang ada dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui sektor pariwisata.
Selama tiga hari dua malam, peserta akan ditantang untuk menyelesaikan berbagai misi yang telah ditentukan. Misi ini tidak hanya menguji pengetahuan dan keterampilan mereka dalam menjelajahi kota, tetapi juga kemampuan mereka untuk bekerja sama dalam tim. Dengan adanya elemen kompetisi, diharapkan peserta dapat lebih termotivasi untuk berpartisipasi aktif dan menjelajahi setiap sudut kota yang mereka kunjungi.
Jasirah Race juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kegiatan serupa di masa depan. Dengan menggabungkan elemen kompetisi, edukasi, dan promosi pariwisata, kegiatan ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengembangkan potensi wisata mereka. Selain itu, kegiatan ini juga dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian sejarah dan budaya di tengah arus modernisasi yang semakin pesat.
Sebagai penutup, Jasirah Race adalah inisiatif yang menarik dan inovatif dalam mempromosikan wisata dan sejarah Jawa Tengah. Dengan melibatkan masyarakat dan peserta dari berbagai latar belakang, kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman yang menyenangkan, tetapi juga mendidik. Melalui kompetisi ini, diharapkan semakin banyak orang yang tertarik untuk menjelajahi dan menghargai kekayaan budaya yang dimiliki oleh Jawa Tengah. Mari kita dukung kegiatan ini dan saksikan bagaimana Jasirah Race dapat mengubah cara kita melihat dan menghargai warisan budaya kita.