JAKARTA - Di tengah tantangan industri infrastruktur jalan tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk menunjukkan ketangguhan kinerja meski mengalami penurunan laba bersih pada semester I 2025. Perusahaan pelat merah tersebut tetap mampu menjaga stabilitas bisnis dengan menerapkan strategi efisiensi yang efektif serta mempertahankan performa operasional yang solid.
Laporan keuangan Jasa Marga mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,87 triliun hingga paruh pertama tahun 2025. Angka ini mengalami penurunan 20,27 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp2,34 triliun. Meski demikian, pencapaian tersebut dianggap tetap mencerminkan kekuatan fundamental perusahaan dalam menjaga stabilitas bisnis di tengah berbagai tantangan ekonomi dan operasional.
Penurunan laba bersih tersebut turut dipengaruhi oleh menurunnya pendapatan perseroan. Secara tahunan, total pendapatan Jasa Marga turun 0,99 persen menjadi Rp12,94 triliun, dibandingkan Rp13,07 triliun pada periode serupa tahun sebelumnya. Meski tipis, penurunan ini tetap menjadi tantangan yang harus dijawab melalui inovasi dan efisiensi.
Direktur Utama Jasa Marga, Rivan Achmad Purwantono, menyampaikan bahwa strategi perusahaan berfokus pada penguatan efisiensi biaya dan pengendalian beban usaha. Ia menyoroti bahwa perusahaan mencatat penurunan biaya keuangan secara konsolidasi sebesar 20,4 persen secara tahunan, sebagai hasil dari strategi keuangan yang terstruktur dan pelaksanaan aksi korporasi yang tepat sasaran.
Salah satu langkah strategis yang turut mendukung efisiensi ini adalah aksi korporasi Equity Financing di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) yang dilakukan oleh Jasa Marga pada kuartal IV 2024. Inisiatif tersebut memberikan ruang likuiditas sekaligus memperkuat struktur permodalan perusahaan ke depan.
“Capaian ini mencerminkan kekuatan fundamental perusahaan dalam menjaga performa bisnis secara konsisten,” ujar Rivan.
Di sisi lain, pendapatan utama Jasa Marga masih didominasi oleh kontribusi dari bisnis inti yaitu pendapatan tol yang mencapai Rp8,8 triliun. Selain itu, pendapatan dari usaha lainnya turut berkontribusi sebesar Rp696 miliar. Keduanya menjadi komponen penting dalam menjaga arus kas dan menopang keberlanjutan bisnis.
Meski mengalami tekanan laba, EBITDA perusahaan justru mengalami pertumbuhan. Realisasi EBITDA tercatat sebesar Rp6,4 triliun, tumbuh 4,1 persen dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini juga memperlihatkan keberhasilan Jasa Marga dalam mempertahankan margin operasional. Realisasi EBITDA Margin tercatat sebesar 67,3 persen, memperlihatkan efisiensi yang tetap terjaga.
“Hal ini menunjukkan komitmen perseroan dalam menerapkan strategi pengendalian beban usaha serta fokus pada optimalisasi efisiensi dan efektivitas operasional, yang secara keseluruhan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja keuangan Perseroan,” kata Rivan lebih lanjut.
Dari sisi operasional, Jasa Marga juga berhasil mencatatkan peningkatan volume kendaraan yang melintasi jalan tol di bawah pengelolaannya. Sepanjang semester I 2025, total volume transaksi kendaraan yang tercatat di jaringan jalan tol Jasa Marga Group mencapai 637,3 juta kendaraan. Jumlah ini mengalami peningkatan meskipun tipis, yaitu sebesar 0,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.
Peningkatan volume transaksi ini turut berdampak positif terhadap lalu lintas harian rata-rata (LHR), yang mencapai sekitar 3,5 juta kendaraan setiap harinya. Angka ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan tol yang dikelola Jasa Marga masih menjadi pilihan utama masyarakat dalam mobilitas harian maupun perjalanan antarkota.
Meskipun menghadapi fluktuasi pendapatan dan tantangan operasional yang cukup signifikan, Jasa Marga menunjukkan kemampuan adaptif dalam menjaga keberlanjutan bisnis. Perusahaan berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan, memperkuat efisiensi internal, dan berinovasi dalam pengembangan jaringan jalan tol serta layanan berbasis teknologi.
Dalam beberapa tahun terakhir, transformasi digital juga menjadi perhatian serius Jasa Marga. Melalui anak usaha dan integrasi teknologi di bidang transaksi elektronik, pengelolaan lalu lintas, serta pemeliharaan infrastruktur, perusahaan terus berupaya mengoptimalkan pengalaman pengguna jalan dan menjaga performa jangka panjang.
Dengan menjaga efisiensi dan terus melakukan optimalisasi bisnis, Jasa Marga percaya dapat menghadapi tekanan eksternal dan mempertahankan posisi strategisnya sebagai pemimpin di sektor jalan tol nasional. Langkah-langkah ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong konektivitas dan pembangunan infrastruktur sebagai pilar pertumbuhan ekonomi nasional.
Meski mencatat penurunan laba bersih di semester I 2025, Jasa Marga tetap berada di jalur pertumbuhan jangka panjang dengan pendekatan yang terukur. Fokus pada efisiensi, stabilitas operasional, serta pengembangan jaringan tol akan terus menjadi prioritas utama perusahaan demi menjawab kebutuhan mobilitas nasional yang terus meningkat.