Bank

Bank Jatim Fokus Digital dan Ekspansi Ekosistem

Bank Jatim Fokus Digital dan Ekspansi Ekosistem
Bank Jatim Fokus Digital dan Ekspansi Ekosistem

JAKARTA - Dalam lanskap perbankan yang semakin kompetitif dan dinamis, Bank Jatim menunjukkan konsistensinya sebagai salah satu pemain daerah yang mampu menjaga kinerja positif, tidak hanya dari sisi keuangan, tetapi juga dalam mengembangkan layanan berbasis digital dan memperkuat kolaborasi ekosistem. Capaian laba bersih Rp703 miliar pada semester I tahun 2025 bukan sekadar angka, melainkan buah dari strategi berkelanjutan yang melibatkan transformasi digital, efisiensi operasional, dan sinergi multipihak.

Keberhasilan Bank Jatim menjaga momentum pertumbuhan pada paruh pertama tahun ini tercermin dari sejumlah indikator utama. Akselerasi bisnis yang konsisten dapat dilihat dari pertumbuhan kredit, transaksi nasabah, serta kualitas aset yang tetap terkendali. Namun yang lebih menarik untuk dicermati adalah bagaimana Bank Jatim mulai menata ulang pilar-pilar bisnisnya melalui digitalisasi dan pembangunan ekosistem inklusif yang menjangkau pelaku usaha, masyarakat, hingga pemerintah daerah.

Plt. Direktur Utama Bank Jatim, Arif Suhirman, menegaskan bahwa capaian tersebut bukanlah hasil dari kerja sesaat, melainkan dari strategi komprehensif yang terus dijalankan secara disiplin. Ia menyampaikan bahwa total aset Bank Jatim secara konsolidasi telah mencapai Rp118,15 triliun atau meningkat 16,71 persen secara tahunan (YoY).

"Total laba bersih bank only kami mencapai Rp703 miliar atau tumbuh 13,26 persen (YoY). Kami bersyukur bahwa Bank Jatim masih mampu membukukan kinerja yang cukup baik, terutama dalam perolehan laba bersih. Kami berkomitmen akan selalu berusaha mewujudkan visi misi Bank Jatim menjadi BPD no. 1 di Indonesia,” ujarnya.

Di tengah tekanan ekonomi makro yang belum sepenuhnya pulih, pertumbuhan penyaluran kredit yang mencapai 15,91 persen (YoY) menjadi bukti bahwa Bank Jatim mampu memanfaatkan peluang dengan baik. Nilai kredit yang disalurkan (bank only) selama semester pertama tahun ini mencapai Rp67,31 triliun, sekaligus menjadi indikator tingginya permintaan pembiayaan dari masyarakat dan pelaku usaha.

“Ini menandakan masih terdapat kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat. Memang tidak dipungkiri akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan pekerjaan baru, sehingga ekonomi dapat berputar dan tumbuh,” jelas Arif.

Tak hanya fokus pada sisi komersial, Bank Jatim juga aktif melakukan transformasi ke arah digital. Hal ini terlihat dari penguatan lini layanan berbasis teknologi melalui produk JConnect. Inovasi ini menjadi motor penggerak utama dalam upaya merangkul masyarakat lebih luas dan menyederhanakan akses layanan perbankan.

Arif memaparkan bahwa sepanjang semester I 2025, pengguna JConnect Mobile tumbuh 21,99 persen secara tahunan dengan nilai transaksi mencapai Rp29,41 triliun. Di sisi lain, JConnect Internet Banking juga mengalami peningkatan, dengan jumlah pengguna mencapai 10.496 atau naik 15,89 persen secara tahunan. Total transaksi dari kanal ini mencapai Rp5,70 triliun.

Lebih lanjut, ekspansi jaringan melalui kanal unorganik seperti Agen Jatim juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Jumlah user mencapai 14.008 dengan pertumbuhan 38,68 persen YoY, dan total transaksi mencapai Rp190,06 miliar. Pertumbuhan serupa juga terjadi pada adopsi layanan QRIS, di mana merchant yang tergabung meningkat 25,20 persen menjadi 167.598 dengan nilai transaksi sebesar Rp916,36 miliar.

Tak hanya itu, aplikasi Jatim Kilat sebagai alat bantu dalam pelayanan permintaan kredit menunjukkan kinerja yang terus menanjak. Menurut Arif, pertumbuhan berbagai platform digital tersebut menjadi sinyal positif bahwa masyarakat semakin menerima dan memanfaatkan layanan perbankan digital dari Bank Jatim.

Strategi yang dijalankan tidak berhenti di situ. Ke depan, Arif menekankan pentingnya tiga fokus utama yang akan menjadi pendorong kinerja Bank Jatim untuk tetap kompetitif. Pertama, perbaikan kualitas aset secara berkelanjutan. Kedua, integrasi seluruh elemen bisnis mulai dari pemerintah daerah, UMKM, hingga masyarakat umum ke dalam ekosistem digital yang saling terhubung. Ketiga, aksi korporasi berupa penerbitan obligasi untuk mendukung ekspansi dan menjaga stabilitas likuiditas.

“Ini merupakan rangkaian rencana strategis untuk menjadi BPD nomor satu di Indonesia,” tegasnya.

Dalam menghadapi semester kedua, Bank Jatim telah menyusun strategi untuk menjaga momentum yang sudah dibangun. Pendekatannya berfokus pada pertumbuhan berkualitas, peningkatan efisiensi, serta eksplorasi sumber pendapatan baru. Arif menambahkan, “Kami akan terus bekerja keras untuk mencapai target yang telah ditetapkan dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan."

Tak ketinggalan, reputasi Bank Jatim juga mendapat pengakuan dari berbagai pihak. Selama paruh pertama tahun ini, sejumlah penghargaan berhasil diraih, mulai dari Infobank Digital Brand Awards Isentia 2025, Marketing Contact Center Service Excellence Awards, hingga Indonesia Public Relation Awards 2025 dari Warta Ekonomi.

Dengan pencapaian dan arah strategis yang dijalankan, Bank Jatim tidak hanya menjadi institusi keuangan daerah yang adaptif terhadap tantangan zaman, tetapi juga aktor penting dalam memperkuat struktur ekonomi lokal berbasis teknologi dan inklusivitas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index