BRI

BRI Fokus UMKM, Kredit Capai Rp1.416 Triliun

BRI Fokus UMKM, Kredit Capai Rp1.416 Triliun
BRI Fokus UMKM, Kredit Capai Rp1.416 Triliun

JAKARTA - Kinerja pembiayaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI terus menunjukkan ketangguhannya di tengah dinamika ekonomi. Pada semester I-2025, bank pelat merah ini berhasil mencatat penyaluran kredit sebesar Rp1.416,62 triliun, tumbuh 5,97 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

Dari jumlah tersebut, sebagian besar diserap oleh sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mencerminkan komitmen kuat BRI dalam memperkuat fondasi ekonomi kerakyatan. Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menyampaikan bahwa porsi pembiayaan untuk UMKM mencapai Rp1.137,84 triliun, atau sekitar 80,32 persen dari total kredit yang disalurkan.

“Penyaluran kredit tumbuh 6 persen secara year on year menjadi Rp1.416,6 triliun. Di total kredit yang disalurkan, segmen UMKM memegang porsi yang terbesar,” ujar Hery.

Langkah BRI ini sekaligus mempertegas posisi mereka sebagai lembaga perbankan yang menjadi ujung tombak pembiayaan sektor produktif di Tanah Air. Tidak hanya menyasar sektor konsumtif, strategi ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan melalui penguatan pelaku usaha kecil dan menengah.

Selain mencatat pertumbuhan kredit, BRI juga menunjukkan perbaikan dari sisi kualitas aset. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) secara bruto tercatat turun ke angka 3,23 persen. Sedangkan NPL bersih (net) menipis menjadi 0,99 persen per akhir Juni 2025. Perbaikan ini menjadi indikator positif dalam manajemen risiko dan efektivitas penyaluran kredit oleh perseroan.

Dari sisi pendanaan, kinerja BRI juga terbilang solid. Dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun hingga pertengahan tahun ini mencapai Rp1.482,12 triliun, tumbuh 6,65 persen yoy. Mayoritas DPK bersumber dari dana murah atau current account saving account (CASA) yang mendominasi dengan porsi 65,51 persen.

Dengan pertumbuhan penyaluran kredit yang sejalan dengan perolehan dana pihak ketiga, rasio loan to deposit ratio (LDR) BRI terjaga pada level sehat. Tercatat, LDR BRI secara konsolidasi berada di angka 84,97 persen. Keseimbangan ini mengindikasikan efisiensi dalam fungsi intermediasi bank tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian.

Total aset BRI juga mengalami pertumbuhan yang signifikan. Pada semester pertama 2025, aset perseroan naik 6,52 persen menjadi Rp2.098,23 triliun. Pertumbuhan aset ini mencerminkan ekspansi bisnis yang berkelanjutan sekaligus memperkuat posisi BRI sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia.

Meski demikian, BRI menghadapi tekanan pada sisi profitabilitas. Laba bersih periode berjalan pada semester I-2025 tercatat sebesar Rp26,53 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebesar 11,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp29,89 triliun.

Pendapatan bunga yang dihimpun BRI tercatat naik 2,6 persen yoy menjadi Rp102,37 triliun. Namun, beban bunga juga turut meningkat 2,07 persen menjadi Rp29,10 triliun. Kenaikan beban ini berkontribusi pada penyusutan margin keuntungan, meskipun secara keseluruhan BRI masih mencatat kinerja keuangan yang solid.

Fokus pembiayaan pada sektor UMKM memang menjadi strategi jangka panjang BRI, sekaligus bentuk keberpihakan pada sektor yang terbukti tangguh dalam menghadapi berbagai gejolak ekonomi. Dalam berbagai kesempatan, Hery Gunardi menyatakan bahwa pembiayaan kepada UMKM tidak hanya berdampak positif terhadap bisnis BRI, tapi juga terhadap ketahanan ekonomi nasional secara umum.

Pendekatan yang dilakukan BRI dalam menyalurkan kredit ke UMKM tidak lepas dari pemanfaatan teknologi, pemetaan risiko berbasis data, serta penguatan ekosistem digital. Hal ini memungkinkan efisiensi proses, perluasan akses layanan, dan peningkatan kualitas debitur.

Komitmen ini sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang terus mendorong penguatan sektor UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia. Melalui berbagai inisiatif, termasuk kolaborasi dengan kementerian dan lembaga, BRI berperan aktif dalam memperluas jangkauan pembiayaan inklusif ke pelosok negeri.

Dengan capaian ini, BRI tidak hanya menunjukkan kekuatan finansial, tetapi juga relevansi peran sebagai institusi yang menjalankan mandat pembangunan. Di tengah tantangan ekonomi global dan domestik, keberhasilan BRI menjaga pertumbuhan kredit, terutama kepada UMKM, menjadi sinyal positif bagi sektor perbankan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index