JAKARTA - Dalam upaya memperkuat sistem logistik nasional yang efisien dan ramah lingkungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memulai tahap awal distribusi 60 unit gerbong datar ke wilayah operasional Divre III Palembang. Inisiatif ini bukan sekadar pengadaan sarana angkutan, melainkan menjadi langkah konkret menuju pencapaian target ambisius KAI dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) Angkutan Barang tahun 2029.
Pengiriman gerbong ini dilaksanakan oleh anak usaha KAI, yaitu KAI Logistik, yang memulai pengangkutan sejak 6 Juli 2025 dari pabrik PT INKA di Banyuwangi. Seluruh unit telah tiba di Palembang dan siap dioperasikan. Gerbong datar bertipe BM 54 ton ini memiliki kapasitas angkut 15 ton per unit, sehingga secara total mampu mengangkut hingga 4.050 ton barang dalam satu kali pengiriman.
“Pengiriman ini merupakan bagian dari transformasi KAI Group dalam memperkuat simpul-simpul logistik nasional yang andal dan berkelanjutan,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.
Penguatan layanan logistik berbasis rel memang menjadi prioritas dalam beberapa tahun terakhir. Dengan target jangka panjang yang telah ditetapkan dalam RJPP 2029, KAI berupaya meningkatkan daya saing angkutan barang dengan mengandalkan moda kereta api, yang dinilai lebih stabil, hemat energi, dan minim emisi dibandingkan angkutan jalan raya.
Gerbong datar tipe BM 54 ini dirancang secara khusus untuk mengangkut komoditas berat dan berdimensi besar. Tak hanya kontainer dan material konstruksi, sarana ini juga akan difungsikan untuk distribusi batu bara sebagai bahan baku utama pembangkit listrik nasional. Secara tidak langsung, langkah ini juga mempercepat transisi logistik nasional dari jalan ke rel—salah satu elemen penting dalam agenda dekarbonisasi sektor transportasi.
Pengiriman ke wilayah Sumatera Bagian Selatan ini merupakan bagian dari rencana besar KAI dalam mengadakan total 1.125 unit gerbong datar hingga Juli 2026. Seluruh proses distribusi dilakukan melalui pendekatan multimoda, melibatkan kombinasi jalur darat dan laut, termasuk memanfaatkan Pelabuhan Merak dan Bakauheni sebagai simpul penghubung. Proses pengangkutan menggunakan truk trailer, kapal penyeberangan, serta dukungan peralatan berat seperti crane dan forklift. KAI memastikan seluruh tahapan dijalankan secara efisien dan aman dengan pengawasan ketat, mulai dari inspeksi awal, verifikasi unit, hingga pelacakan posisi secara berkala.
Tak tanggung-tanggung, KAI mengalokasikan dana investasi sebesar Rp1,05 triliun untuk pengadaan ribuan gerbong tersebut. Investasi ini sekaligus menjadi strategi jangka panjang perusahaan dalam menciptakan layanan logistik berbasis rel yang kompetitif di tengah dinamika industri transportasi nasional.
“Pengadaan ini menjadi bagian penting dalam pencapaian target RJPP KAI 2029 dalam Angkutan Barang, yaitu mengangkut 111,2 juta ton batu bara dan 10,9 juta ton barang non-batu bara,” jelas Anne.
Lebih dari sekadar penguatan armada, inisiatif ini juga menunjukkan keberpihakan KAI terhadap kemandirian industri dalam negeri. Seluruh gerbong diproduksi oleh PT Industri Kereta Api (INKA), perusahaan manufaktur nasional yang telah memiliki rekam jejak dalam penyediaan sarana transportasi berbasis rel. KAI memastikan bahwa seluruh proses produksi mengutamakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) secara optimal. Langkah ini selaras dengan kebijakan pemerintah dalam mendorong industrialisasi nasional dan penguatan rantai pasok lokal.
Kehadiran gerbong datar produksi lokal juga menjadi simbol sinergi antara BUMN transportasi dan industri manufaktur dalam negeri. KAI tidak hanya membangun sistem logistik yang efisien, tetapi juga mendorong tumbuhnya ekosistem industri nasional yang mandiri dan berdaya saing.
Selain memperkuat kapasitas angkutan, langkah ini juga merupakan strategi jangka panjang KAI dalam menghadirkan layanan yang berorientasi pada keberlanjutan. Dengan beralih ke moda rel, distribusi logistik diharapkan lebih ramah lingkungan, mengurangi emisi karbon, serta menekan dampak kerusakan jalan akibat beban truk yang berlebihan. Ini sejalan dengan transformasi global di sektor transportasi yang mengedepankan efisiensi energi dan keberlanjutan.
Langkah awal ini sekaligus mempertegas posisi KAI sebagai penggerak utama dalam mewujudkan konektivitas logistik nasional yang modern dan berkelanjutan. Pengiriman gerbong datar ke Sumatera Bagian Selatan bukan hanya memperluas jaringan operasional angkutan barang, tetapi juga menunjukkan bahwa Indonesia mampu menghadirkan solusi logistik yang handal melalui hasil produksi sendiri.
Dengan demikian, proyek pengadaan 1.125 gerbong datar ini tidak hanya berdampak pada sektor transportasi, tetapi juga menyentuh aspek ekonomi, industri, hingga lingkungan. Investasi besar dan perencanaan matang menjadi bukti bahwa KAI tengah menyiapkan landasan kokoh untuk menjawab tantangan logistik masa depan Indonesia.