JAKARTA - Upaya Indonesia dalam memperkuat kehadirannya di panggung global kini tidak hanya diwujudkan melalui diplomasi politik dan ekonomi semata, tetapi juga lewat pendekatan spiritual dan budaya. Salah satu manifestasinya yang tengah menjadi sorotan adalah proyek ambisius bernama Kampung Haji Alhijaz Indonesia di Kota Makkah, Arab Saudi.
Proyek kolosal ini digagas oleh Yayasan Kampung Haji Alhijaz Indonesia, dengan Dt. Haji Indra Wijaya sebagai Sekretaris Jenderal yang sekaligus menjadi motor utama penggeraknya. Dengan nilai investasi fantastis mencapai US$10 miliar, pembangunan kawasan hunian terintegrasi ini digadang-gadang akan menjadi rumah kedua bagi puluhan ribu jamaah haji dan umrah asal Indonesia setiap tahunnya.
Bukan sekadar bangunan fisik, kompleks ini didesain sebagai simbol dari pelayanan terbaik Indonesia terhadap tamu Allah, sekaligus representasi diplomasi umat Islam Nusantara di pusat peradaban Islam dunia.
Proyek Raksasa Dekat Masjidil Haram
Berjarak hanya 1,4 kilometer dari Masjidil Haram, proyek ini dibangun di wilayah strategis Quday, Makkah. Dengan luas lahan 38,6 hektare, kompleks ini akan dihuni oleh 41 menara setinggi 30 lantai, yang mampu menampung 25.000 kamar untuk 67.500 jamaah.
Tak hanya mengedepankan kapasitas besar, fasilitas pendukung yang dirancang juga berkelas dunia. Klinik kesehatan, dapur umum berskala industri, pusat logistik mandiri, serta sistem transportasi internal berupa skytrain sepanjang 1,2 kilometer disiapkan untuk menjamin kenyamanan dan efisiensi mobilitas jamaah selama di tanah suci.
Indra Wijaya menegaskan, proyek ini tidak hanya sekadar membangun infrastruktur berskala besar, tetapi memiliki nilai spiritual dan nasional yang mendalam.
"Kami ingin menciptakan warisan spiritual dan ekonomi jangka panjang bagi umat Islam Indonesia. Ini adalah kontribusi nyata Indonesia dalam pelayanan haji kelas dunia, memperkuat diplomasi umat, dan menjadi pusat dakwah serta budaya Islam Nusantara di jantung peradaban Islam," ucapnya dalam konferensi pers di Jakarta.
Sinergi Internasional dalam Eksekusi Proyek
Untuk merealisasikan proyek raksasa ini, Yayasan Kampung Haji Alhijaz Indonesia menggandeng PT NTB Satu Nusantara serta perusahaan internasional Caltech Trading Company yang berbasis di Amerika Serikat. Kolaborasi tersebut menunjukkan bahwa proyek ini dikelola dengan pendekatan profesional dan berorientasi global.
Menurut rencana, proses pembangunan akan memakan waktu selama 36 bulan, dimulai dari tahap perizinan dan legalitas lahan, hingga pada akhirnya direncanakan akan diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia.
Keterlibatan lembaga dan perusahaan dalam serta luar negeri ini menjadi bukti bahwa proyek Kampung Haji Alhijaz Indonesia memiliki posisi strategis, tidak hanya bagi umat Islam di Indonesia, tetapi juga dalam konteks relasi bilateral Indonesia-Arab Saudi serta dalam konstelasi umat Islam dunia secara umum.
Solusi Jangka Panjang bagi Jamaah Haji
Setiap musim haji, berbagai persoalan klasik terus membayangi jamaah Indonesia mulai dari mahalnya tarif penginapan, lokasi yang jauh dari Masjidil Haram, hingga fasilitas yang minim. Kompleks hunian ini dirancang untuk menjawab permasalahan tersebut secara komprehensif dan jangka panjang.
Dengan pengelolaan yang profesional dan fasilitas modern, jamaah haji dan umrah Indonesia diharapkan bisa menikmati kenyamanan maksimal dalam beribadah, tanpa harus khawatir terhadap urusan logistik sehari-hari. Sistem pengelolaan terpadu dan efisiensi layanan juga akan meningkatkan kualitas ibadah dan kesehatan fisik jamaah.
“Saya membayangkan, betapa bahagianya para jamaah haji kelak bisa beristirahat dengan nyaman dan tenang setelah beribadah di Masjidil Haram. Sebuah mimpi yang kini perlahan menjadi kenyataan,” ungkap Indra Wijaya dengan nada optimistis.
Diplomasi Budaya dan Dakwah Islam Nusantara
Lebih dari aspek logistik dan kenyamanan, Kampung Haji Alhijaz Indonesia juga akan menjadi pusat dakwah Islam Nusantara. Dengan membawa nilai-nilai keislaman khas Indonesia yang moderat, toleran, dan penuh nilai budaya, proyek ini juga akan menjadi etalase Islam ala Indonesia yang dipertontonkan di panggung internasional.
Sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk berkontribusi dalam memajukan pelayanan haji global. Pembangunan Kampung Haji ini adalah bentuk konkret dari kontribusi tersebut.
Selain berdampak pada sektor keagamaan, proyek ini juga berpotensi menggerakkan sektor ekonomi halal, pemberdayaan UMKM diaspora, hingga pariwisata religi lintas negara yang berbasis pada identitas keislaman Indonesia.
Harapan sebagai Warisan Peradaban
Jika proyek ini berjalan sesuai rencana, maka dalam tiga tahun ke depan Indonesia akan memiliki landmark penting di pusat kota suci Makkah sebuah tempat yang akan menjadi oasis spiritual dan kultural bagi jamaah Indonesia di masa kini maupun generasi mendatang.
“Proyek ini bukan hanya sekadar pembangunan infrastruktur,” kata Indra Wijaya kembali menegaskan. “Ini adalah warisan peradaban yang akan mengharumkan nama Indonesia di dunia Islam.”
Dengan semangat membangun dari hati, proyek Kampung Haji Alhijaz Indonesia menjadi cermin dari cita-cita besar: menghadirkan kenyamanan ibadah sekaligus memperkuat diplomasi budaya dan spiritual Indonesia di level global.