Olahraga

Olahraga Pencak Silat Internasional: Ajang Ekonomi Daerah

Olahraga Pencak Silat Internasional: Ajang Ekonomi Daerah
Olahraga Pencak Silat Internasional: Ajang Ekonomi Daerah

JAKARTA - Kejuaraan Pencak Silat Internasional yang digelar di Medan bukan hanya ajang olahraga biasa, melainkan juga menjadi penggerak utama bagi pertumbuhan ekonomi lokal di Sumatera Utara. Dengan partisipasi ribuan pesilat dari dalam dan luar negeri, event ini membawa dampak positif tidak hanya bagi dunia olahraga, tetapi juga membuka peluang bisnis dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.

Partisipasi Terbesar dalam Sejarah Kejuaraan Silat

The 3rd International Indonesia Pencak Silat Open Championship 2025 menjadi tonggak sejarah karena kali pertama diselenggarakan di luar Jakarta. Sebanyak 3.620 pesilat dari 20 negara dan berbagai provinsi di Indonesia ikut ambil bagian, menjadikannya kejuaraan pencak silat internasional terbesar sepanjang sejarah di tanah air. Antusiasme peserta dan penonton sangat tinggi, terlihat dari okupansi penuh di lima hotel utama yang direkomendasikan panitia, yakni Hotel Madani, Mercure, Emerald Garden, Nivia, dan Grand Inna.

Dampak Positif pada Sektor Perhotelan dan Transportasi

Dampak ekonomi dari kejuaraan ini sangat nyata dirasakan di berbagai sektor. Sektor perhotelan mencatat pendapatan signifikan dengan tingkat hunian kamar yang hampir 100 persen selama masa acara berlangsung. Tarif kamar rata-rata Rp 800 ribu per malam memperlihatkan kontribusi besar terhadap pendapatan daerah. Selain hotel, sektor transportasi lokal seperti ojek online, rental mobil, dan layanan travel juga mendapatkan manfaat dari lonjakan kebutuhan mobilitas peserta dan pengunjung.

Pemberdayaan UMKM Melalui Stand Kuliner dan Produk Lokal

Salah satu aspek paling menarik adalah pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang difasilitasi oleh panitia kejuaraan. Sekitar 120 UMKM diberikan kesempatan membuka stan untuk menjajakan berbagai produk, mulai dari kuliner khas daerah, suvenir budaya, hingga perlengkapan olahraga pencak silat. Biaya sewa stan sebesar Rp 2,5 juta untuk tujuh hari dinilai sebagai investasi yang menjanjikan karena transaksi selama event berlangsung cukup padat, terutama saat jeda pertandingan. Pendapatan bersih yang didapatkan UMKM selama ajang tersebut diperkirakan mencapai Rp 2,52 miliar, sebuah angka yang menunjukkan peluang ekonomi yang besar dari event olahraga.

Kontribusi Peserta dan Penonton terhadap Perputaran Uang

Selain UMKM, para peserta dan penonton juga berkontribusi secara langsung terhadap perputaran uang di daerah. Peserta asing yang berjumlah sekitar 724 orang menghabiskan rata-rata Rp 10 juta selama tujuh hari penyelenggaraan, sehingga total pengeluaran mereka mencapai Rp 7,24 miliar. Sementara itu, peserta lokal yang mencapai 2.896 orang mengeluarkan sekitar Rp 1 juta per orang selama acara, totalnya menjadi Rp 2,896 miliar. Ini menambah nilai ekonomi yang signifikan dari segmen konsumen langsung.

Antusiasme Penonton: Dorongan Ekonomi dari Masyarakat

Penonton juga berperan penting dalam ekonomi acara. Setiap hari, ada sekitar 3.000 pelajar yang diikutsertakan untuk menyaksikan pertandingan atas arahan Dinas Pendidikan Sumatera Utara, sehingga selama tujuh hari total penonton pelajar mencapai 21.000 orang. Selain itu, warga umum yang menonton diperkirakan mencapai 14.000 orang selama penyelenggaraan. Dengan asumsi pengeluaran rata-rata Rp 50 ribu per penonton umum, kontribusi ekonomi dari segmen penonton diperkirakan mencapai Rp 700 juta. Ini membuktikan bahwa animo masyarakat terhadap kejuaraan tidak hanya dari sisi olahraga, tetapi juga turut menggerakkan ekonomi.

Sektor Pendukung Lain yang Merasakan Manfaat

Dampak positif ini juga menjangkau sektor logistik dan penyediaan kebutuhan panitia. Pengeluaran untuk vendor logistik, konsumsi panitia, media, dan penyewaan alat turut memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah. Secara keseluruhan, perputaran ekonomi selama penyelenggaraan kejuaraan ini diperkirakan mencapai Rp 17,156 miliar secara konservatif, bahkan jika dihitung secara menyeluruh, potensi angka ini bisa menembus Rp 20-30 miliar atau lebih.

Olahraga sebagai Penggerak Ekonomi dan Pembangunan Daerah

Kejuaraan ini menjadi bukti nyata bahwa industri olahraga memiliki potensi besar sebagai penggerak ekonomi daerah. Selain memperkenalkan dan mengangkat nama Sumatera Utara di kancah internasional, event ini juga membuka ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pengembangan industri olahraga. Masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku usaha dan penyedia jasa yang mendapat manfaat langsung dari gelaran internasional tersebut.

Sinergi antara Pemerintah dan Pelaku Usaha untuk Masa Depan

Melihat keberhasilan ini, pemerintah dan pelaku usaha diharapkan dapat terus berkolaborasi untuk mendukung kegiatan olahraga yang berdampak positif bagi perekonomian daerah. Hal ini juga membuka peluang investasi dan pengembangan infrastruktur pendukung agar event serupa dapat terus digelar dengan skala yang lebih besar dan lebih merata di seluruh Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index