Sepak Bola

Regenerasi Sepak Bola Putri Semarang

Regenerasi Sepak Bola Putri Semarang
Regenerasi Sepak Bola Putri Semarang

JAKARTA - Pertumbuhan sepak bola putri di Semarang kini semakin terasa nyata. Gelaran MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 1 2025–2026 menjadi bukti bahwa antusiasme dan potensi para pemain muda putri semakin meningkat. Turnamen yang berlangsung di Stadion Universitas Diponegoro Tembalang ini tidak sekadar menjadi ajang perebutan trofi, tetapi juga sarana pembentukan mental juara dan memperkuat regenerasi pemain di level akar rumput.

Sorakan penonton yang memenuhi stadion menciptakan atmosfer luar biasa di partai-partai pamungkas turnamen. Di kelompok usia (KU) 12, SDN Sendangmulyo 04 tampil luar biasa dengan kemenangan gemilang atas SDN Karangsono 2 Mranggen. Sedangkan di KU 10, SDN Klepu 03 kembali menunjukkan dominasinya lewat kemenangan telak 4-0 atas SD Nasima.

Kemenangan yang Mengukir Sejarah

Bagi SDN Sendangmulyo 04, kemenangan kali ini terasa istimewa. Pemain mereka, Janeeta, yang juga menjadi Top Scorer KU 12 dengan koleksi 21 gol, mengungkapkan rasa bangganya.

“Aku senang sekali hari ini tim kami kompak, ada chemistry trio striker tadi di depan gawang. Jadi kami bertiga bisa cetak gol semua. Pertahanan juga bagus membantu kita untuk menyerang, jadi kita bisa merebut gelar juara lagi. Terima kasih teman-teman atas kerja keras pada seri 1 ini,” ujarnya.

Sebelumnya, di ajang MilkLife Soccer Challenge Semarang 2025 pada bulan Februari, tim asuhan Ananda Ginanjar Bagasworo ini hanya mampu menempati posisi runner-up. Keberhasilan di Seri 1 musim ini menjadi pelecut semangat untuk meraih prestasi lebih tinggi di seri-seri berikutnya.

Pelatih Bagas pun memuji perjuangan anak asuhnya.

“Pertandingan final hari ini sangat luar biasa, apalagi dari fase grup mereka konsisten dengan semangat juangnya, cetak gol juga banyak. Itu rezeki para siswi bisa juara pada seri 1 ini. Kita ikut empat kali MilkLife Soccer Challenge, tentu mereka berproses ditambah dengan latihan di SSB. Rutin latihan dan kompak jadi kunci kemenangan kami,” jelasnya.

Dominasi SDN Klepu 03 di KU 10

Partai final KU 10 juga menghadirkan drama menarik. Sejak peluit kickoff babak pertama ditiup wasit Heri Sulistyo, tim SDN Klepu 03 langsung menggebrak. Shakila Azalia Ardani dan rekan-rekannya tak memberi ruang bagi SD Nasima untuk berkembang. Hasilnya, kemenangan telak 4-0 pun diraih, menambah catatan prestasi mereka.

Pelatih Althariq mengungkapkan,

“Kemenangan ini layak mereka dapatkan berkat hasil kerja keras dan latihan rutin. Tentu gelar juara ini tidak membuat kami terlena, tim kami akan terus berlatih memperbaiki diri hingga menjadi yang terbaik.”

Membangun Ekosistem Sepak Bola Putri

Turnamen ini tidak hanya menjadi panggung bagi para pemain, tetapi juga menggerakkan roda ekosistem sepak bola putri di Kota Semarang. Seri 1 kali ini diikuti oleh 1.213 siswi dari 64 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) di Semarang dan sekitarnya.

Yang menarik, peningkatan jumlah peserta diikuti pula oleh perkembangan kualitas permainan. Kemampuan para pemain putri dalam mengolah bola semakin baik, sehingga mendorong beberapa Sekolah Sepak Bola (SSB) membuka kelas khusus putri. Beberapa di antaranya adalah Bhaladika Pertiwi, Arema FC Women Academy, dan Ratanika Putri Semarang.

Apresiasi dari Pelatih dan Penyelenggara

Head Coach MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann, memberikan apresiasi atas perkembangan ini.

“Ekosistem sepak bola putri sudah tercipta. Tren positif itu terjadi tak hanya di Semarang, tetapi juga di kota-kota lain. Saya mengapresiasi hal tersebut karena mampu memberikan para atlet kesempatan untuk berkembang dan bisa melanjutkan jenjang karier mereka ke level profesional nantinya. Hal itu juga menunjukkan kita miliki sistem regenerasi yang sudah berjalan dengan sangat baik, karena kita memang betul-betul memulai dari bawah,” ujarnya.

Timo, yang telah memegang lisensi kepelatihan UEFA A di Koeln, Jerman sejak 2007, melihat bahwa pembinaan sejak usia dini menjadi pondasi kuat bagi masa depan sepak bola putri Indonesia.

Sementara itu, Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, menegaskan komitmen pihaknya bersama MilkLife dalam mengembangkan sepak bola putri melalui turnamen berjenjang dan berkelanjutan.

“Para pesepak bola putri muda kita semakin menunjukkan kualitas mereka dari tahun ke tahun. Ini menjadi sinyal bagus bagi ekosistem sepak bola putri yang akan terus bertumbuh. Kami akan terus mendorong melalui penyelenggaraan turnamen mulai dari KU 8 hingga KU 16 sebagai upaya menjaga regenerasi supply pemain. Dengan demikian, visi kami untuk memperkokoh posisi sepak bola wanita Indonesia di mata dunia akan segera terwujud,” katanya.

Lebih dari Sekadar Kompetisi

Melihat semangat para peserta, jelas bahwa MilkLife Soccer Challenge bukan sekadar kompetisi tahunan, tetapi juga wadah pembinaan mental, keterampilan, dan sportivitas. Setiap gol yang tercipta dan setiap serangan yang dibangun di lapangan mencerminkan hasil dari latihan disiplin serta dukungan penuh dari sekolah, pelatih, dan keluarga.

Bagi banyak siswi, turnamen ini menjadi langkah awal menuju panggung yang lebih besar, baik di tingkat nasional maupun internasional. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk penyelenggara, pelatih, dan SSB, membuat mereka memiliki jalur pembinaan yang lebih jelas.

Dengan antusiasme yang terus meningkat, diharapkan Semarang dapat menjadi salah satu pusat perkembangan sepak bola putri di Indonesia. Jika ekosistem ini terus dibina, bukan tidak mungkin akan lahir pesepak bola putri berkelas dunia dari Kota Atlas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index