Waskita Karya

Waskita Karya Garap Gedung UGM

Waskita Karya Garap Gedung UGM
Waskita Karya Garap Gedung UGM

JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk memulai pembangunan Gedung C Laboratorium Bahasa dan Pusat Bahasa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) di Yogyakarta. Peletakan batu pertama (groundbreaking) menandai dimulainya proyek senilai Rp113,08 miliar ini, yang diharapkan selesai pada pertengahan tahun depan dan dapat segera dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan perkuliahan di fakultas tersebut.

Langkah pembangunan ini menunjukkan komitmen Waskita Karya dalam menghadirkan fasilitas pendidikan modern yang tetap menghargai identitas budaya lokal. Gedung C dirancang tidak hanya sebagai laboratorium bahasa dan ruang pengujian, tetapi juga sebagai representasi kearifan lokal, melalui integrasi ornamen tradisional dan arsitektur khas Nusantara.

Sekretaris Perusahaan Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, menjelaskan bahwa lingkup pekerjaan meliputi persiapan lokasi, penyediaan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), arsitektur, struktur, sistem pipa mekanis, listrik, tata landscape, konstruksi pendukung, dan pembangunan lokasi. "Gedung C ini juga dilengkapi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa kurang lebih 84 titik solar panel di area atap bangunan. Bangunan itu nantinya akan dikelilingi oleh pepohonan, yang membuatnya tampak lebih asri," ujar Ermy.

Menggabungkan Budaya Nusantara ke Dalam Arsitektur Modern

Proyek ini menonjolkan integrasi budaya melalui elemen hutan Candi Bentar Majapahit yang menjadi simbol variasi etnis Nusantara. Ornamen Jawa dengan sengkalan memed yang menunjukkan tahun penting bagi FIB UGM dipasang di bagian tengah gedung, sementara material bata berwarna merah tua menjadi identitas visual fakultas. Pendekatan ini menunjukkan bagaimana arsitektur modern dapat berpadu dengan simbol-simbol lokal, menciptakan suasana belajar yang unik sekaligus memelihara nilai budaya.

Selain aspek budaya, Gedung C juga menekankan keberlanjutan dan efisiensi energi. Dengan penggunaan PLTS di atap, gedung ini tidak hanya mendukung kegiatan akademik, tetapi juga menjadi contoh penerapan energi terbarukan di lingkungan kampus. Area hijau yang mengelilingi gedung menambah kenyamanan, sekaligus menciptakan lingkungan yang asri dan mendukung kesehatan penghuni.

Jejak Waskita Karya di Sektor Pendidikan

Pembangunan Gedung C FIB UGM menjadi kelanjutan dari portofolio Waskita Karya dalam pembangunan fasilitas pendidikan di Indonesia. Sebelumnya, Waskita Karya telah menyelesaikan proyek-proyek bergengsi seperti Gedung Grha Sabha Pramana (GSP) dan Gedung Inovasi dan Kreativitas (GIK) UGM, serta Gedung Fakultas Ilmu Kesehatan dan Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) di Depok.

Selain itu, perusahaan juga menangani pembangunan kampus lain seperti Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Paket I dan III, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Konstruksi Politeknik Negeri Media Kreatif di Jakarta, Gedung Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS), Politeknik Negeri Malang (PNM), Gedung Kuliah Terpadu UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Menara Pinisi Universitas Islam Indonesia (UII) di Depok. Hal ini menegaskan pengalaman Waskita Karya dalam membangun fasilitas pendidikan berkualitas yang menggabungkan fungsi, estetika, dan ketahanan konstruksi.

Proyek dan Manajemen Konstruksi

Dalam melaksanakan proyek ini, Waskita Karya menerapkan standar keselamatan dan manajemen konstruksi yang ketat. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) menjadi bagian integral dari proses pembangunan, memastikan bahwa seluruh tahapan konstruksi berjalan aman dan sesuai regulasi. Selain itu, tata landscape dan konstruksi pendukung dirancang untuk mendukung fungsi gedung sekaligus menciptakan estetika visual yang harmonis dengan lingkungan kampus.

Penggunaan material berkualitas dan teknologi konstruksi modern menjadi faktor penting agar proyek ini selesai tepat waktu dan dapat digunakan optimal. Penerapan PLTS dan desain ramah lingkungan juga menunjukkan bahwa Waskita Karya tidak hanya fokus pada fisik bangunan, tetapi juga pada dampak sosial dan lingkungan jangka panjang.

Dampak bagi Aktivitas Akademik

Dengan selesainya Gedung C, FIB UGM akan memiliki fasilitas tambahan yang mendukung kegiatan akademik, penelitian, dan praktik laboratorium bahasa. Gedung ini diharapkan menjadi pusat belajar yang efektif bagi mahasiswa dan dosen, sekaligus menjadi simbol integrasi budaya dan teknologi dalam pendidikan tinggi. Fasilitas yang lengkap, termasuk laboratorium dan ruang pengujian, akan mendukung pengembangan kompetensi bahasa yang lebih maksimal.

Bangunan ini juga menghadirkan suasana yang nyaman melalui area hijau dan pencahayaan alami yang optimal, sehingga mendukung produktivitas dan kesejahteraan civitas akademika. Kombinasi budaya, teknologi, dan desain yang ramah lingkungan menjadi nilai tambah yang membedakan proyek ini dari fasilitas pendidikan lainnya.

Groundbreaking Gedung C Laboratorium Bahasa dan Pusat Bahasa FIB UGM menandai tonggak baru bagi Waskita Karya dalam menghadirkan proyek pendidikan modern yang tetap menghargai kearifan lokal. Integrasi ornamen Nusantara, penerapan PLTS, dan desain hijau mencerminkan pendekatan konstruksi yang holistik.

Pengalaman panjang Waskita Karya dalam membangun fasilitas pendidikan di berbagai universitas besar di Indonesia menjadi jaminan kualitas. Dengan manajemen konstruksi yang ketat, standar keselamatan yang tinggi, dan perhatian pada estetika serta lingkungan, proyek ini tidak hanya akan menambah kapasitas fasilitas kampus, tetapi juga menjadi contoh penerapan pembangunan berkelanjutan di sektor pendidikan.

Gedung C FIB UGM diharapkan selesai pertengahan tahun depan, dan kehadirannya akan memberikan kontribusi nyata bagi proses belajar mengajar, sekaligus memperkuat reputasi FIB UGM sebagai institusi yang mengedepankan integrasi budaya, teknologi, dan pendidikan berkualitas.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index