Dokter

Obat Cacing untuk Dewasa: Kapan Diperlukan Menurut Dokter

Obat Cacing untuk Dewasa: Kapan Diperlukan Menurut Dokter
Obat Cacing untuk Dewasa: Kapan Diperlukan Menurut Dokter

JAKARTA - Belakangan, media sosial dihebohkan oleh sebuah video viral yang menyoroti konsumsi obat cacing bagi orang dewasa. Salah satu unggahan datang dari akun TikTok @happ*********, yang menulis narasi, “When terakhir kali minum obat cacing pas SD, terus minum obat cacing lagi di umur 23 tahun.” Video ini memicu banyak komentar, penasaran, dan perdebatan di kalangan warganet. Hingga akhir pekan lalu, tayangan tersebut telah dilihat lebih dari 4 juta kali dan dibagikan sekitar 12.700 kali.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan penting: apakah orang dewasa benar-benar perlu mengonsumsi obat cacing secara rutin, ataukah hal itu hanyalah mitos yang beredar luas? Dokter spesialis anak dari RS UNS, Aisya Fikritama, menekankan bahwa konsumsi obat cacing untuk orang dewasa tidak otomatis diperlukan setiap tahun. “Jika tidak terinfeksi, obat tersebut tidak perlu diminum,” tegas Aisya, mengutip Kompas.com.

Pandangan ini menegaskan pentingnya pendekatan medis yang tepat. Orang dewasa yang sehat dan tinggal di lingkungan bersih tidak wajib mengonsumsi obat cacing secara berkala. Namun, Aisya menambahkan bahwa situasi berbeda berlaku bagi individu yang termasuk kelompok berisiko tinggi atau menunjukkan gejala infeksi. “Kalau masuk kelompok risiko tinggi atau ada gejala cacingan, sebaiknya periksa ke dokter dan bisa diberi obat cacing sesuai kebutuhan,” jelasnya.

Gejala Infeksi Cacing yang Perlu Diwaspadai

Infeksi cacing, atau cacingan, dapat menimbulkan berbagai gejala yang kadang sulit dikenali. Menurut Aisya, tanda-tanda yang umum muncul antara lain:

Sakit perut berulang, terutama setelah makan atau di malam hari.

Gangguan buang air besar, baik diare maupun konstipasi.

Perubahan nafsu makan, baik berkurang maupun meningkat.

Mudah merasa lelah meski tidak melakukan aktivitas berat.

Penurunan berat badan yang signifikan dalam waktu singkat.

Munculnya gejala-gejala tersebut sebaiknya menjadi alarm bagi individu untuk segera melakukan pemeriksaan medis. Diagnosis yang tepat memungkinkan pemberian obat cacing sesuai kebutuhan, sehingga risiko komplikasi dapat diminimalkan.

Siapa Saja yang Rentan Terinfeksi Cacing?

Tidak semua orang memiliki risiko yang sama terhadap infeksi cacing. Aisya menjelaskan bahwa terdapat beberapa kelompok dengan kemungkinan lebih tinggi mengalami cacingan, yaitu:

Anak-anak usia sekolah dasar, yang sering bermain tanah dan kadang lupa mencuci tangan sebelum makan.

Orang yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk, misalnya pemukiman padat penduduk dengan fasilitas toilet terbatas.

Pekerja yang rutin kontak dengan tanah, seperti petani, tukang kebun, atau pekerja konstruksi.

Masyarakat dengan kebiasaan kebersihan pribadi rendah, misalnya jarang mencuci tangan sebelum makan atau setelah beraktivitas di luar.

Keluarga yang tinggal serumah dengan penderita cacingan, karena telur cacing mudah menular melalui kuku, lantai, atau makanan yang terkontaminasi.

Kelompok-kelompok ini sebaiknya lebih waspada dan memperhatikan tanda-tanda infeksi secara rutin. Pencegahan dini jauh lebih efektif dibandingkan pengobatan setelah infeksi terjadi.

Strategi Pencegahan dan Rekomendasi Dokter

Bagi mereka yang termasuk kelompok berisiko tinggi, Aisya merekomendasikan konsumsi obat cacing setiap enam bulan sekali. Sementara untuk orang dewasa sehat yang tinggal di lingkungan bersih, fokus utama sebaiknya pada pencegahan infeksi melalui:

Menjaga kebersihan diri, termasuk rutin mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah beraktivitas.

Mengonsumsi makanan yang matang, menghindari makanan mentah atau setengah matang yang berisiko mengandung telur cacing.

Menjaga kebersihan lingkungan rumah, terutama area dapur dan kamar mandi.

Selain itu, jika ada anggota keluarga yang terdeteksi terinfeksi cacing, biasanya seluruh anggota rumah diberikan obat cacing secara bersamaan. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko penularan ulang dan memastikan semua anggota keluarga terlindungi.

Menyikapi Mitos dan Informasi Viral

Viralnya video terkait obat cacing menunjukkan bagaimana informasi kesehatan bisa cepat menyebar di media sosial, namun belum tentu akurat untuk semua orang. Aisya menekankan pentingnya konsultasi dengan tenaga medis sebelum mengambil keputusan mengonsumsi obat cacing. Hal ini penting agar tindakan pencegahan atau pengobatan sesuai dengan kondisi masing-masing individu.

Konsumsi obat cacing tanpa indikasi medis, terutama bagi orang dewasa sehat, tidak hanya tidak diperlukan tetapi juga bisa menimbulkan risiko efek samping tertentu. Oleh karena itu, pendekatan berbasis kebutuhan medis, disertai pola hidup bersih dan sehat, menjadi kunci untuk mencegah infeksi cacing secara efektif.

Orang dewasa tidak wajib rutin minum obat cacing jika tinggal di lingkungan bersih dan sehat. Konsumsi obat cacing sebaiknya ditujukan bagi individu dengan risiko tinggi atau yang menunjukkan gejala infeksi. Pencegahan melalui kebersihan diri, sanitasi lingkungan, dan makanan yang aman tetap menjadi langkah utama.

Viralnya video di media sosial harus dijadikan pengingat bahwa informasi kesehatan yang tersebar di internet sebaiknya diverifikasi dengan tenaga profesional. Dengan pemahaman yang tepat, orang dewasa dapat melindungi diri dari cacingan tanpa melakukan tindakan yang tidak perlu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index