JAKARTA - Perjalanan karier panjang Trent Alexander-Arnold bersama Liverpool resmi berakhir pada musim panas 2025. Bek kanan berusia 26 tahun itu kini mengenakan seragam Real Madrid, sebuah keputusan yang memicu emosi beragam di kalangan suporter The Reds. Namun di balik langkah berani itu, Alexander-Arnold mengungkap alasan mendasar: keinginan menantang diri sendiri dalam lingkungan baru yang penuh tekanan.
Selama dua dekade, Alexander-Arnold tumbuh dan berkembang di Merseyside. Liverpool bukan sekadar klub, melainkan rumah dan bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Di Anfield, ia mengangkat trofi Liga Champions, meraih gelar Premier League, hingga menggapai kejayaan di ajang Piala Dunia Antarklub. Wajar jika kepergiannya menimbulkan rasa kehilangan mendalam bagi pendukung setia.
Pada awal pengumuman transfer, banyak fans Liverpool yang merasa kecewa. Keputusan sang bek untuk hengkang dengan status bebas transfer dianggap sebagai langkah yang pahit. Namun seiring waktu, suporter mulai menerima kenyataan. Perpisahan diwarnai penghormatan layak bagi salah satu putra terbaik akademi klub tersebut.
Pertemuan Pertama di Liga Champions
Kepindahan ke Madrid membuat Alexander-Arnold tak butuh waktu lama untuk kembali ke Anfield. Jadwal Liga Champions sudah mempertemukan Los Blancos dengan Liverpool pada 5 November mendatang. Laga itu diyakini akan penuh emosi, bukan hanya bagi sang pemain tetapi juga bagi para pendukung kedua tim.
Dalam wawancara eksklusif bersama GQ Spanyol, Alexander-Arnold membagikan perasaannya jelang reuni itu. “Liverpool adalah rumah saya, mereka yang membentuk saya menjadi seperti sekarang. Namun, (kepindahan ke) Madrid terasa seperti langkah yang tepat, di waktu yang tepat,” ucapnya dengan jujur.
Baginya, meninggalkan Anfield bukan sekadar soal kontrak atau trofi baru. Ia melihat Real Madrid sebagai tempat untuk menguji batas kemampuan dan menyalakan kembali motivasi pribadi. “Liverpool membentuk saya menjadi diri saya saat ini. Lebih dari apapun, (kepindahan ini adalah) ambisi dan keinginan pribadi saya untuk berubah. Saya ingin menantang diri sendiri di lingkungan baru (bergabung dengan Real Madrid),” tambahnya.
Daya Tarik Bernabéu
Bukan rahasia lagi jika Real Madrid memiliki magnet tersendiri bagi pesepak bola dunia. Reputasi sebagai klub tersukses di Eropa dengan segudang warisan membuat banyak pemain bermimpi bisa mengenakan seragam putih legendaris itu.
Alexander-Arnold pun mengakuinya. “Tentu saja, warisan (Real Madrid) tak terbantahkan (menjadi salah satu alasan). Namun lebih dari itu, yang menarik perhatian saya adalah ambisi dan keinginan untuk menguji diri sendiri dalam konteks (klub) baru,” jelasnya.
Ucapan ini menegaskan bahwa keputusan pindah bukan semata-mata soal prestise. Lebih dalam dari itu, ada keinginan untuk menghadapi tantangan yang berbeda, di liga yang lebih ketat, dengan ekspektasi yang tak pernah surut.
Tekanan dan Persaingan di Madrid
Meski disambut antusias, langkah Alexander-Arnold menuju kehidupan baru di Bernabéu bukannya tanpa rintangan. Sejauh ini, ia masih berjuang menemukan performa terbaik bersama Real Madrid. Bahkan, ia harus rela tersisih dari posisi utama setelah Dani Carvajal kembali pulih dari cedera.
Situasi ini menempatkan Alexander-Arnold dalam sorotan publik. Ia menyadari tekanan besar kini ada di pundaknya, apalagi ekspektasi suporter Madrid terkenal sangat tinggi. “Ini jelas sebuah tantangan (mendapat tekanan lebih besar), tetapi saya menyambutnya dengan gembira. Bernabéu adalah tempat yang sakral. Anda bisa merasakan beratnya (mengenakan) seragam (Madrid) ini, tetapi itulah yang mendorong saya untuk memberikan segalanya,” ungkapnya.
Kutipan ini mencerminkan tekad Alexander-Arnold. Ia tahu bahwa setiap menit bermain di Madrid adalah ujian mental sekaligus kesempatan untuk menunjukkan kualitas.
Tidak Masuk Skuad Inggris
Meski kini membela salah satu klub terbesar dunia, Alexander-Arnold harus menghadapi kenyataan pahit lain. Ia tidak dipanggil ke skuad timnas Inggris asuhan Thomas Tuchel untuk jeda internasional September. The Three Lions dijadwalkan melawan Andorra pada 6 September dan menghadapi Serbia pada 10 September.
Ketidakhadiran ini memberi konsekuensi ganda. Di satu sisi, Alexander-Arnold kehilangan kesempatan memperkuat negaranya. Namun di sisi lain, ia memiliki waktu lebih banyak untuk fokus berlatih bersama Real Madrid. Kesempatan ini bisa ia manfaatkan untuk beradaptasi lebih baik dan merebut kembali posisi di tim inti. Los Blancos sendiri akan kembali berlaga pada 13 September malam WIB, memberi waktu ideal bagi sang bek untuk menyiapkan diri.
Antara Kenangan dan Masa Depan
Kepergian Alexander-Arnold dari Liverpool menandai berakhirnya sebuah era. Ia adalah produk asli akademi yang menjadi simbol kesetiaan dan kerja keras. Namun, keputusan untuk memulai babak baru di Spanyol juga menunjukkan sisi lain: keberanian untuk keluar dari zona nyaman.
Kini, perjalanan kariernya memasuki fase baru yang lebih penuh tekanan. Bagi Alexander-Arnold, pilihan ini bukan tentang meninggalkan masa lalu, melainkan membuka pintu masa depan dengan tantangan berbeda. Fans Liverpool mungkin merasa kehilangan, tetapi mereka juga tahu bahwa bek kanan ini pergi bukan karena melupakan akar, melainkan karena ingin tumbuh lebih jauh