SAHAM

IHSG Saham Rebound Didukung Optimisme Data Ekonomi Global

IHSG Saham Rebound Didukung Optimisme Data Ekonomi Global
IHSG Saham Rebound Didukung Optimisme Data Ekonomi Global

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil menunjukkan pemulihan setelah sempat berada dalam tekanan. Pada perdagangan Rabu, IHSG berbalik menguat (rebound) di tengah sikap pelaku pasar yang masih menunggu kepastian arah inflasi Amerika Serikat (AS) sebagai penentu kebijakan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

IHSG dibuka naik 53,81 poin atau 0,71 persen menuju level 7.682,42. Sementara itu, indeks LQ45 yang berisi 45 saham unggulan juga turut bergerak positif dengan kenaikan 4,07 poin atau 0,53 persen ke posisi 774,00. Kenaikan ini memberi sinyal bahwa pasar domestik masih cukup tangguh di tengah ketidakpastian global.

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam keterangannya menjelaskan bahwa data ketenagakerjaan AS yang melemah sebelumnya sempat memperkuat ekspektasi bahwa The Fed dapat menurunkan suku bunga dalam waktu dekat. Namun demikian, sentimen pasar bisa kembali berubah apabila data inflasi AS keluar lebih tinggi dari perkiraan. “Data ketenagakerjaan AS yang melemah sempat memperkuat harapan pemangkasan suku bunga The Fed. Namun, apabila inflasi AS mencatatkan kenaikan di luar dugaan, ekspektasi tersebut bisa melemah,” tulis tim riset tersebut.

Pasar Global Menunggu Data Inflasi

Fokus investor global saat ini tertuju pada rilis dua data inflasi utama dari Amerika Serikat. Pertama adalah Indeks Harga Produsen (PPI) periode Agustus yang dijadwalkan rilis pada Rabu, kemudian disusul Indeks Harga Konsumen (CPI) yang akan diumumkan Kamis. Kedua indikator ini akan menjadi acuan penting dalam menentukan arah kebijakan moneter The Fed pada pertemuan pekan depan.

Dari kawasan Asia, perhatian pasar juga tidak kalah besar terhadap perkembangan ekonomi China. Negeri Tirai Bambu tersebut akan merilis data inflasi Agustus yang mencakup Indeks Harga Konsumen (IHK) dan Indeks Harga Produsen (PPI). Berdasarkan proyeksi Goldman Sachs, PPI China diperkirakan turun 2,9 persen secara tahunan (year on year/yoy), meski secara bulanan bisa mencatat angka positif. Adapun IHK diperkirakan melemah 0,2 persen yoy.

Harapan dari Data Domestik

Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan data Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) periode Agustus yang segera dirilis oleh Bank Indonesia. Sebelumnya, pada Juli, IKK berada di level 118,1, atau menjadi posisi tertinggi sejak April. Kenaikan tipis tersebut mencerminkan membaiknya optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi, pendapatan, dan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Sentimen positif dari konsumen berpotensi menjadi penopang tambahan bagi pergerakan IHSG. Pasalnya, peningkatan daya beli akan mendukung pertumbuhan ekonomi dan memperkuat prospek emiten di sektor konsumsi.

Tekanan Outflow Asing

Meski IHSG berhasil rebound, tantangan tetap ada. Pada perdagangan Selasa sebelumnya, pasar saham Indonesia mencatat arus keluar dana asing (net sell) yang cukup besar, yakni Rp4,55 triliun. Tekanan ini menunjukkan investor asing masih bersikap hati-hati menghadapi ketidakpastian global.

Selain itu, pasar valuta asing juga mengalami pelemahan. Rupiah melemah signifikan sebesar 1,04 persen hingga mencapai Rp16.470 per dolar AS. Kondisi ini memberikan sinyal bahwa stabilitas kurs masih menjadi tantangan dalam menjaga momentum pertumbuhan pasar modal domestik.

Dinamika Politik Domestik

Pergerakan pasar saham pada Selasa lalu juga turut dipengaruhi faktor politik dalam negeri. Kabinet Merah Putih melakukan reshuffle yang cukup menyita perhatian, termasuk pergantian Menteri Keuangan dari Sri Mulyani Indrawati kepada Purbaya Yudhi Sadewa. Perubahan tersebut memberi warna tersendiri terhadap ekspektasi investor, khususnya mengenai arah kebijakan fiskal dan pengelolaan anggaran negara.

Sentimen dari Pasar Global

Sementara itu, dari bursa Eropa pada perdagangan Selasa, sebagian besar indeks ditutup menguat. Indeks Euro Stoxx 50 naik 0,09 persen, FTSE 100 Inggris bertambah 0,23 persen, dan CAC Prancis menguat 0,19 persen. Namun, indeks DAX Jerman justru melemah 0,37 persen.

Dari Amerika Serikat, pasar saham di Wall Street turut bergerak positif. Indeks S&P 500 menguat 0,27 persen ke level 6.512,61, Nasdaq Composite naik 0,37 persen ke 21.879,49, dan Dow Jones Industrial Average bertambah 196,39 poin atau 0,43 persen ke level 45.711,34. Kinerja positif ini menunjukkan keyakinan investor bahwa perekonomian AS masih cukup solid meskipun dibayangi ketidakpastian kebijakan moneter.

Adapun bursa Asia pada pagi hari ini juga bergerak variatif. Indeks Nikkei Jepang naik 196,21 poin atau 0,45 persen ke posisi 43.655,00. Indeks Shanghai China justru melemah tipis 1,96 poin atau 0,04 persen ke level 3.805,87. Sebaliknya, indeks Hang Seng Hong Kong melonjak 199,87 poin atau 0,76 persen ke posisi 26.128,55. Di Singapura, indeks Strait Times juga menguat signifikan sebesar 41,74 poin atau 0,97 persen menuju 4.339,45.

Optimisme Berlanjut

Secara keseluruhan, rebound IHSG mencerminkan bahwa pasar masih memiliki ruang untuk bergerak positif, meski dibayangi ketidakpastian global. Arah pergerakan ke depan akan sangat dipengaruhi oleh hasil rilis data inflasi AS serta perkembangan ekonomi di China. Dari dalam negeri, dukungan berupa kepercayaan konsumen yang tinggi diharapkan mampu menjaga stabilitas pasar.

Bagi investor, kondisi saat ini menjadi momentum penting untuk tetap selektif dalam memilih saham, terutama di sektor-sektor yang memiliki prospek cerah seiring perbaikan daya beli domestik. Meski tekanan eksternal belum sepenuhnya mereda, peluang pertumbuhan pasar modal Indonesia tetap terbuka.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index