Harga BBM Pertamina 1 Juli 2025 Naik, Konsumen Bersiap

Selasa, 01 Juli 2025 | 08:21:27 WIB
Harga BBM Pertamina 1 Juli 2025 Naik, Konsumen Bersiap

JAKARTA - Memasuki awal Juli 2025, para pemilik kendaraan di berbagai daerah di Indonesia harus menyiapkan anggaran lebih untuk pembelian bahan bakar minyak (BBM). PT Pertamina (Persero) telah menetapkan kenaikan harga untuk seluruh jenis BBM yang dipasarkan di dalam negeri mulai bulan ini. Kebijakan ini terpantau melalui laman resmi mypertamina.com pada Selasa, 1 Juli 2025 pukul 05.24 WIB.

Kenaikan harga ini berlaku serentak di sejumlah provinsi besar seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Kenaikan yang terjadi pada semua varian BBM non-subsidi Pertamina menjadi sorotan, mengingat perubahan harga bahan bakar berdampak langsung pada biaya transportasi masyarakat.

Untuk jenis BBM Pertamax dengan Research Octane Number (RON) 92, harga resmi per liter naik dari Rp12.100 di Juni 2025 menjadi Rp12.500 pada Juli 2025. Artinya, terdapat kenaikan sebesar Rp400 per liter yang harus dibayarkan konsumen. Pertamax merupakan salah satu varian yang cukup banyak digunakan pemilik kendaraan roda empat maupun roda dua di perkotaan.

Sementara itu, Pertamax Green dengan RON 95 yang termasuk bahan bakar ramah lingkungan, kini dibanderol Rp13.250 per liter, atau mengalami kenaikan Rp450 dibandingkan bulan lalu. Pertamax Green kian populer di kalangan konsumen yang peduli emisi rendah, meski harganya kini semakin mahal.

Kenaikan juga dialami Pertamax Turbo dengan RON 98 yang digunakan kendaraan performa tinggi. Harga baru Pertamax Turbo kini mencapai Rp13.500 per liter, naik Rp450 per liter dibandingkan harga bulan Juni 2025.

Tidak hanya bensin, harga bahan bakar diesel pun ikut mengalami kenaikan. Dexlite, yang memiliki Cetane Number (CN) 51 dan banyak digunakan kendaraan niaga, kini dijual seharga Rp13.320 per liter. Ini berarti naik Rp580 per liter dibanding bulan lalu.

Varian diesel dengan kualitas lebih tinggi, yakni Dex dengan CN 53, juga mengalami penyesuaian harga. Dex per Juli 2025 dijual dengan harga Rp13.650 per liter, naik Rp450 per liter dari bulan sebelumnya.

Kenaikan harga BBM ini menandai perubahan tren dibandingkan bulan sebelumnya. Sebagai perbandingan, pada Juni 2025, beberapa jenis BBM Pertamina justru mengalami penurunan harga hingga Rp550 per liter. Namun, kini konsumen harus menghadapi situasi sebaliknya dengan beban biaya yang lebih besar.

Kebijakan penyesuaian harga BBM ini merupakan langkah rutin Pertamina yang dilakukan secara periodik setiap bulan. Penetapan harga BBM non-subsidi mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk fluktuasi harga minyak mentah dunia, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta biaya distribusi dan pajak.

Dalam keterangan resminya yang dikutip GridOto.com, pihak Pertamina menyebutkan bahwa harga BBM di Indonesia akan terus disesuaikan dengan perkembangan pasar global dan dinamika ekonomi. “Penyesuaian harga BBM ini untuk memastikan ketersediaan pasokan dan keberlanjutan operasional, serta mendukung stabilitas energi nasional,” tulis pernyataan resmi Pertamina.

Di sisi lain, kebijakan ini menuai perhatian masyarakat, terutama kalangan pengguna kendaraan pribadi yang harus menanggung pengeluaran lebih besar. Sejumlah pengemudi ojek online dan pengusaha angkutan umum di DKI Jakarta menyebut kenaikan harga BBM ini berpotensi menggerus keuntungan mereka.

“Kalau harga BBM naik terus, kami terpaksa menaikkan tarif. Kalau tidak, pendapatan kami makin tipis,” kata Irwan, salah satu sopir taksi daring di kawasan Jakarta Selatan.

Tak hanya di Jakarta, efek kenaikan harga BBM juga dirasakan masyarakat di daerah lain. Di Surabaya, misalnya, beberapa pengendara mengaku harus mengatur ulang pengeluaran bulanan mereka agar tetap bisa menabung meski harga bensin lebih mahal.

Pemerintah melalui Kementerian ESDM sebelumnya mengimbau masyarakat agar memahami fluktuasi harga BBM non-subsidi yang sewaktu-waktu dapat naik atau turun, karena mengikuti tren pasar minyak dunia. Kebijakan ini berbeda dengan BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi yang harganya tetap mengacu pada regulasi pemerintah.

Sementara itu, kalangan pengamat menilai kenaikan harga BBM non-subsidi ini perlu disertai pengawasan ketat agar tidak diikuti oleh spekulan yang sengaja menimbun BBM untuk dijual dengan harga lebih tinggi. Pemerintah juga diharapkan mengantisipasi kenaikan harga barang kebutuhan pokok yang bisa terpicu oleh naiknya biaya distribusi akibat harga BBM yang lebih mahal.

Untuk diketahui, harga BBM Pertamina yang diumumkan pada 1 Juli 2025 ini berlaku untuk wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Konsumen di luar wilayah tersebut disarankan untuk mengecek harga terbaru melalui situs resmi Pertamina atau aplikasi MyPertamina untuk memastikan harga BBM yang berlaku di daerah mereka.

Berikut daftar harga lengkap BBM non-subsidi Pertamina per 1 Juli 2025:

Pertamax (RON 92): Rp12.500/liter

Pertamax Green (RON 95): Rp13.250/liter

Pertamax Turbo (RON 98): Rp13.500/liter

Dexlite (CN 51): Rp13.320/liter

Dex (CN 53): Rp13.650/liter

Kenaikan ini diharapkan dapat mendukung keberlangsungan distribusi energi nasional di tengah tantangan harga minyak dunia yang terus berfluktuasi.

Terkini

Xiaomi Mix Flip 2: Evolusi Ponsel Lipat

Selasa, 01 Juli 2025 | 16:07:09 WIB

DBH Sawit untuk Jalan Produksi Petani Riau

Selasa, 01 Juli 2025 | 16:13:42 WIB

Artis Amanda Manopo Infus, Fans Khawatir

Selasa, 01 Juli 2025 | 16:17:58 WIB

Drama Transfer Nico Williams di Liga Spanyol

Selasa, 01 Juli 2025 | 16:21:36 WIB