Harga BBM Samarinda Naik, Pertamax Rp12.800 Per Liter

Rabu, 02 Juli 2025 | 07:40:45 WIB
Harga BBM Samarinda Naik, Pertamax Rp12.800 Per Liter

JAKARTA - Lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi kembali menambah beban masyarakat di Samarinda, Kalimantan Timur. PT Pertamina (Persero) resmi menetapkan harga baru per 1 Juli 2025, yang secara signifikan mengerek harga sejumlah jenis BBM umum. Penyesuaian ini terjadi di tengah fluktuasi harga minyak mentah global yang didorong ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel, sehingga berdampak langsung pada pasar energi internasional.

Kenaikan harga ini sudah diprediksi sejak akhir Juni 2025, ketika memanasnya konflik di kawasan Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran atas kelancaran distribusi minyak dunia. Bahkan, muncul ancaman serius berupa kemungkinan penutupan Selat Hormuz oleh Iran. Selat ini menjadi jalur vital yang dilewati sekitar 20 persen pasokan minyak dunia, sehingga setiap gangguan berpotensi memicu gejolak harga global.

Penyesuaian Berdasarkan Regulasi Pemerintah

Dalam keterangan resmi yang diterbitkan PT Pertamina pada Selasa, 1 Juli 2025, perusahaan menjelaskan bahwa kebijakan penyesuaian harga BBM nonsubsidi ini mengacu pada regulasi terbaru pemerintah. “Penyesuaian ini mengacu pada Keputusan Menteri (Kepmen) ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 sebagai perubahan atas Kepmen No. 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum,” tulis Pertamina.

Formula harga dasar yang ditetapkan pemerintah memperhitungkan beberapa faktor penting, mulai dari harga minyak mentah internasional, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, biaya distribusi dari kilang ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), hingga margin keuntungan bagi badan usaha penyedia BBM.

Daftar Lengkap Harga BBM Baru di Samarinda

Merujuk data terbaru Pertamina, berikut rincian harga BBM nonsubsidi di wilayah Samarinda per 1 Juli 2025:

Pertamax: Rp12.800 per liter

Pertamax Turbo: Rp13.800 per liter

Dexlite: Rp13.610 per liter

Pertamina Dex: Rp13.950 per liter

Pertamax di Pertashop: Rp12.700 per liter

Khusus untuk Pertamax di Pertashop — outlet BBM mini yang dihadirkan Pertamina di daerah pelosok  harga sedikit lebih rendah, yakni Rp12.700 per liter. Ini ditujukan untuk menjaga ketersediaan BBM berkualitas bagi masyarakat di daerah terpencil dengan harga yang tetap terjangkau.

Faktor Pemicu Kenaikan Harga BBM

Sejak pertengahan Juni, ketegangan Iran-Israel memuncak dan menimbulkan ketidakpastian global, terutama di sektor energi. Analis pasar mencatat bahwa harga minyak mentah jenis Brent sempat bergerak naik mendekati US$95 per barel pada akhir Juni 2025, tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Pengamat energi nasional, Andi Kurniawan, menilai bahwa kondisi geopolitik di kawasan Timur Tengah masih akan menjadi faktor dominan yang menentukan tren harga minyak global dalam beberapa bulan mendatang. “Potensi eskalasi konflik di sana akan terus menekan pasokan dan meningkatkan spekulasi harga di pasar berjangka,” ujarnya.

Selain itu, nilai tukar rupiah yang sempat melemah di kisaran Rp16.200 per dolar AS pada akhir Juni juga menjadi salah satu penyumbang kenaikan harga BBM nonsubsidi. Kondisi ini berdampak langsung pada biaya impor minyak mentah dan bahan bakar olahan.

Pertamina: Penyesuaian Harga untuk Keberlanjutan Energi

PT Pertamina menegaskan bahwa langkah penyesuaian harga BBM nonsubsidi ini penting dilakukan secara berkala mengikuti tren pasar internasional. “Penyesuaian harga BBM nonsubsidi akan dilakukan secara berkala mengikuti tren pasar, dengan tujuan menjaga keberlanjutan penyediaan energi di seluruh wilayah Indonesia,” tegas Pertamina dalam keterangan resminya.

Perusahaan pelat merah ini juga berkomitmen untuk tetap menyediakan BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar dengan harga yang diatur pemerintah agar masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah tetap bisa mengakses bahan bakar dengan harga terjangkau.

Respon Masyarakat dan Harapan ke Depan

Kenaikan harga BBM nonsubsidi ini sontak menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat Samarinda. Banyak warga mengeluhkan kenaikan ini karena akan berdampak pada biaya transportasi dan harga barang kebutuhan pokok. “Kalau BBM naik, biaya kirim barang pasti ikut naik, harga di pasar juga naik,” kata Yusuf, salah seorang sopir angkutan di Samarinda.

Pemerintah daerah Kalimantan Timur melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UMKM menegaskan pihaknya akan memonitor dampak kenaikan BBM pada harga bahan pokok dan ongkos transportasi. Mereka juga akan mengintensifkan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga sembako agar daya beli masyarakat tidak tergerus terlalu dalam.

Kesimpulan: BBM Nonsubsidi Terus Bergerak Dinamis

Secara keseluruhan, kenaikan harga BBM nonsubsidi ini merupakan refleksi dinamika pasar energi global yang tidak dapat dihindari. Ketidakpastian geopolitik, nilai tukar rupiah, dan biaya distribusi menjadi variabel penting dalam perhitungan harga dasar BBM di Indonesia.

Di sisi lain, pemerintah dan Pertamina diharapkan dapat menjaga keseimbangan antara keberlanjutan pasokan energi nasional dan daya beli masyarakat, terutama di daerah luar Jawa seperti Samarinda, yang memiliki ketergantungan tinggi pada distribusi BBM untuk mendukung aktivitas ekonomi.

Terkini