JAKARTA - Upaya menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat tidak bisa hanya bertumpu pada tindakan represif atau patroli rutin. Di tengah kompleksitas dinamika sosial, strategi pendekatan humanis dan kemitraan menjadi hal yang semakin dikedepankan oleh aparat kepolisian. Hal inilah yang menjadi dasar Polsek Wagir, Kabupaten Malang, dalam melaksanakan program sambang dialogis ke berbagai wilayah pemukiman dan institusi.
Salah satu bentuk nyata dari implementasi pendekatan tersebut terlihat dari kegiatan personel Polsek Wagir yang belum lama ini menyambangi Perumahan Krisna di Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir. Kunjungan tersebut bukan semata patroli biasa, melainkan menjadi wadah membangun kemitraan strategis dengan masyarakat, sekaligus menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) secara langsung kepada warga.
Pola Pendekatan Proaktif: Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati
Kapolsek Wagir, melalui jajarannya, menekankan bahwa salah satu bentuk kerja preventif paling efektif adalah menyentuh langsung komunitas masyarakat. Dengan mendatangi warga di lingkungan tempat tinggal mereka, aparat dapat mendengar langsung keluhan, keresahan, atau laporan yang barangkali belum sempat disampaikan melalui jalur formal.
“Kami tidak menunggu laporan masuk dulu baru bertindak. Sebaliknya, kami datang lebih awal untuk membangun komunikasi, mencegah potensi gangguan, dan memastikan masyarakat merasa aman serta dilindungi,” ujar salah satu anggota Polsek Wagir yang terlibat dalam kegiatan tersebut.
Dialog Humanis, Jembatan Antara Polisi dan Warga
Dalam sambang ke Perumahan Krisna tersebut, petugas tidak hanya sekadar berkeliling atau hadir secara formal. Pendekatan yang digunakan bersifat dialogis dan kekeluargaan. Warga diberi kesempatan menyampaikan kondisi keamanan di lingkungannya, serta berbagi aspirasi terkait sistem keamanan swadaya seperti ronda malam, portal masuk, dan pencatatan tamu.
Petugas juga menyampaikan sejumlah imbauan Kamtibmas yang relevan, seperti pentingnya menjaga keamanan lingkungan secara kolektif, kewaspadaan terhadap aksi pencurian, serta bahaya penyalahgunaan narkoba dan kenakalan remaja.
“Lingkungan perumahan seperti Krisna ini terlihat tenang, tapi justru harus diantisipasi karena pelaku kejahatan cenderung menyasar wilayah dengan sistem pengawasan yang longgar. Maka itu kami mendorong adanya pengaktifan kembali Siskamling dan pelibatan warga dalam pemantauan rutin,” jelas petugas.
Kolaborasi dengan Sekolah dan Tokoh Masyarakat
Selain menyapa warga secara umum, pihak Polsek Wagir juga menekankan pentingnya menjalin kerja sama lintas institusi, salah satunya dengan sekolah-sekolah di wilayah hukum mereka. Kolaborasi ini meliputi edukasi kepada pelajar mengenai hukum, bahaya narkoba, bullying, hingga pendidikan lalu lintas.
Kunjungan ke Perumahan Krisna juga menjadi salah satu sarana untuk memetakan jalur aman anak sekolah, serta mengenali titik-titik yang berpotensi rawan konflik atau kecelakaan. Sejumlah tokoh masyarakat dan pengurus RT/RW turut dilibatkan dalam diskusi mengenai tanggung jawab sosial kolektif terhadap generasi muda.
Respons Positif dari Warga
Langkah sambang dialogis yang dilakukan Polsek Wagir disambut positif oleh penghuni Perumahan Krisna. Mereka mengapresiasi kehadiran polisi yang mau turun langsung ke lingkungan warga, bukan hanya saat ada masalah. Banyak warga merasa lebih nyaman dan terlindungi setelah berdiskusi langsung dengan pihak kepolisian.
“Kami merasa lebih tenang karena tahu polisi benar-benar hadir dan peduli. Semoga kegiatan seperti ini bisa rutin dilakukan, karena keamanan bukan cuma urusan polisi, tapi juga warga,” ujar salah satu warga perumahan.
Kamtibmas Bukan Sekadar Tugas Kepolisian
Pesan utama dari kegiatan ini adalah bahwa menjaga keamanan bukan semata tugas polisi, melainkan tanggung jawab bersama. Masyarakat memiliki peran vital sebagai informan awal, penjaga lingkungan, dan mitra strategis polisi dalam mendeteksi dini berbagai potensi gangguan.
Polsek Wagir juga mendorong warga untuk aktif melaporkan kegiatan mencurigakan melalui layanan komunikasi cepat yang telah disediakan, baik melalui call center, aplikasi pengaduan, hingga grup komunikasi RT-Polsek yang mulai diinisiasi di beberapa desa.
Dukungan Pemerintah Desa
Pemerintah Desa Sidorahayu, sebagai wilayah administratif tempat Perumahan Krisna berada, turut menyambut baik pendekatan yang dilakukan Polsek Wagir. Kepala desa mengungkapkan bahwa sinergi antara pihak desa, warga, dan kepolisian merupakan formula ampuh dalam menjaga stabilitas keamanan lokal.
“Kehadiran polisi bukan hanya memberi rasa aman, tapi juga membangun kesadaran kolektif. Ini menjadi contoh bagi desa-desa lain untuk terus menjalin komunikasi intensif dengan aparat,” ungkap Kepala Desa Sidorahayu.
Harapan dan Kelanjutan Program
Melalui pola sambang dialogis ini, Polsek Wagir berharap tercipta model pendekatan yang bisa direplikasi di berbagai wilayah lain, khususnya dalam konteks membangun komunitas yang tangguh terhadap gangguan keamanan. Ke depan, kegiatan ini tidak hanya akan menyasar permukiman, tetapi juga tempat ibadah, pasar, area wisata, serta sekolah dan kampus.
Kegiatan seperti ini akan terus diintensifkan dalam rangka transformasi Polri menuju institusi yang prediktif, responsibilitas, dan transparansi berkeadilan (Presisi) sebagaimana yang digagas oleh Kapolri.
Pendekatan Polsek Wagir dalam membangun relasi langsung dengan masyarakat lewat sambang dialogis ke Perumahan Krisna adalah contoh nyata bahwa keamanan sejati lahir dari kolaborasi dan kepedulian. Dengan sinergi antara aparat dan warga, potensi gangguan bisa ditekan sejak dini, dan suasana kondusif dapat terus terjaga.
Jika semua pihak terus menjaga komunikasi dan partisipasi, bukan hal yang mustahil bila Kecamatan Wagir menjadi wilayah yang aman, harmonis, dan menjadi rujukan dalam praktik pemeliharaan Kamtibmas berbasis komunitas.