Lari, Olahraga Murah Investasi Sehat

Rabu, 02 Juli 2025 | 11:25:14 WIB
Lari, Olahraga Murah Investasi Sehat

JAKARTA - Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga semakin meningkat, namun tidak semua memiliki waktu atau biaya untuk aktivitas kebugaran yang memerlukan peralatan mahal atau tempat khusus. Di antara banyak pilihan, olahraga lari muncul sebagai solusi sederhana, murah, dan praktis yang tetap memberikan manfaat besar bagi kesehatan. Kemudahan ini membuat lari digemari semua kalangan, mulai dari pelajar, pekerja kantoran, hingga lansia yang ingin menjaga kebugaran tubuh tanpa harus mengeluarkan biaya besar.

Menurut dr. Dimas Prasetya, Sp.JP, dokter spesialis jantung dari RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, lari adalah salah satu aktivitas aerobik yang paling efektif untuk memperkuat kesehatan jantung. Dengan rutin berlari 3–5 kali dalam seminggu, cukup 30 menit setiap sesi, sudah mampu melatih otot jantung, memperkuat pembuluh darah, dan meningkatkan sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh. “Lari adalah aktivitas aerobik yang sangat baik untuk kesehatan jantung. Cukup dilakukan secara rutin, 3-5 kali seminggu selama 30 menit, efeknya sangat positif,” jelasnya.

Kelebihan lari dibanding banyak olahraga lainnya terletak pada fleksibilitasnya. Anda bisa melakukannya hampir di mana saja: di sekitar rumah, jalan kompleks, taman kota, atau trotoar. Tidak memerlukan keanggotaan gym atau perlengkapan mahal, cukup sepasang sepatu olahraga yang nyaman dan pakaian yang sesuai. Kemudahan ini membuat banyak orang tetap bisa berolahraga meski sibuk atau terkendala biaya.

Penelitian-penelitian juga mengonfirmasi manfaat besar olahraga lari secara rutin. Studi menunjukkan bahwa kebiasaan berlari dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner, hipertensi, dan kadar kolesterol yang tinggi. Bagi banyak orang, lari juga menjadi cara efektif untuk menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kualitas tidur, yang sangat penting di era modern ketika stres dan pola hidup tidak sehat kerap mengintai.

Lebih jauh, dr. Dimas menambahkan bahwa selain manfaat fisik, berlari juga membantu memperbaiki kesehatan mental. Ketika berlari, tubuh melepaskan hormon endorfin, yang sering disebut hormon kebahagiaan. Hormon ini membantu mengurangi stres, meningkatkan suasana hati, dan membuat pikiran lebih segar. “Banyak pasien yang merasa jantungnya lebih kuat dan tidak mudah lelah setelah rutin berlari. Bahkan kondisi mental juga membaik karena lari membantu melepaskan hormon endorfin,” katanya.

Fenomena komunitas lari yang berkembang di banyak kota besar dan kecil di Indonesia juga menjadi faktor yang mendorong orang semakin giat berolahraga. Komunitas-komunitas ini tidak hanya memberi ruang bagi orang-orang untuk berbagi pengalaman, tetapi juga berperan sebagai sumber motivasi. Orang yang sebelumnya enggan berolahraga pun jadi lebih semangat ketika berlari bersama teman-teman dalam satu komunitas.

Selain itu, tren lari kini tidak lagi terbatas pada kalangan atletik. Lari telah menjadi gaya hidup yang identik dengan kesadaran menjaga kesehatan, yang semakin banyak diadopsi generasi muda hingga orang tua. Event-event lari seperti fun run, marathon, atau charity run pun makin sering digelar dan diminati, menciptakan ekosistem positif yang mendukung kebiasaan olahraga secara kolektif.

Dalam konteks kesehatan publik, semakin banyak orang yang rutin berlari juga memberikan dampak positif yang luas. Masyarakat yang lebih sehat berarti mengurangi beban penyakit tidak menular seperti jantung, hipertensi, dan diabetes, yang sering menjadi penyebab kematian tertinggi. Dengan demikian, kebiasaan sederhana seperti lari tidak hanya bermanfaat untuk individu, tetapi juga berkontribusi pada kesehatan nasional.

Bahkan, lari bisa menjadi salah satu bentuk investasi kesehatan jangka panjang yang sangat terjangkau. Dengan komitmen sederhana, tubuh akan menjadi lebih bugar, risiko penyakit menurun, serta kualitas hidup meningkat. Banyak orang mengakui bahwa setelah menjadikan lari sebagai rutinitas, mereka merasakan stamina lebih baik dan tidak mudah lelah saat beraktivitas sehari-hari.

Keleluasaan dalam memilih waktu dan tempat berlari juga membuat aktivitas ini cocok dengan berbagai gaya hidup. Bagi yang bekerja dari pagi hingga sore, lari bisa dilakukan di pagi buta atau malam hari. Sedangkan bagi yang memiliki waktu senggang di siang hari, jogging di taman kota bisa menjadi alternatif melepas penat. Tidak heran jika lari terus diminati sebagai salah satu olahraga paling adaptif di tengah padatnya aktivitas masyarakat modern.

Melalui berbagai manfaat fisik dan mentalnya, serta kemudahan aksesnya, olahraga lari membuktikan bahwa untuk menjadi sehat tidak harus mahal atau ribet. Seperti yang diungkapkan dr. Dimas, efek positif lari tidak hanya dirasakan di tubuh, tetapi juga di hati dan pikiran. Artinya, siapa pun sebenarnya bisa memulai langkah sederhana ini untuk hidup lebih sehat dan berkualitas.

Terkini