Mengenal Fungsi Centang Biru di WhatsApp: Bukan Sekadar Simbol, Tapi Petunjuk Komunikasi

Rabu, 02 Juli 2025 | 10:50:34 WIB
Mengenal Fungsi Centang Biru di WhatsApp: Bukan Sekadar Simbol, Tapi Petunjuk Komunikasi

JAKARTA - Dalam era komunikasi digital yang serba cepat, setiap simbol kecil dalam aplikasi bisa membawa arti besar bagi penggunanya. Salah satu fitur yang cukup ikonik dalam aplikasi pesan instan WhatsApp adalah tanda centang berwarna biru. Meski terlihat sederhana, ternyata tanda ini menyimpan arti penting dalam proses komunikasi yang berlangsung setiap hari melalui aplikasi tersebut.

Tak jarang pengguna bertanya-tanya tentang arti dari simbol centang biru ini. Apa sebenarnya yang dimaksud? Kapan tanda ini muncul? Apakah semua pesan bisa mendapatkan centang biru? Dan apakah centang biru ini bisa dimatikan?

Pertanyaan-pertanyaan semacam ini muncul karena centang biru bukan hanya menjadi indikator teknis, melainkan juga bisa berdampak secara sosial dalam komunikasi. Oleh sebab itu, penting untuk memahami fungsi, pengaturan, dan konteks penggunaan tanda ini agar tak terjadi kesalahpahaman saat berinteraksi melalui WhatsApp.

Centang di WhatsApp: Apa Saja Artinya?

WhatsApp sebenarnya menggunakan sistem centang untuk memberi tanda bahwa pesan yang dikirim telah melewati beberapa tahap. Ada tiga jenis centang yang bisa muncul, yaitu:

Satu centang abu-abu: Menandakan bahwa pesan telah berhasil dikirim dari perangkat pengirim, namun belum diterima oleh perangkat penerima.

Dua centang abu-abu: Artinya pesan telah diterima oleh perangkat penerima, namun belum dibaca.

Dua centang biru: Ini yang paling banyak menarik perhatian—dua centang biru berarti pesan sudah dibaca oleh si penerima.

Tanda centang biru inilah yang kerap menimbulkan berbagai interpretasi. Beberapa orang merasa lega saat melihat tanda ini karena tahu pesannya telah dibaca. Namun, ada juga yang justru merasa kecewa jika tidak segera mendapat balasan setelah melihat centang biru muncul. Di sinilah muncul dinamika sosial dalam komunikasi digital.

Fungsi dan Tujuan Fitur Centang Biru

Diluncurkan pertama kali pada tahun 2014, fitur centang biru dirancang oleh WhatsApp sebagai alat untuk meningkatkan transparansi dalam komunikasi. Dengan adanya indikator ini, pengguna bisa tahu bahwa pesan mereka telah benar-benar sampai dan dibaca oleh penerima.

Namun, fitur ini juga memicu pro dan kontra. Di satu sisi, ini memberikan kepastian bagi pengirim bahwa pesan mereka tidak diabaikan. Di sisi lain, bagi penerima, centang biru bisa menimbulkan tekanan sosial untuk segera membalas pesan, bahkan dalam kondisi yang tidak memungkinkan.

Untuk mengakomodasi kebutuhan berbagai tipe pengguna, WhatsApp pun memberikan opsi pengaturan privasi terkait centang biru ini.

Bisakah Centang Biru Dimatikan?

Jawabannya: bisa. WhatsApp memberikan kebebasan bagi penggunanya untuk menonaktifkan tanda centang biru melalui pengaturan privasi. Caranya cukup mudah:

Buka aplikasi WhatsApp.

Masuk ke menu Pengaturan (Settings).

Pilih Privasi (Privacy).

Nonaktifkan opsi Laporan dibaca (Read Receipts).

Namun, penting untuk diketahui bahwa jika Anda mematikan laporan dibaca, maka Anda pun tidak akan bisa melihat centang biru di pesan yang Anda kirim ke orang lain. Artinya, pengaturan ini bersifat dua arah: ketika Anda memilih untuk menjaga privasi Anda, maka Anda pun harus rela kehilangan akses terhadap privasi orang lain.

Fitur ini tidak berlaku pada grup. Dalam percakapan grup, dua centang biru tetap akan muncul ketika semua anggota grup sudah membaca pesan tersebut, terlepas dari apakah mereka mengaktifkan atau menonaktifkan read receipts di pengaturan mereka.

Dampak Sosial dari Fitur Centang Biru

Di balik fungsi teknisnya, centang biru juga membawa dampak sosial yang tidak bisa diabaikan. Dalam banyak kasus, centang biru bisa memicu kesalahpahaman antar individu, terutama dalam konteks komunikasi yang sifatnya sensitif.

Contohnya, seseorang mungkin merasa diabaikan ketika pesan mereka sudah centang biru, tapi tidak segera dibalas. Padahal, bisa saja penerima belum sempat merespons karena kesibukan, atau memilih untuk menunggu waktu yang tepat untuk membalas dengan lebih lengkap.

Di sinilah pentingnya memahami bahwa centang biru hanyalah fitur, bukan pernyataan emosional. Kesadaran digital semacam ini menjadi bagian dari literasi komunikasi modern, agar hubungan sosial tetap sehat di era aplikasi pesan instan.

Tanda Centang Bukan untuk Semua Jenis Pesan

Fitur centang biru juga berlaku secara terbatas. Misalnya, dalam pengiriman pesan suara (voice note), centang biru akan muncul hanya jika penerima benar-benar memutar pesan tersebut. Sementara untuk gambar, video, dan dokumen, centang biru baru muncul jika file tersebut dibuka.

Dengan demikian, centang biru juga dapat menjadi indikator aktivitas pengguna dalam berinteraksi dengan berbagai jenis media yang dikirimkan, bukan hanya teks.

Centang Biru di WhatsApp Web dan Versi Desktop

Sama seperti versi mobile-nya, WhatsApp Web dan aplikasi desktop juga menampilkan sistem centang ini. Pengguna yang mengakses WhatsApp melalui komputer tetap bisa memantau status pesan yang mereka kirim dan terima.

Namun, ada sedikit keterlambatan dalam sinkronisasi jika jaringan internet tidak stabil, sehingga centang bisa muncul dengan jeda waktu beberapa detik. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadi salah tafsir.

 Bijak dalam Menyikapi Tanda Centang Biru

Fitur centang biru di WhatsApp memang tampak seperti elemen kecil dalam tampilan antarmuka aplikasi. Namun fungsinya begitu besar dalam memberi kejelasan status komunikasi antar pengguna. Bagi sebagian orang, ini adalah fitur penting yang menunjukkan apakah pesan mereka diperhatikan. Bagi sebagian lainnya, ini bisa menjadi sumber tekanan komunikasi yang tak perlu.

Kabar baiknya, WhatsApp memberikan kontrol penuh kepada pengguna untuk mengatur fitur ini sesuai dengan kenyamanan masing-masing. Anda bisa memilih untuk mengaktifkan atau menonaktifkan tanda centang biru, asalkan siap menerima konsekuensinya secara dua arah.

Jadi, ketika melihat tanda dua centang biru di layar percakapan, ingatlah bahwa simbol itu bukan hanya tentang pesan yang dibaca—tetapi juga tentang bagaimana kita mengelola ekspektasi dan empati dalam berkomunikasi secara digital.

Terkini

Ekspor Batu Bara Turun, Domestik Jadi Andalan

Kamis, 03 Juli 2025 | 13:56:37 WIB

Tarif Listrik Tetap, Fokus Efisiensi

Kamis, 03 Juli 2025 | 14:00:10 WIB

Satu Harga LPG 3 Kg Atasi Ketimpangan

Kamis, 03 Juli 2025 | 14:03:38 WIB

Harga Minyak Dunia Naik karena Geopolitik

Kamis, 03 Juli 2025 | 14:12:58 WIB