JAKARTA - Transformasi sektor energi nasional menuju keberlanjutan kini semakin terasa nyata dengan percepatan pengembangan megaproyek LNG Abadi di wilayah kerja (WK) Masela, Provinsi Maluku. Melalui anak perusahaannya INPEX Masela Ltd., INPEX Corporation memulai fase penting dari proyek ini yang menjadi harapan besar bagi masa depan ketahanan energi Indonesia.
Proyek strategis ini disebut tidak hanya penting bagi INPEX, tetapi juga bagi bangsa secara keseluruhan. Tantangan geografis dan teknis yang kompleks menjadikan pengembangan lapangan gas Abadi sebagai simbol dari kolaborasi global dan ketangguhan rekayasa energi dalam negeri.
Executive Project Director INPEX Masela, Jarrad Blinco, menjelaskan bahwa proyek ini membutuhkan ketelitian logistik dan teknis tingkat tinggi, mengingat lokasi pengembangan berada di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, kawasan terpencil yang jauh dari pusat kegiatan ekonomi nasional. Salah satu tantangan utama adalah pemasangan pipa gas yang harus melintasi Palung Tanimbar—palung laut dalam yang mencapai kedalaman lebih dari 1.500 meter.
"Salah satunya adalah tantangan teknis di mana pipa harus melintasi Palung Tanimbar dengan kedalaman lebih dari 1.500 meter," kata Blinco.
Proyek ini juga akan membangun salah satu Fasilitas Floating Production Storage and Offloading (FPSO) terbesar di Indonesia. Di dalamnya, akan digunakan sistem subsea Christmas Tree—perangkat teknologi bawah laut—yang tercatat sebagai yang terbesar yang pernah diproduksi di Indonesia. Lebih jauh lagi, teknologi ini akan menjadi yang pertama menerapkan subsea Christmas Tree CCS (Carbon Capture and Storage) melalui sistem sumur bawah laut, sebuah lompatan teknologi yang sangat penting dalam mengurangi emisi karbon.
"Ini mencerminkan skala dan kompleksitas proyek yang luar biasa," ujar Blinco dengan penuh optimisme.
Tidak hanya kompleks, proyek ini juga menjadi andalan baru dalam roadmap nasional menuju dekarbonisasi dan penguatan ketahanan energi. Dengan dukungan penuh dari mitra strategis dan pemerintah melalui SKK Migas, INPEX berkomitmen menyelesaikan proyek ini sesuai dengan tahapan yang telah ditetapkan.
Menurut Blinco, pihaknya saat ini tengah menyelesaikan proses akhir tender dan akan segera memulai tahap Front-End Engineering Design (FEED), sebuah fase penting dalam tahapan teknis proyek besar. Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam FEED akan menjadi kunci dalam memastikan kelancaran pembangunan hingga tahap produksi.
"Kami bertekad untuk merealisasikan proyek ini agar dapat segera memasuki tahap produksi. Saat ini, kami sedang menyelesaikan tahap akhir proses tender dan dalam waktu dekat akan memulai fase Front-End Engineering Design (FEED), yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan proyek ini," lanjutnya.
Salah satu nilai strategis dari proyek Abadi adalah penerapan teknologi CCS sejak awal perancangannya. Ini menjadikan proyek LNG pertama di Indonesia yang mengintegrasikan sistem penangkapan dan penyimpanan karbon sebagai bagian integral dari operasinya. Langkah ini dinilai sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam mencapai target dekarbonisasi serta mengurangi emisi sektor migas.
“Proyek Abadi dirancang menjadi proyek LNG pertama di Indonesia yang menerapkan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) sejak awal pengembangannya,” jelas Blinco.
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) di sektor energi, pengembangan LNG Abadi memiliki kapasitas yang sangat besar. Rencana pembangunan mencakup dua unit train untuk likuifaksi gas alam (LNG) di darat, dengan total kapasitas produksi mencapai 9,5 juta metrik ton per tahun (MTPA). Selain itu, akan disalurkan gas pipa sebesar 150 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk kebutuhan domestik, serta produksi kondensat yang ditargetkan mencapai sekitar 35.000 barel per hari (BCPD).
Kapasitas sebesar itu menjadikan proyek ini sebagai salah satu pilar utama dalam strategi pemenuhan energi domestik jangka panjang. Di tengah meningkatnya kebutuhan energi nasional, keberadaan proyek Abadi Masela membawa harapan besar dalam menciptakan suplai energi yang stabil, bersih, dan berkelanjutan.
INPEX memegang 65% partisipasi pengelolaan Lapangan Gas Abadi, bekerja sama dengan Pertamina Hulu Energi Masela (20%) dan Petronas Masela Sdn. Bhd sebagai mitra strategis. Kemitraan ini tidak hanya menunjukkan sinergi antara pelaku energi global dan BUMN nasional, tetapi juga mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat pengembangan teknologi energi masa depan.
Blinco menegaskan bahwa pendekatan kolaboratif dengan berbagai pihak adalah kunci sukses proyek besar ini. Dukungan pemerintah dan koordinasi intensif dengan lembaga terkait seperti SKK Migas akan terus diperkuat agar proses pengembangan berjalan sesuai jadwal.
Dalam beberapa tahun ke depan, proyek ini diharapkan tidak hanya memberikan dampak ekonomi secara nasional, tetapi juga mempercepat transformasi sektor energi menuju era rendah karbon. Penerapan CCS dan pembangunan infrastruktur LNG modern juga dinilai akan mendorong inovasi teknologi dalam industri migas domestik.
Dengan skala, inovasi, dan kompleksitas yang belum pernah ada sebelumnya, proyek LNG Abadi menjadi gambaran jelas bagaimana masa depan energi Indonesia akan dibentuk. Di tengah krisis iklim global dan kebutuhan energi yang terus meningkat, langkah INPEX dan para mitra di Masela membawa harapan baru bagi ketahanan energi nasional berbasis keberlanjutan.