Stabilitas Keuangan Sulampua Ditegaskan OJK

Rabu, 16 Juli 2025 | 12:12:46 WIB
Stabilitas Keuangan Sulampua Ditegaskan OJK

JAKARTA - Di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih membayangi, sektor jasa keuangan di kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) menunjukkan daya tahan yang cukup tangguh. Optimisme ini disampaikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) wilayah Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar), yang menilai bahwa performa sektor jasa keuangan di kawasan timur Indonesia tersebut tetap kuat dan berperan aktif mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin, mengungkapkan bahwa meskipun dunia tengah berada dalam dinamika ekonomi yang cukup kompleks, stabilitas sektor keuangan di wilayah Sulampua relatif terjaga. Hal ini menjadi cerminan dari fundamental ekonomi yang kuat serta peran aktif sektor keuangan dalam menopang aktivitas riil masyarakat.

"Ketahanan ini mencerminkan resiliensi sektor keuangan yang solid serta fundamental perekonomian domestik Sulampua yang tetap kuat," ujarnya.

Muchlasin menekankan bahwa perekonomian di wilayah Sulampua menunjukkan daya tahan yang impresif. Hal ini tercermin dari inflasi yang tetap terkendali serta dukungan aktif dari sektor riil yang menjaga dinamika ekonomi tetap positif. Ia menilai bahwa sinergi antara pelaku sektor jasa keuangan dan pengambil kebijakan menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas tersebut.

Menurutnya, stabilitas sektor keuangan merupakan landasan penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah secara berkelanjutan. Dalam konteks ini, intermediasi yang sehat dan perluasan akses keuangan menjadi fokus utama agar manfaat pembangunan ekonomi dapat dirasakan secara merata.

“Stabilitas tersebut menjadi landasan penting bagi sektor jasa keuangan untuk terus menjalankan perannya secara optimal dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui intermediasi yang sehat dan perluasan akses keuangan,” jelas Muchlasin.

Dari sisi performa industri perbankan, indikator-indikator utama juga menunjukkan tren pertumbuhan yang positif. Aset perbankan di wilayah Sulampua tercatat mencapai Rp547 triliun dengan pertumbuhan 4,49 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa sektor perbankan masih beroperasi dalam kondisi yang sehat dan produktif.

Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh perbankan di wilayah tersebut mencapai Rp341,44 triliun, tumbuh sebesar 2,52 persen (yoy). Pertumbuhan DPK ini menunjukkan adanya kepercayaan yang tinggi dari masyarakat untuk menyimpan dana mereka di lembaga keuangan formal.

Lebih lanjut, penyaluran kredit juga terus menunjukkan tren ekspansi yang moderat dan sehat. Hingga posisi terkini, nilai total kredit yang disalurkan mencapai Rp434,77 triliun, dengan pertumbuhan tahunan sebesar 5,02 persen. Kredit konsumtif masih menjadi penyumbang terbesar dengan nilai Rp224,16 triliun, atau sekitar 51,65 persen dari total penyaluran kredit.

Pertumbuhan ini dinilai sebagai cerminan dari permintaan masyarakat yang terus bertumbuh, baik untuk konsumsi maupun produktivitas, dan menjadi salah satu indikator penting dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Tak hanya itu, kondisi ini juga menunjukkan bahwa perbankan di Sulampua berhasil mempertahankan fungsi intermediasi mereka secara optimal, meskipun dalam tekanan global yang tidak menentu. Di sisi lain, tetap terjaganya inflasi di kawasan ini turut mendorong daya beli masyarakat tetap terjaga dan menciptakan ruang bagi lembaga keuangan untuk menyalurkan kredit secara lebih agresif.

Moch Muchlasin menilai bahwa ke depan, kerja sama yang erat antara OJK, pelaku industri keuangan, dan pemangku kepentingan daerah sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya melalui penguatan literasi dan inklusi keuangan. Dengan lebih banyak masyarakat yang memahami produk keuangan dan memiliki akses terhadapnya, maka peluang pertumbuhan ekonomi berbasis kerakyatan akan semakin terbuka lebar.

Ia juga menekankan pentingnya memperluas distribusi layanan jasa keuangan ke wilayah-wilayah yang selama ini masih terpinggirkan. Dalam pandangannya, transformasi digital yang terjadi di sektor keuangan menjadi momentum yang sangat baik untuk memperluas jangkauan layanan secara efisien dan cepat.

“Dengan digitalisasi, kami harap kehadiran layanan jasa keuangan bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat, bahkan di wilayah-wilayah terpencil Sulampua. Ini bagian dari komitmen kita untuk memperluas inklusi keuangan,” tambahnya.

Kinerja positif sektor keuangan di Sulampua juga mendapat perhatian nasional. Dalam berbagai kesempatan, OJK menyebutkan bahwa kontribusi kawasan timur Indonesia terhadap pertumbuhan ekonomi nasional sangat penting, dan perlu terus didorong melalui kebijakan yang berpihak pada penguatan sektor riil dan UMKM.

Kinerja yang dicapai sejauh ini merupakan hasil dari kerja bersama seluruh pemangku kepentingan yang menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan. Muchlasin menutup keterangannya dengan optimisme bahwa selama koordinasi tetap terjalin, sektor keuangan akan terus menjadi penopang utama dalam menghadapi tantangan ekonomi global.

Terkini

Cuka Apel untuk Kesehatan Alami

Jumat, 18 Juli 2025 | 07:27:41 WIB

Wisata Pulau Eksotis Dekat Jakarta

Jumat, 18 Juli 2025 | 07:30:24 WIB

3 Shio Paling Hoki 18 Juli 2025

Jumat, 18 Juli 2025 | 08:21:15 WIB

Cirebon Ubah Sampah Jadi Energi Ramah Lingkungan

Jumat, 18 Juli 2025 | 08:23:20 WIB