JAKARTA - Upaya memperluas akses transportasi udara ke wilayah pedalaman Indonesia kembali menunjukkan kemajuan. Kali ini, langkah tersebut ditandai dengan dibukanya rute baru Sriwijaya Air menuju Wamena, Papua Pegunungan, yang diresmikan secara langsung oleh Wakil Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Dr. Ribka Haluk, S.Sos., M.M.
Penerbangan perdana Sriwijaya Air dengan nomor SJY-784 dari Makassar menuju Wamena menjadi penanda tonggak penting dalam membuka konektivitas antarwilayah yang selama ini sulit dijangkau. Rombongan Wamendagri yang turut menumpangi penerbangan tersebut disambut hangat oleh Gubernur Papua Pegunungan, Dr. (HC) John Tabo, S.E., M.B.A., bersama Wakil Gubernur Dr. Ones Pahabol, S.E., M.M., serta perwakilan Forkopimda, TNI, Polri, dan unsur pemerintah daerah.
Dibukanya jalur udara ini menjadi angin segar bagi masyarakat Papua Pegunungan yang selama ini menghadapi tantangan mobilitas tinggi akibat terbatasnya infrastruktur jalan darat. Dalam kesempatan tersebut, seluruh pihak yang hadir menegaskan bahwa kehadiran maskapai berbadan besar seperti Sriwijaya Air di Bandara Wamena merupakan pencapaian besar, baik dari sisi pembangunan transportasi maupun dampaknya bagi perekonomian dan sosial masyarakat setempat.
- Baca Juga Erick Thohir Bawa Turnamen ke Medan
Peran TNI Angkatan Udara melalui Kopasgat juga menjadi sorotan dalam kegiatan ini. Personel Satgas Yonko 465 Kopasgat ditugaskan untuk mengawal seluruh rangkaian acara, mengamankan kedatangan pesawat, serta memastikan stabilitas keamanan Bandara Wamena. Keberadaan satuan elite TNI AU ini menjadi penegas bahwa wilayah strategis seperti Papua Pegunungan memerlukan perhatian khusus dalam penyelenggaraan layanan publik, termasuk aspek keamanan transportasi udara.
Dalam sambutannya, Gubernur John Tabo mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan berbagai pihak dalam menjadikan Wamena sebagai destinasi penerbangan berbadan besar. Ia menyatakan bahwa kehadiran Sriwijaya Air akan mengubah peta transportasi wilayahnya. “Dulu Wamena hanya dilayani pesawat kecil, kini bisa menerima pesawat berbadan besar seperti Boeing. Ini sejarah bagi Papua Pegunungan,” ujar John Tabo dengan penuh haru.
Ia juga menyampaikan keyakinannya bahwa rute ini akan memangkas waktu tempuh, menurunkan biaya logistik, serta membuka pintu-pintu baru bagi sektor pariwisata dan perdagangan lokal. Langkah ini dinilai mampu menciptakan stimulus ekonomi bagi masyarakat dan pelaku usaha di wilayah pegunungan yang selama ini terbatas ruang geraknya karena sulitnya akses transportasi.
Sementara itu, Wamendagri Ribka Haluk menegaskan bahwa konektivitas udara merupakan kebutuhan utama masyarakat pegunungan. Ia menyampaikan bahwa masih banyak wilayah di Indonesia, khususnya Papua, yang belum terjangkau jalan darat secara memadai, sehingga transportasi udara menjadi pilihan vital. “Kita ingin semua wilayah, termasuk yang terpencil, punya akses udara yang layak,” katanya.
Dalam pidatonya, Ribka juga memberikan apresiasi kepada berbagai maskapai yang selama ini melayani Papua seperti Trigana Air, Wings Air, dan Jayawijaya Air. Kehadiran Sriwijaya Air menurutnya akan melengkapi layanan yang sudah ada serta memberikan lebih banyak pilihan bagi masyarakat.
Direktur Utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena, menyatakan bahwa pembukaan rute ke Wamena ini bukan hanya strategi ekspansi, melainkan bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan nasional dan pemerataan konektivitas. Ia menyebut penerbangan ke Papua Pegunungan sebagai bentuk partisipasi aktif maskapai dalam menjawab tantangan logistik dan pelayanan publik di kawasan terpencil.
Peluncuran rute baru ini juga memperlihatkan kolaborasi kuat antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, aparat keamanan, serta pihak swasta dalam menciptakan ekosistem layanan transportasi udara yang aman, efisien, dan berkelanjutan. Keberhasilan penerbangan perdana ini diharapkan menjadi model bagi pengembangan konektivitas serupa di wilayah lain yang memiliki keterbatasan akses.
Bandara Wamena sendiri diproyeksikan akan menjadi salah satu simpul logistik utama di Papua Pegunungan. Dengan fasilitas yang terus ditingkatkan dan kemampuan untuk melayani pesawat berbadan besar, bandara ini dapat menjadi pusat distribusi barang, penumpang, dan dukungan logistik pemerintah.
Tak hanya aspek infrastruktur, dukungan personel keamanan seperti Kopasgat menjadi bagian integral dalam menjamin stabilitas wilayah yang rawan gangguan keamanan. Keberadaan Kopasgat memberikan rasa aman, terutama dalam memastikan kelancaran operasional bandara dan agenda kenegaraan.
Momentum ini menjadi bukti bahwa wilayah pegunungan Papua tidak tertinggal dalam arus pembangunan nasional. Penerbangan perdana Sriwijaya Air bukan hanya simbol kemajuan, tetapi juga harapan baru bagi percepatan pembangunan wilayah yang selama ini terisolasi.
Ke depan, sinergi antara pemerintah, maskapai penerbangan, aparat keamanan, dan masyarakat diharapkan terus terjalin untuk mewujudkan konektivitas yang inklusif. Dengan akses udara yang lebih baik, Papua Pegunungan tidak hanya akan lebih terhubung, tetapi juga memiliki peluang lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata, dan kesejahteraan masyarakatnya.