Bursa Asia Bergerak Positif, Fokus pada Nvidia

Kamis, 28 Agustus 2025 | 12:10:09 WIB
Bursa Asia Bergerak Positif, Fokus pada Nvidia

JAKARTA - Bursa saham Asia menunjukkan tren penguatan yang menarik, meski masih dibayangi kekhawatiran atas prospek bisnis global, khususnya sektor teknologi. Investor menyoroti kinerja Nvidia yang berhasil mencetak rekor, tetapi tetap dikhawatirkan akibat tekanan bisnisnya di China, sementara sentimen suku bunga Amerika Serikat (AS) turut memengaruhi pergerakan pasar regional.

Data pasar terbaru mencatat pukul 09.52 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,40 persen, Shanghai Composite di China meningkat 0,67 persen, KOSPI Korea Selatan mendaki 0,39 persen, STI Singapura bertambah 0,12 persen, dan CSI 300 China melonjak 1,26 persen. Kenaikan ini terjadi di tengah optimisme investor terhadap sektor teknologi dan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter global.

Di Jepang, dinamika politik memengaruhi sentimen pasar. Kyodo melaporkan pembatalan kunjungan pejabat dagang utama Jepang, Ryosei Akazawa, ke AS untuk menindaklanjuti kesepakatan dagang yang dicapai bulan lalu. Meski demikian, pasar Jepang tetap menguat seiring stabilnya keyakinan investor terhadap kondisi ekonomi domestik.

Sementara itu, di Korea Selatan, saham-saham menguat setelah Bank of Korea (BOK) menahan suku bunga acuan di level 2,5 persen, sesuai perkiraan para ekonom. Langkah ini dianggap menenangkan pasar dan memberikan sinyal stabilitas bagi sektor perbankan serta saham-saham berbasis teknologi.

Namun, tidak semua bursa Asia mengalami penguatan. Hang Seng Hong Kong melemah 0,67 persen dan ASX 200 Australia turun tipis 0,08 persen. Penurunan ini sebagian dipicu oleh kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian global, termasuk konflik perdagangan dan regulasi ketat yang berpotensi memengaruhi keuntungan perusahaan multinasional.

Charu Chanana, Kepala Strategi Investasi Saxo di Singapura, menyoroti posisi pasar yang sudah sangat penuh. “Setelah reli yang begitu kuat, posisi investor sudah terlalu penuh sehingga ruang untuk kekecewaan sangat kecil,” ujarnya, dikutip Reuters. Ia menambahkan, efek negatif ini dapat menular ke pasar Asia, terutama saham chipmaker di Korea dan Taiwan yang memiliki keterkaitan erat dengan Nvidia.

Pergerakan saham teknologi AS juga memengaruhi sentimen regional. Kontrak berjangka S&P 500 e-mini turun 0,2 persen dan Nasdaq futures merosot 0,4 persen setelah Nvidia mengumumkan laporan keuangan terbarunya. Kekhawatiran investor lebih tertuju pada bisnis Nvidia di China, yang tertekan oleh ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing.

Analis Goldman Sachs menilai saham Nvidia berpotensi mengalami tekanan jika panduan perusahaan ke depan tidak memenuhi ekspektasi tinggi pasar. Mereka juga mencatat bahwa manajemen Nvidia tidak mengirim produk H20 ke China pada kuartal ini, yang semakin memicu spekulasi soal pertumbuhan pendapatan perusahaan di pasar terbesar kedua dunia tersebut.

Di sisi valuta, dolar AS berada di bawah tekanan setelah investor semakin yakin bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga pada pertemuan berikutnya. Keyakinan ini dipicu oleh sikap dovish Ketua The Fed, Jerome Powell, dan langkah-langkah Presiden Donald Trump yang berupaya memperkuat kendali atas bank sentral.

Awal pekan ini, Trump menyatakan niatnya untuk memecat Gubernur The Fed Lisa Cook. Kuasa hukum Cook menyatakan akan menempuh jalur hukum terhadap Gedung Putih. Tekanan terhadap The Fed bukan hal baru; pada masa jabatan pertamanya, Trump kerap mendorong pemangkasan suku bunga. Kali ini, tekanan kembali meningkat dengan permintaan pemangkasan beberapa persen, meski ancaman pemecatan Powell akhirnya diredakan.

Di pasar obligasi, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun tipis ke 4,2362 persen dari 4,238 persen pada penutupan perdagangan sebelumnya. Penurunan ini mencerminkan ekspektasi investor terhadap pelonggaran moneter. Data CME FedWatch menunjukkan peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan The Fed 17 September kini mencapai 88,7 persen, meningkat tajam dari 61,9 persen sebulan sebelumnya.

Dengan kombinasi faktor internal dan eksternal ini, pasar Asia bergerak dalam pola yang cukup dinamis. Investor terus mencermati saham-saham teknologi global, kebijakan moneter AS, serta perkembangan geopolitik yang dapat memengaruhi kinerja pasar regional. Reli di bursa Asia hari ini menjadi bukti bahwa meski ada ketidakpastian, investor masih optimistis terhadap potensi pertumbuhan jangka menengah, terutama di sektor teknologi yang tetap menjadi motor utama pasar global.

Terkini

3 Shio Raih Keberuntungan Finansial di September

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:31:09 WIB

Crypto 2025: 5 Aplikasi Terbaik untuk Investor Indonesia

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:33:58 WIB

BYD Atto 1: Mobil Listrik Kompak Siap Sambangi Surabaya

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:36:51 WIB

Profio Yoshi TREASURE: Rapper Kpop Serba Bisa

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:40:02 WIB

Haechan NCT Debut Solo: TASTE Penuh Nuansa Lembut

Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:42:37 WIB