JAKARTA - Indonesia tengah bergerak cepat menuju kemandirian energi bersih. PT PLN (Persero) menjadi salah satu motor penggerak utamanya dengan mempercepat pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Langkah ini tidak hanya dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional, tetapi juga sebagai wujud nyata kontribusi BUMN kelistrikan dalam mewujudkan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pentingnya swasembada energi berbasis sumber daya domestik.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN, Suroso Isnandar, menegaskan bahwa pengembangan energi panas bumi merupakan mandat yang sudah tercantum jelas dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Dalam rencana itu, pemerintah menargetkan kapasitas panas bumi bisa mencapai 5,2 gigawatt (GW) di berbagai wilayah Indonesia.
“Potensi panas bumi Indonesia sangat besar dan tersebar di banyak wilayah. Kami akan mengoptimalkan pengembangan PLTP yang sudah dikaji agar kehadirannya memberi dampak nyata, baik bagi masyarakat di sekitar proyek maupun pelanggan PLN di seluruh Indonesia,” kata Suroso dalam keterangannya, Sabtu (30/8/2025).
Strategi Percepatan Proyek Panas Bumi
Untuk mempercepat realisasi proyek PLTP, PLN menyiapkan berbagai strategi. Salah satunya dengan menjalin kesepakatan pembelian uap panas bumi bersama pengembang yang berpengalaman di sektor tersebut. Melalui skema ini, PLN dapat memastikan proyek berjalan dengan mitra yang memiliki kompetensi tinggi dan visi yang sejalan dalam menghadirkan energi bersih dengan harga terjangkau.
“Kami memastikan proyek-proyek panas bumi dijalankan bersama mitra strategis yang memiliki kompetensi dan visi sejalan dengan PLN untuk menghadirkan energi bersih dengan harga terjangkau bagi negeri. Seluruh proses dijalankan secara transparan, akuntabel, dan sesuai regulasi. Tak hanya itu, kami juga menerapkan prinsip fairness of partnership untuk mewujudkan iklim investasi yang sehat dan berkelanjutan,” jelas Suroso.
Selain transparansi, PLN menekankan kolaborasi jangka panjang yang saling menguntungkan. Dengan begitu, pengembangan PLTP tidak hanya menghasilkan listrik ramah lingkungan, tetapi juga menumbuhkan iklim usaha yang lebih kokoh.
Proyek Strategis di Bengkulu
Sejumlah proyek strategis kini tengah dipersiapkan PLN. Salah satu fokus utama berada di Provinsi Bengkulu, yaitu pembangunan dua PLTP yang ditargetkan dapat memperkuat bauran energi baru terbarukan (EBT) sekaligus meningkatkan keandalan pasokan listrik di Sumatra bagian selatan.
Proyek pertama adalah PLTP Kepahiang dengan kapasitas 110 megawatt (MW) yang berlokasi di Kabupaten Kepahiang dan Kabupaten Rejang Lebong. Saat ini, proyek tersebut berada pada tahap finalisasi pemilihan mitra strategis. Nantinya, listrik yang dihasilkan akan disalurkan melalui Gardu Induk (GI) Pekalongan di Kabupaten Kepahiang.
Selain itu, terdapat proyek PLTP Hululais dengan kapasitas serupa, yakni 110 MW, yang berlokasi di Kabupaten Lebong. Pembangkit ini ditargetkan sudah bisa beroperasi secara komersial atau mencapai commercial operation date (COD) pada tahun 2028. PLTP Hululais memanfaatkan sumber energi panas bumi dari Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE). Sama seperti proyek di Kepahiang, listrik dari Hululais juga akan dialirkan ke GI Pekalongan.
Dampak Positif Bagi Daerah dan Nasional
PLN menegaskan bahwa pengembangan PLTP tidak hanya sebatas proyek energi, tetapi juga memberikan dampak sosial dan ekonomi bagi daerah. Dengan melibatkan pelaku usaha lokal dan membuka lapangan kerja baru, proyek-proyek tersebut diproyeksikan menjadi motor pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar.
“Melalui pengembangan PLTP di berbagai daerah, PLN tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional dan transisi menuju energi hijau, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui keterlibatan pelaku usaha lokal dan penyerapan tenaga kerja,” pungkas Suroso.
Di tingkat nasional, keberadaan PLTP berkapasitas besar juga diperkirakan akan memperkuat bauran energi bersih dan menekan ketergantungan pada energi fosil. Indonesia yang memiliki cadangan panas bumi terbesar kedua di dunia diyakini dapat memanfaatkan potensi ini untuk menjawab kebutuhan energi masa depan.
Selaras dengan Agenda Transisi Energi
Langkah PLN ini sejalan dengan agenda global menuju dekarbonisasi. Penggunaan energi terbarukan, terutama panas bumi, dianggap solusi tepat untuk menekan emisi karbon dari sektor kelistrikan. Energi panas bumi relatif stabil, ramah lingkungan, dan mampu menyediakan pasokan listrik secara berkesinambungan.
Dengan percepatan pengembangan PLTP, PLN menunjukkan bahwa transisi energi tidak sekadar wacana, melainkan sudah diwujudkan melalui aksi nyata di lapangan. Ke depan, proyek-proyek ini diharapkan dapat menjadi fondasi penting dalam perjalanan Indonesia menuju ketahanan energi sekaligus pemenuhan target pengurangan emisi.
Pada akhirnya, percepatan proyek panas bumi menjadi bagian integral dari upaya Indonesia membangun kemandirian energi. Dengan dukungan pemerintah, swasta, dan masyarakat, cita-cita menghadirkan listrik bersih, andal, dan terjangkau bukan lagi mimpi, melainkan kenyataan yang sedang diwujudkan.