INVESTASI

DPMPTSP Aceh dan BI Perkuat Kapasitas Proyek Investasi Jelang AGASID 2025

DPMPTSP Aceh dan BI Perkuat Kapasitas Proyek Investasi Jelang AGASID 2025
DPMPTSP Aceh dan BI Perkuat Kapasitas Proyek Investasi Jelang AGASID 2025

JAKARTA - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Aceh bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI) Perwakilan Provinsi Aceh menjalankan serangkaian kegiatan strategis guna meningkatkan efektivitas realisasi proyek investasi di wilayah provinsi menjelang perhelatan Aceh Global Sustainable Investment Dialogue (AGASID) 2025. Kegiatan ini dirancang untuk memberdayakan kapasitas pemangku kepentingan dan memetakan serta menghilangkan hambatan yang selama ini menghambat pembangunan proyek-proyek strategis di Aceh.

Agenda Strategis: Bootcamp dan FGD Tingkatkan Cakupan Investasi

Dalam rangka mendorong akselerasi realisasi proyek investasi, pemerintah provinsi Aceh memfokuskan perhatian pada dua agenda utama:

Capacity Building Bootcamp on Feasibility Study Report (23–24 Juni 2025, Banda Aceh)

Workshop intensif ini menghadirkan pemateri dari BI Aceh, akademisi, hingga praktisi profesional. Peserta yang terdiri dari pelaku usaha, pengembang proyek, serta aparat pemerintah daerah dilatih menyusun dokumen Studi Kelayakan (Feasibility Study Report/FSR) yang memadai dan menarik bagi investor.

Focus Group Discussion (FGD) Debottlenecking of Aceh’s Strategic Investment Project (26 Juni 2025, Kota Sabang)

Diskusi ini menghadirkan tokoh bisnis, regulator, dan penyelenggara proyek strategis Aceh untuk mengidentifikasi hambatan dan merumuskan solusi pragmatis agar proyek bisa masuk tahap konstruksi sebelum AGASID 2025 digelar.

Kepala DPMPTSP Aceh, Ir. Ahmad Syuhada, M.Si, menegaskan:

“Aceh perlu menuntaskan studi kelayakan secara profesional agar proyek strategis tidak rampung di atas kertas. Bootcamp ini akan jadi tonggak menyiapkan dokumen berkualitas yang sesuai standar investor global.”

Sementara itu, Kepala BI Aceh, Dr. Ratna Wulandari, M.A., mengatakan:

“Disrupsi regulasi dan hambatan perizinan sejumlah proyek strategis Aceh telah kami diskusikan. Kami komitmen mendorong percepatan agar tidak menghambat agenda AGASID 2025.”

Peran Studi Kelayakan: Pondasi Proyek Investasi Berkualitas

Dokumen Feasibility Study Report memegang peran krusial dalam menarik investor baik lokal maupun global. FSR harus mencakup aspek teknis, keuangan, hukum, serta analisis pasar secara mendalam, sehingga investor dapat membaca potensi pengembalian (ROI), risiko, dan manfaat sosial-ekonomi dari proyek yang diusulkan.

Peserta Bootcamp mempelajari:

Metodologi studi kelayakan teknis dan ekonomi

Teknik proyeksi arus kas dan analisis sensitivitas

Evaluasi risiko politik, sosial, dan lingkungan

Struktur pembiayaan alternatif dan opsi pendanaan syariah

Materi dipandu oleh akademisi Universitas Syiah Kuala dan praktisi profesional dalam bidang studi kelayakan dan manajemen proyek.

Identifikasi & Mitigasi Hambatan Lewat FGD Sabang

FGD kedua di Kota Sabang difokuskan untuk membahas kendala pengembangan infrastruktur strategis, seperti kawasan industri, pelabuhan, bandara, dan energi baru terbarukan:

IsuDeskripsi
Regulasi perizinanTumpang-tindih antarlembaga dan kewenangan di pusat dan daerah
Akses lahanKonflik kepemilikan dan proses pembebasan lahan yang panjang
Infrastrukur pendukungJalan, pelabuhan, dan konektivitas masih terbatas di sejumlah daerah
Modal investasiMasih rendahnya minat investor global akibat ketidakpastian regulasi dan risiko politik

Salah seorang peserta, pengusaha lokal dari sektor pariwisata, menyampaikan:

“Beberapa investor global bertanya panjangnya waktu perizinan lahan dan ekosistem insentif fiskal. Kami berharap melalui FGD ini lahir mekanisme one-stop approval dan paket insentif yang menarik secara real.”

Kepala BI Aceh Dr. Ratna menekankan:

“Percepatan regulasi dan penyederhanaan birokrasi menjadi kunci agar pipeline proyek Aceh tidak mandek. Kami juga mendorong kerangka public-private partnership yang jelas di daerah.”

Relevansi dengan AGASID 2025

Aceh Global Sustainable Investment Dialogue (AGASID) 2025 dijadwalkan akan dihadiri oleh pemangku kepentingan global, termasuk investor, lembaga keuangan multilateral, dan perwakilan lembaga donor internasional. Untuk menyambut forum ini, DPMPTSP dan BI Aceh menyadari pentingnya memiliki portofolio proyek matang dan aktual untuk ditawarkan.

Ir. Ahmad Syuhada menyatakan:

“Kami hendak menunjukkan kepada dunia bahwa Aceh bukan sekadar berbicara soal potensi. Lewat dua kegiatan ini, kami menyiapkan proyek yang ready for investment — siap dieksekusi dan memiliki fondasi dan rencana bisnis yang kokoh.”

Kolaborasi Multi-Pihak dan Sinergi Daerah

Rangkaian kegiatan ini didukung pula oleh dukungan lintas sektor dan publik–swasta:

Pemerintahan kabupaten/kota bertugas memfasilitasi perizinan dan pembebasan lokasi

Akademisi menyediakan uji kelayakan dan analisis teknis sesuai standar global

Konsultan bisnis dan keuangan menjalankan pelatihan dan review dokumen komersial

Kolaborasi ini menjadi contoh sinergi regional dalam mengatasi hambatan investasi.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Proyek yang dipercepat menyentuh sektor ekonomi penting seperti:

Kawasan industri pengolahan hasil laut – untuk menyerap produk nelayan lokal

Ekowisata dan health tourism Sabang – berdasarkan potensi geotermal dan keindahan alam

Pertanian dan peternakan modern – mengurangi ketergantungan impor pangan

Energi baru terbarukan – mendukung green economy Aceh

Dengan pendapatan daerah meningkat dan lapangan kerja terbuka, diharapkan dampak ekonomi langsung bersifat inklusif dan berkelanjutan.

Tantangan yang Masih Harus Diatasi

Beberapa hambatan jangka panjang mencakup:

Percepatan legalitas regulator dan insentif fiskal

Integrasi bank lokal dan internasional untuk skema pembiayaan

Kesiapan SDM lokal dalam mengelola teknis proyek besar

Namun DPMPTSP dan BI Aceh optimis kepakaran yang ditingkatkan melalui agenda ini mampu melecut kemajuan signifikan menuju pelaksanaan proyek.

Rencana Aksi Kedepan

Rangkaian Bootcamp dan FGD telah meletakkan dasar penting bagi percepatan realisasi proyek strategis Aceh sebelum AGASID 2025. Dengan komitmen bersama DPR daerah, OJK Aceh, BI, dan unsur pemerintah pusat, Aceh memiliki kesempatan untuk menunjukan kesiapan fisik dan administratif kepada investor global.

Rencana selanjutnya mencakup:

Penyusunan daftar proyek prioritas

Penerbitan paket insentif real investasi

Penandatanganan nota kesepahaman segera setahun sebelum AGASID 2025

Dengan dukungan penuh dari pemangku kepentingan dan publik nanti, Aceh siap menunjukkan dirinya sebagai destinasi investasi lestari dan berdaya saing—mewujudkan potensi besar menjadi kenyataan nyata.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index