Saham

Suspensi Saham KRAS Usai Naik 153 Persen, Investor Diingatkan Waspada

Suspensi Saham KRAS Usai Naik 153 Persen, Investor Diingatkan Waspada
Suspensi Saham KRAS Usai Naik 153 Persen, Investor Diingatkan Waspada

JAKARTA - Lonjakan drastis harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) dalam tiga bulan terakhir memicu perhatian serius pelaku pasar dan otoritas bursa. Setelah harga saham KRAS meroket hingga 153,60% dari Rp97 pada 24 Maret 2025 menjadi Rp246 pada penutupan Senin, 30 Juni 2025, Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangannya per Selasa, 1 Juli 2025

“Penghentian sementara perdagangan saham Krakatau Steel (KRAS) di pasar reguler dan pasar tunai ini dilakukan sebagai langkah cooling down untuk melindungi investor,” jelas pihak BEI dalam keterangan resminya.

Langkah suspensi ini menegaskan bahwa otoritas bursa mengutamakan prinsip kehati-hatian di tengah euforia pasar yang kerap kali tidak disertai analisis fundamental mendalam. BEI menyebut terjadi peningkatan harga kumulatif signifikan dalam waktu singkat pada saham KRAS, sehingga investor dinilai perlu waktu lebih untuk mencerna informasi yang ada sebelum mengambil keputusan investasi.

Pada perdagangan Senin, saham KRAS melonjak 13,89% dalam sehari dengan harga penutupan Rp246. Volume perdagangan tercatat sebesar 204,65 juta saham dengan frekuensi 11.196 kali transaksi senilai total Rp48,66 miliar.

Melesatnya harga saham ini menjadi sorotan karena terjadi dalam waktu relatif singkat tanpa ada pengumuman aksi korporasi besar yang bisa secara langsung menjelaskan lonjakan harga. Fenomena ini menimbulkan tanda tanya di kalangan investor dan analis pasar, sehingga BEI memilih untuk mencegah potensi gejolak yang dapat merugikan investor ritel.

Sementara itu, manajemen Krakatau Steel baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 26 Juni 2025 lalu. Rapat ini menghasilkan sejumlah keputusan penting, termasuk perombakan susunan komisaris dan direksi. Komisaris utama yang sebelumnya dijabat Suhanto digantikan oleh Hendro Martowardojo, sedangkan posisi direktur keuangan dan manajemen risiko diisi oleh Daniel Fitzgerald Liman menggantikan Tardi.

Corporate Secretary Krakatau Steel, Cheria Vasti, menyampaikan rasa terima kasih kepada pejabat sebelumnya atas kontribusi mereka, serta harapan agar jajaran baru bisa membawa Krakatau Steel ke arah transformasi yang lebih baik.

“Kami mengucapkan selamat bertugas kepada bapak-bapak yang telah mendapatkan kepercayaan untuk menjabat dalam jajaran direksi dan dewan komisaris. Semoga senantiasa diberikan kelancaran dan kesuksesan dalam mengemban amanah untuk membawa Krakatau Steel menuju transformasi yang lebih baik,” ujar Cheria seperti dikutip dari Antara.

Berikut susunan lengkap komisaris dan direksi Krakatau Steel hasil RUPST terbaru:

Direksi:

Muhamad Akbar Djohan – Direktur Utama

Daniel Fitzgerald Liman – Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko

Agus Nizar Vidiansyah – Direktur SDM

Hernowo – Direktur Komersial, Pengembangan Usaha, dan Portofolio

Utomo Nugroho – Direktur Infrastruktur dan Operasi

Komisaris:

Hendro Martowardojo – Komisaris Utama

David Pajung – Komisaris Independen

Willgo Zainar – Komisaris Independen

Setia Diarta – Komisaris

Adityo Haryo Bimo – Komisaris

Sementara itu, para analis menilai bahwa lonjakan harga saham Krakatau Steel kemungkinan berkaitan dengan optimisme investor terhadap prospek kinerja perseroan di tengah rencana restrukturisasi dan restrategi bisnis yang telah dijalankan dalam beberapa tahun terakhir. Namun demikian, banyak yang mengingatkan agar investor tetap berhati-hati mengingat harga saham yang naik terlalu cepat tanpa didukung fundamental yang jelas bisa memicu koreksi tajam.

Sebagai informasi, Krakatau Steel merupakan BUMN produsen baja terbesar di Indonesia yang beberapa tahun terakhir berupaya melakukan transformasi menyeluruh untuk memperbaiki kinerja keuangan dan operasional perusahaan. Langkah-langkah restrukturisasi utang dan efisiensi telah diambil sejak 2019, termasuk pengurangan biaya dan modernisasi pabrik.

Akan tetapi, situasi industri baja yang fluktuatif dan tantangan harga bahan baku global membuat perseroan masih menghadapi ketidakpastian yang tinggi. Oleh karena itu, para pelaku pasar menyebutkan investor harus lebih mencermati perkembangan kinerja fundamental Krakatau Steel ke depan.

Adapun suspensi saham seperti ini merupakan praktik wajar dalam pasar modal, terutama ketika terjadi pergerakan harga yang tidak wajar (unusual market activity) dalam waktu singkat. BEI juga menekankan bahwa suspensi dilakukan untuk memberi ruang bagi investor agar dapat mengevaluasi ulang prospek emiten berdasarkan informasi yang kredibel.

Sebelumnya, Krakatau Steel juga sempat menarik perhatian investor pada periode 2020-2021 ketika sahamnya melesat saat pemerintah gencar menggalakkan program pembangunan infrastruktur. Namun reli harga tersebut tidak bertahan lama karena terbentur realisasi kinerja yang belum sesuai ekspektasi pasar.

Ke depan, dengan komposisi manajemen baru, pasar menunggu implementasi strategi transformasi yang lebih konkret dan konsisten untuk memperbaiki profitabilitas perusahaan. Salah satu tantangan terbesar Krakatau Steel adalah mengendalikan biaya produksi dan memperluas pasar ekspor agar bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan industri baja global.

Dengan langkah cooling down dari BEI, investor diingatkan untuk mengedepankan analisis mendalam ketimbang hanya mengejar momentum pergerakan harga. Informasi fundamental dan perkembangan operasional emiten tetap menjadi acuan utama agar keputusan investasi lebih rasional dan terukur.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index