JAKARTA - Pernahkah kamu bertanya-tanya kenapa setiap kali mengenakan pakaian hitam, kamu justru menjadi sasaran empuk nyamuk? Jika kamu mengira ini hanya kebetulan, kamu salah besar. Berdasarkan sejumlah penelitian, warna pakaian yang kita pilih ternyata memainkan peran penting dalam menarik perhatian nyamuk, terutama warna-warna gelap seperti hitam dan merah. Memahami alasannya bukan hanya soal rasa ingin tahu, tetapi juga dapat menjadi langkah sederhana untuk melindungi diri dari risiko gigitan nyamuk yang bisa menularkan penyakit berbahaya.
Penelitian dari University of Washington mengungkapkan bahwa nyamuk tidak hanya mengandalkan indera penciuman mereka untuk menemukan target, tetapi juga penglihatan. Ketika nyamuk mendeteksi keberadaan karbon dioksida (CO₂) yang kita keluarkan saat bernapas, mereka akan secara aktif mencari sinyal visual terutama warna yang menonjol. Penelitian ini menunjukkan nyamuk memiliki preferensi kuat terhadap panjang gelombang cahaya yang menyerupai warna kulit manusia, seperti merah, oranye, dan warna gelap seperti hitam atau biru tua.
Kontras antara pakaian gelap dengan latar lingkungan yang biasanya lebih terang membuat kita semakin terlihat oleh nyamuk. Warna hitam menciptakan perbedaan mencolok di mata nyamuk, sehingga tubuh kita menjadi target yang lebih mudah dikenali. Inilah alasan mengapa saat kamu mengenakan pakaian gelap di luar rumah, terutama di sore atau malam hari, risiko menjadi sasaran nyamuk meningkat.
Selain itu, faktor panas juga berperan besar. Warna gelap, termasuk hitam, cenderung menyerap panas lebih banyak dibandingkan warna terang. Saat kamu memakai baju hitam dan beraktivitas di bawah sinar matahari, suhu tubuhmu akan naik lebih cepat. Nyamuk yang peka terhadap panas akan menganggap tubuh hangatmu sebagai “sinyal undangan”. Mereka memang dikenal sebagai pemburu darah hangat, sehingga semakin tinggi suhu tubuh, semakin besar daya tarikmu bagi nyamuk.
Tak hanya itu, penelitian juga menyoroti pentingnya kombinasi antara bau CO₂ dan rangsangan visual. Jika hanya ada salah satu saja—misalnya hanya CO₂ tanpa sinyal visual warna—nyamuk cenderung tidak tertarik secara signifikan. Namun, ketika keduanya hadir bersamaan, seperti napas manusia yang mengandung CO₂ dan pakaian gelap yang mencolok, maka peluang nyamuk untuk mendekat akan melonjak drastis.
Sebaliknya, pakaian dengan warna terang seperti putih, krem, atau pastel ternyata memiliki efek “penyamaran”. Warna-warna tersebut menyatu lebih baik dengan latar belakang lingkungan sekitar, terutama jika kamu berada di area terbuka dengan banyak pantulan cahaya. Ini membuat tubuhmu tidak mudah dikenali oleh nyamuk, menurunkan risiko digigit. Warna terang membantu kamu “bersembunyi” di mata nyamuk.
Berdasarkan temuan tersebut, kamu bisa melakukan langkah sederhana untuk mengurangi risiko menjadi “mangsa” nyamuk, yakni menghindari pakaian gelap, terutama jika kamu akan berada di luar ruangan pada sore atau malam hari. Pilihlah pakaian berwarna cerah seperti putih atau pastel, yang selain membuatmu lebih sulit terdeteksi, juga tidak cepat menyerap panas.
Namun, bukan berarti memilih pakaian terang saja sudah cukup. Perlindungan ganda tetap penting. Kamu bisa menggunakan lotion antinyamuk yang mengandung DEET, tidur di balik kelambu saat malam, dan menghidupkan kipas angin—karena nyamuk kesulitan terbang di udara yang bergerak. Semua ini akan memberikan perlindungan berlapis agar kamu bisa lebih nyaman beraktivitas.
“Saat kamu mengenakan pakaian gelap, terutama hitam, kamu tidak hanya menciptakan kontras yang mudah dilihat nyamuk, tetapi juga meningkatkan suhu tubuh yang membuatmu semakin menarik bagi mereka,” demikian temuan penelitian yang dipublikasikan tim dari University of Washington.
Lebih jauh, preferensi nyamuk pada warna gelap juga dikaitkan dengan habitat alami mereka yang cenderung berada di tempat gelap dan lembap, sehingga mereka secara naluriah lebih responsif pada warna gelap yang menyerupai lingkungan mereka.
Di sisi lain, nyamuk bukan hanya mengandalkan warna dan panas. Faktor-faktor lain seperti aroma tubuh, keringat, kadar asam laktat di kulit, hingga metabolisme individu juga turut memengaruhi ketertarikan nyamuk pada seseorang. Meski demikian, penelitian ini menegaskan warna pakaian yang kamu pilih menjadi salah satu faktor yang paling mudah diubah untuk mengurangi risiko digigit nyamuk.
Jadi, mulai sekarang, ketika kamu merencanakan kegiatan di luar ruangan, terutama di area dengan populasi nyamuk tinggi, pertimbangkan warna pakaianmu. Warna terang tak hanya membuat kamu lebih aman, tetapi juga membuatmu lebih nyaman karena tidak mudah panas di bawah terik matahari.
Kesimpulannya, meski masih banyak faktor lain yang menentukan mengapa seseorang lebih sering digigit nyamuk dibandingkan orang lain, memilih warna pakaian yang tepat adalah langkah praktis dan efektif. Pakaian gelap seperti hitam terbukti menjadi “magnet” bagi nyamuk karena kontras visual dan suhu panas yang dihasilkan. Sebaliknya, warna-warna cerah bisa membantumu lebih tersamarkan dari penglihatan nyamuk. Dengan memahami fakta ilmiah ini, kamu dapat mengurangi risiko gigitan nyamuk yang berpotensi menularkan berbagai penyakit berbahaya.