Minyak

11 Minyak dan GasTerbesar Republik Indonesia

11 Minyak dan GasTerbesar  Republik Indonesia
11 Minyak dan GasTerbesar Republik Indonesia

JAKARTA - Tantangan besar masih dihadapi Indonesia dalam mengejar target produksi minyak dan gas bumi (migas) sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Hingga Mei 2025, realisasi lifting migas nasional belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi pemerintah, meski beberapa kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) mampu mencatatkan performa di atas target. Capaian ini menjadi perhatian penting dalam upaya menjaga ketahanan energi nasional ke depan.

Data yang disampaikan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menunjukkan, rata-rata produksi migas nasional hingga akhir Mei 2025 mencapai 1,55 juta barel setara minyak per hari (BOEPD). Angka tersebut masih berada di bawah target APBN 2025 yang ditetapkan sebesar 1,61 juta BOEPD.

Dalam perinciannya, lifting minyak mentah tercatat sebesar 567,9 ribu barel per hari (bph), yang berarti baru mencapai 94% dari target 605 ribu bph. Sedangkan untuk lifting gas bumi, realisasi berada di level 5.530 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD), atau sekitar 98% dari target sebesar 5.628 MMSCFD.

Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menekankan pentingnya optimalisasi produksi untuk mengejar target tahunan yang sudah ditetapkan pemerintah. Ia menjelaskan, jika tren capaian saat ini berlanjut, pihaknya memproyeksikan rata-rata lifting migas nasional hingga akhir tahun bisa mendekati 99% dari target.

"Kemudian untuk lifting minyak, sampai dengan Mei kita sudah mencapai 94%. Diharapkan nanti outlook-nya 2025 bisa sampai 605 ribu barrel per day atau 100% dari target. Untuk 2026, rangenya diperkirakan 600-610 ribu bph. Sementara untuk gas, sampai Mei ini kita sudah berada di kisaran 90-85% dan di akhir tahun diperkirakan bisa menyentuh 98,5%. Jadi secara keseluruhan, lifting minyak dan gas sampai Mei sudah 97%, dan rata-rata di akhir tahun bisa mendekati 99%," jelas Djoko dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi XII DPR RI di Jakarta.

Berikut daftar 11 produsen migas terbesar di Indonesia per Mei 2025, yang menjadi tulang punggung produksi nasional, lengkap dengan capaian produksinya dibandingkan target:

-BP Berau Ltd
Mencatat produksi 304 ribu barel setara minyak per hari (MBOEPD), atau 103,5% dari target 294 MBOEPD. Capaian ini menempatkan BP Berau di posisi teratas sebagai penyumbang produksi terbesar nasional.

-PT Pertamina EP
Berada di peringkat kedua dengan produksi rata-rata 178 MBOEPD, setara 96,6% dari target yang ditetapkan sebesar 184 MBOEPD.

-ExxonMobil Cepu Ltd
Berhasil melampaui target dengan produksi 152 MBOEPD, mencapai 112% dari target 136 MBOEPD.

-PT Pertamina Hulu Rokan
Produksi rata-rata mencapai 152 MBOEPD atau 94,5% dari target 165 MBOEPD.

-Medco E&P Grissik Ltd
Menyumbang produksi sebesar 101 MBOEPD, sedikit di atas target dengan capaian 101% dari target 100 MBOEPD.

-PT Pertamina Hulu Mahakam
Mencatatkan produksi 95 MBOEPD, melebihi target dengan realisasi 109,5% dari target 87 MBOEPD.

-Eni East Sepinggan Ltd
Produksinya tercatat 72 MBOEPD, sesuai dengan target dengan capaian 101,1% dari target 72 MBOEPD.

-Husky-CNOOC Madura Ltd
Produksi rata-rata 40 MBOEPD, yang baru memenuhi 91,6% dari target 44 MBOEPD.

-Petrochina International Jabung Ltd
Tercatat produksi 42 MBOEPD atau 102% dari target 41 MBOEPD.

-Medco E&P Natuna Ltd
Berada di posisi kesepuluh dengan produksi 29 MBOEPD, namun masih cukup jauh dari target dengan realisasi 71,9% dari target 40 MBOEPD.

-PC Ketapang II Ltd
Produksi sebesar 9 MBOEPD, mendekati target dengan capaian 94,5% dari target 11 MBOEPD.

Selain itu, kontribusi dari kelompok KKKS lainnya secara kolektif mencapai 379 MBOEPD, namun hanya memenuhi 87,1% dari target kolektif sebesar 435 MBOEPD.

Capaian produksi yang masih di bawah target ini menjadi catatan bagi pemerintah dan SKK Migas, terutama dalam menjaga tren peningkatan produksi migas nasional. Hal ini juga penting untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak mentah dan menjaga stabilitas pasokan energi di dalam negeri.

Dalam forum rapat bersama DPR tersebut, Djoko menegaskan komitmen SKK Migas untuk terus mendorong optimalisasi kinerja KKKS melalui berbagai langkah strategis. Salah satunya dengan memberikan pendampingan teknis kepada operator untuk mempercepat realisasi program pengeboran dan pengembangan lapangan migas, termasuk percepatan proyek-proyek strategis nasional di sektor hulu.

Di sisi lain, dukungan dari pemerintah daerah, kepastian perizinan, dan penyelesaian kendala operasional di lapangan dinilai sebagai faktor krusial untuk mendongkrak produksi. Djoko juga berharap sinergi yang semakin baik antara pemerintah, DPR, dan para pelaku usaha hulu migas dapat mempercepat pencapaian target produksi migas nasional.

Ke depan, SKK Migas akan fokus pada upaya meningkatkan efisiensi operasi, optimalisasi teknologi untuk enhanced oil recovery (EOR), dan percepatan monetisasi cadangan migas potensial yang sudah ditemukan namun belum berproduksi. Langkah-langkah tersebut diharapkan tidak hanya mendongkrak lifting migas nasional, tetapi juga mendukung ketahanan energi dan memberikan kontribusi signifikan bagi penerimaan negara.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index