JAKARTA - Upaya memperkokoh kerja sama di bidang penegakan hukum maritim kembali ditunjukkan melalui pelaksanaan latihan bersama antara Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla RI) dengan Japan Coast Guard (JCG). Digelar selama lima hari, acara yang secara resmi dibuka pada hari Senin 07 JULI 2025 ini dirancang sebagai wujud nyata dari komitmen dua negara untuk memperkuat keamanan kawasan maritim, meningkatkan profesionalisme aparat, serta menciptakan sinergi dalam merespons tantangan laut modern.
Mengapa penting? Aktivitas maritim di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, menghadapi sejumlah ancaman aktual: mulai dari illegal fishing, penyelundupan barang dan manusia, hingga potensi kriminalitas transnasional di laut. Kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau semakin memperbesar kebutuhan akan kolaborasi regional yang efektif. “Dengan karakteristik gugusan pulau dan lautan luas, kolaborasi ini mutlak menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan nasional,” tegas salah satu pejabat tinggi Bakamla di sela-sela acara.
Fokus Pelatihan: Langkah Tepat di Tengah Ancaman Terpadu
Latihan selama lima hari bertujuan menguji dan meningkatkan kapabilitas personel dalam tiga domain utama: patroli bersama, penanganan insiden lintas negara, dan respon cepat terhadap alur krisis di laut.
Patroli Terpadu – Simulasi meliputi koordinasi pengawasan di zona ekonomi eksklusif (EEZ), pengumpulan intelijen, serta pertukaran data situasional antara kapal Indonesia dan kapal Jepang.
Simulasi Penindakan – Skema ini mencakup prosedur boarding (penggeledahan kapal asing), penyitaan barang ilegal, dan penanganan tersangka serta korban.
Manuver Krisis & Penanganan Tanggap Darurat – Dibangun untuk meningkatkan reaksi cepat dalam insiden seperti tumpahan minyak, kecelakaan kapal, dan penyanderaan, serta pelatihan komunikasi krisis untuk memperlancar koordinasi multinasional.
Peran Kunci Sinergi Regional
Kegiatan ini tak hanya sebatas pertemuan di laut, namun bagian dari strategi diplomatik maritim. Melibatkan dialog dan benchmarking praktek terbaik antar lembaga, seperti sistem manajemen insiden, prosedur boarding, hingga pendekatan berbasis HAM saat menangani tersangka. CEO JCG menyatakan, “Latihan ini diharapkan memperkuat interoperabilitas unit Bakamla dengan para petugas kami, sehingga kelak bisa merespons insiden lintas-negara secara cepat dan menyeluruh.”
Keuntungan Nyata bagi Bakamla
Transfer Teknologi & Metode: Pendekatan Jepang yang sudah matang dalam penegakan hukum maritim serta sarana teknis modern menjadi studi langsung bagi Bakamla.
Personel Terlatih & Profesional: Petugas Bakamla memperoleh pelatihan langsung dari rekan JCG, meningkatkan standar operasional dan keterampilan tangan di lapangan.
Koordinasi Dokumen & Intelijen: Pemahaman prosedur formal, prosedur mutual “letter of assistance,” dan aliran informasi di antara instansi terkait akan meningkat.
Suasana Latihan: Interaksi Dinamis & Berwawasan Multidisiplin
Sesi latihan berlangsung interaktif: personel kedua negara bergantian mengasumsikan peran sebagai kapal patroli dan kapal tersangka. Ada momen intens saat boarding, pengecekan, dan dokumentasi dilakukan di tengah kondisi laut yang berubah-ubah—mirip situasi nyata. Pelajaran yang diserap mencakup: pengamanan korban dan pelaku, pengecekan dokumen, dan proses evakuasi medis.
Tantangan Laut Modern dan Keperluan Sinergi
Latihan ini juga membahas ancaman maritim yang tengah berkembang:
Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing – Memakan kerugian triliunan bagi ekonomi laut Indonesia;
Penyelundupan & Perdagangan Gelap – Barang-barang berbahaya dan gelap kerap lewat jalur maritim;
Risiko Lingkungan – Tumpahan bahan kimia/petrol dan pencemaran laut mengancam ekosistem;
Kriminalitas Baru – Serangan siber (sabotase data kapal), pembajakan digital, hingga penyanderaan virtual menjadi ancaman estimasi masa depan.
Dengan berlatih bersama, Bakamla dan JCG menyusun prosedur yang berlaku efektif di perairan kedua negara, sehingga dapat meredam ancaman sebelum berkembang jadi insiden besar.
Catatan Diplomatik: Membangun Kepercayaan Jangka Panjang
Latihan semacam ini juga memicu dialog tingkat tinggi antara otoritas maritim kedua negara—menjadi platform membangun trust, memahami perbedaan regulasi, dan menyusun rancangan kerjasama legal lintas-kepentingan. Ini memperkuat fondasi untuk kesepakatan di masa depan—entah di ASEAN maupun forum bilateral.
Langkah Berikutnya
Beberapa peserta menyebutkan bahwa pelatihan hari ini baru awal. Seluruh pihak sepakat akan menyusun standar operasi bersama, termasuk pelatihan berkelanjutan, pengecekan kapabilitas, dan pelaksanaan patroli rutin bersama. Juga tengah disiapkan platform berbagi data intelijen maritim, komunikasi digital real-time, serta jadwal rotasi kapal patroli yang lebih intensif.
Dalam era globalisasi dan maritim yang kian kompleks, latihan ‘Maritime Law Enforcement’ antara Bakamla RI dengan Japan Coast Guard bukan hanya sekadar simulasi; melainkan pijakan nyata dalam membangun atmosfer keamanan laut yang harmonis, berbasis teknologi, profesional, dan tepercaya. Kolaborasi seperti ini menegaskan komitmen Indonesia dan Jepang untuk menjadikan perairan sebagai ruang aman dan produktif, bukan wilayah rawan konflik atau eksploitasi ilegal.
Semoga inisiatif ini memberi inspirasi bagi negara-negara lainnya—untuk saling mendukung dalam menjaga ketertiban dan kedaulatan laut kawasan Asia Pasifik.