Logistik

Kemitraan KAI Logistik Dorong Ekonomi Rakyat

Kemitraan KAI Logistik Dorong Ekonomi Rakyat
Kemitraan KAI Logistik Dorong Ekonomi Rakyat

JAKARTA  - Di tengah upaya pemulihan ekonomi masyarakat pascapandemi, sektor logistik justru menjadi ladang baru bagi pertumbuhan usaha rakyat. PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik), anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero), memanfaatkan momentum ini dengan menciptakan ekosistem kemitraan yang inklusif dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Inisiatif bertajuk Program Kemitraan Logistik menjadi bukti nyata bahwa akses terhadap dunia usaha kini semakin terbuka, bahkan bagi mereka yang belum memiliki pengalaman usaha sekalipun.

Transformasi sektor logistik ini tidak sekadar menghadirkan layanan angkutan barang semata, namun telah beralih menjadi platform pemberdayaan masyarakat. Hingga pertengahan tahun ini, program kemitraan yang diusung KAI Logistik telah membuahkan hasil yang signifikan—sebanyak 229 titik layanan baru dikelola langsung oleh mitra masyarakat telah berdiri di berbagai wilayah.

Pertumbuhan ini mengalami peningkatan lebih dari 280 persen sejak tahun 2020, sebuah lonjakan yang mencerminkan efektivitas pendekatan kemitraan yang digunakan. Artinya, dalam waktu hanya lima tahun, program ini mampu menjangkau semakin banyak daerah, sekaligus membuka jalan bagi masyarakat untuk merintis usaha dalam sektor logistik.

Antusiasme masyarakat pun tidak bisa dipandang sebelah mata. Lebih dari 400 calon mitra telah mendaftarkan diri untuk bergabung. Mereka berasal dari berbagai latar belakang—baik profesional, wirausahawan pemula, ibu rumah tangga, hingga mahasiswa. Tingginya minat ini menunjukkan bahwa masyarakat melihat logistik sebagai sektor usaha yang menjanjikan, stabil, dan strategis untuk jangka panjang.

Skema kemitraan yang ditawarkan KAI Logistik juga terbilang inklusif dan ramah bagi pemula. Salah satunya adalah skema Gerai, yang memungkinkan siapa pun memulai usaha hanya dengan bermodalkan smartphone dan ruang kosong di rumah. Tak perlu memiliki toko besar atau modal usaha yang besar, cukup dengan memahami alur pengiriman dan pemasaran layanan logistik, seseorang sudah bisa menjadi mitra resmi KAI Logistik.

“Program ini memang kami rancang untuk membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat, terutama yang ingin memulai usaha tanpa hambatan prosedural,” jelas Riyanta, Direktur Pengembangan Usaha KAI Logistik.

Menurutnya, pendekatan ini berbeda dengan model waralaba konvensional yang seringkali mensyaratkan biaya tinggi di awal. Dalam kemitraan ini, KAI Logistik juga menyediakan dukungan penuh dalam bentuk pelatihan, bimbingan bisnis, hingga skema bagi hasil yang kompetitif.

“Bahkan ibu rumah tangga pun bisa menjadi mitra, cukup dengan satu ponsel pintar dan kemauan untuk belajar,” imbuh Riyanta.

Tidak berhenti sampai di situ, sepanjang paruh pertama tahun ini saja, sebanyak 59 titik layanan baru telah dibuka oleh para mitra. Ini menambah total jaringan layanan KAI Logistik menjadi 250 titik aktif hingga pertengahan tahun. Capaian ini menggarisbawahi keberhasilan strategi perluasan akses yang diusung perusahaan logistik berbasis rel ini.

Bagi KAI Logistik, perluasan titik layanan bukan hanya perkara bisnis, tapi juga bagian dari strategi nasional membangun perekonomian yang lebih inklusif. Di sisi lain, hadirnya gerai logistik di tingkat lokal turut mempermudah masyarakat dalam mengakses layanan pengiriman barang, mempercepat perputaran produk UMKM, hingga mendorong konektivitas ekonomi antardaerah.

Bahkan, menurut pengamat kebijakan publik, model seperti ini dapat mengisi kekosongan akses terhadap ekonomi digital di daerah-daerah yang belum tersentuh oleh layanan logistik besar. Di sinilah posisi KAI Logistik sebagai BUMN menjadi vital—tidak hanya menjangkau pusat-pusat kota, namun juga membuka potensi ekonomi hingga ke daerah terpencil.

Riyanta menegaskan bahwa Program Kemitraan Logistik telah menjadi sarana yang terbukti mampu melahirkan pelaku usaha baru yang tangguh. Dengan semakin terbangunnya jaringan layanan logistik yang dikelola masyarakat, Indonesia menuju kemandirian ekonomi berbasis partisipasi warga.

“Kolaborasi berkelanjutan menjadi kunci. Selama masyarakat siap berinovasi dan kami bisa terus mendampingi, program ini akan terus berkembang dan memberi dampak lebih luas lagi,” ucapnya optimistis.

Tak hanya itu, pendekatan inklusif ini juga berperan penting dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian. Ketika sektor usaha besar dilanda fluktuasi, bisnis mikro yang menyasar kebutuhan logistik lokal justru tumbuh stabil. Di sinilah mitra KAI Logistik menemukan peluang, tidak hanya untuk bertahan, tapi juga untuk berkembang.

Bagi banyak mitra, kemitraan ini lebih dari sekadar peluang usaha. Ini adalah jembatan menuju kemandirian finansial. Bagi KAI Logistik, inisiatif ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial untuk ikut menggerakkan ekonomi rakyat dan memperkuat fondasi logistik nasional dari bawah.

Dengan model yang terbuka, berbasis teknologi, dan menjangkau akar rumput, Program Kemitraan Logistik KAI terus menjadi contoh praktik baik sinergi antara BUMN dan masyarakat. Semakin banyak titik layanan berarti semakin banyak keluarga yang berdaya, dan semakin kuat fondasi ekonomi bangsa ke depan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index