KAI

KAI Tambah Lokomotif Baru untuk Angkutan Barang

KAI Tambah Lokomotif Baru untuk Angkutan Barang
KAI Tambah Lokomotif Baru untuk Angkutan Barang

JAKARTA - Investasi besar untuk memperkuat sistem logistik nasional melalui jalur kereta api kembali diwujudkan. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menerima tambahan 13 unit lokomotif tipe CC 205 buatan Progress Rail, Amerika Serikat, sebagai bagian dari penguatan sarana angkutan barang di jalur rel, khususnya di Sumatera bagian selatan.

Pengadaan unit baru ini merupakan bagian dari program besar perseroan yang mencakup total 54 unit sarana angkutan barang. Seluruh lokomotif tiba di Pelabuhan Panjang, Lampung, pada 17 Juli 2025 dan kini tengah melalui tahap inspeksi menyeluruh sebelum resmi beroperasi.

Proses pemeriksaan teknis saat ini dilakukan di Dipo Lokomotif Tanjungkarang, salah satu pusat perawatan utama milik KAI di Sumatera Selatan. Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh, mencakup sistem traksi, rem, kelistrikan, kontrol digital, hingga aspek keselamatan. Seluruh proses ini menjadi langkah penting sebelum lokomotif digunakan dalam layanan operasional angkutan barang jarak jauh.

“Keselamatan adalah prioritas. Sebelum mulai beroperasi, setiap lokomotif harus melalui tahapan pengecekan teknis untuk memastikan keandalan sarana di lapangan,” ujar Vice President Public Relations KAI, Anne Purba.

Kehadiran 13 lokomotif baru ini ditujukan untuk memperkuat layanan angkutan barang, khususnya angkutan batu bara—salah satu komoditas strategis yang memiliki peran besar dalam mendukung pasokan energi nasional. Lokomotif-lokomotif ini juga diproyeksikan mengangkut berbagai barang logistik lain yang menunjang industri nasional.

Investasi senilai US$ 222,5 juta atau sekitar Rp 3,56 triliun telah dialokasikan dalam pengadaan ini. Penguatan armada kereta barang ini dirancang untuk mendukung target pengangkutan sebesar 111,2 juta ton batu bara dan 10,9 juta ton komoditas non-batu bara pada 2029. Perkiraan ini juga memperhitungkan kontribusi dari proyek besar seperti Sumbagsel, Tarahan II, dan Kertapati yang diproyeksikan akan meningkatkan volume distribusi secara signifikan.

Secara teknis, masing-masing lokomotif baru mampu menarik 61 gerbong barang atau setara dengan beban 3.050 ton. Dengan spesifikasi tersebut, satu rangkaian kereta api bisa menggantikan penggunaan sekitar 120 unit truk kontainer ukuran 40 kaki. Selain efisiensi dalam jumlah muatan, moda angkutan berbasis rel ini juga memberi keuntungan tambahan berupa pengurangan emisi karbon dioksida hingga 84% jika dibandingkan dengan transportasi berbasis jalan raya.

Tak hanya itu, distribusi berbasis rel juga dinilai lebih aman dan berkelanjutan. Tingkat kecelakaan lalu lintas menurun, tekanan terhadap infrastruktur jalan raya berkurang, dan usia pakai jalan bisa diperpanjang karena beban truk besar dialihkan ke moda kereta.

“Kami memandang pengadaan dan pengecekan ini bukan hanya soal kesiapan teknis, tetapi juga bentuk tanggung jawab kami terhadap keselamatan, efisiensi, dan keberlanjutan logistik nasional,” tegas Anne.

Upaya ini menjadi bagian dari strategi besar KAI untuk mendorong peralihan distribusi barang dari jalan raya ke jalur rel. Langkah ini dilakukan melalui sinergi berkelanjutan antara perusahaan kereta api dengan para pelaku industri, operator logistik, dan otoritas regulator.

Dengan pendekatan ini, lokomotif-lokomotif baru tipe CC 205 diharapkan dapat menjadi tulang punggung angkutan logistik masa depan yang lebih efisien, hijau, dan kompetitif. Kehadiran sarana baru ini diharapkan menciptakan dampak sistemik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sistem distribusi barang yang terintegrasi.

“Kereta api mendorong logistik Indonesia melaju lebih cepat, bermanfaat, dan benar-benar hadir di tengah masyarakat,” ungkap Anne.

Langkah KAI ini sekaligus menunjukkan komitmen jangka panjang untuk mendukung percepatan transformasi logistik nasional, sejalan dengan kebutuhan peningkatan daya saing industri dan pengurangan emisi sektor transportasi. Lokomotif baru bukan sekadar sarana tambahan, tetapi bagian penting dari perubahan paradigma dalam pengelolaan distribusi barang di Indonesia.

Dengan penambahan armada ini, perusahaan juga mempertegas peran sebagai penggerak utama dalam sektor angkutan barang berbasis rel, terutama untuk wilayah yang memiliki potensi besar seperti Sumatera bagian selatan. Dalam konteks ini, penguatan sarana dan prasarana merupakan kunci untuk menjawab tantangan peningkatan volume distribusi barang dalam beberapa tahun mendatang.

Langkah ini diharapkan menjadi pembuka jalan bagi investasi lanjutan serta inovasi sistem logistik nasional yang lebih andal dan berkelanjutan. Armada CC 205 akan menjadi bagian penting dari strategi jangka panjang KAI dalam menciptakan sistem transportasi logistik modern yang seimbang antara efisiensi, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index