Erick Thohir

Erick Thohir Fokus Kualifikasi Asia

Erick Thohir Fokus Kualifikasi Asia
Erick Thohir Fokus Kualifikasi Asia

JAKARTA - Kegagalan Timnas Indonesia U-23 meraih gelar juara di ajang ASEAN U-23 Championship bukanlah akhir dari segalanya. Meskipun hanya finis sebagai runner-up usai kalah tipis dari Vietnam, perjuangan Garuda Muda tetap menuai apresiasi luas, termasuk dari Ketua Umum PSSI Erick Thohir. Menurutnya, capaian ini adalah bagian dari proses panjang menuju prestasi yang lebih besar, yakni kualifikasi Piala Asia U-23 2026.

Dalam laga final yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Vietnam berhasil mencuri kemenangan dengan skor 1-0 lewat gol tunggal Nguyen Cong Phuong pada babak pertama. Kekalahan ini menjadi kekalahan kedua secara beruntun Indonesia dari Vietnam di ajang yang sama, setelah edisi sebelumnya pun berakhir menyakitkan lewat adu penalti.

Namun, alih-alih mengecam performa tim, Erick memilih untuk memberikan dukungan dan semangat. Ia menyebut para pemain telah berjuang maksimal dan tetap menunjukkan mental bertanding yang kuat meski menghadapi tekanan besar.

"Anak-anak bermain maksimal, tapi tadi seperti saya bilang, fokus selama 90 menit penting. Satu momen lengah bisa jadi penentu, dan itu terjadi," ujar Erick saat memberikan tanggapan usai laga.

Statistik yang Turun, Mental yang Tetap Tegar

Sepanjang turnamen, Garuda Muda menunjukkan statistik impresif, terutama dalam hal penciptaan peluang. Namun dalam laga final, tim hanya mampu mencatatkan tujuh tembakan angka terendah dibandingkan rata-rata 17,25 tembakan di empat pertandingan sebelumnya. Meski demikian, Erick menilai keberanian tim untuk tetap meladeni permainan keras Vietnam menunjukkan karakter kuat.

"Ketika Vietnam main keras, kita juga berani main. Mereka tetap fight sampai akhir. Saya apresiasi itu," kata Erick menambahkan.

Kondisi tim yang tidak ideal juga menjadi salah satu faktor menurunnya performa. Dua gelandang utama, Arkhan Fikri dan Tony Firmansyah, masih belum sepenuhnya pulih dari cedera. Arkhan baru diturunkan pada menit-menit akhir, sedangkan Tony sama sekali tak dimainkan.

"Kehadiran Arkhan dan Tony memang penting. Tanpa mereka, keseimbangan lini tengah berubah. Tapi itu bukan alasan. Ini bagian dari proses," jelas Erick menegaskan bahwa absennya dua pemain kunci bukanlah kambing hitam atas hasil akhir.

Vanenburg Tetap Dipercaya Tangani Timnas U-23

Meski gagal mempersembahkan trofi, pelatih kepala Gerald Vanenburg masih mendapat kepercayaan penuh dari PSSI. Erick menegaskan bahwa pelatih asal Belanda tersebut akan tetap menukangi Garuda Muda untuk menghadapi tantangan berikutnya: kualifikasi Piala Asia U-23 2026.

Ajang tersebut akan digelar di Sidoarjo, Jawa Timur, dan Indonesia tergabung dalam Grup J bersama Korea Selatan, Laos, dan Makau. Sebanyak 11 juara grup dan empat runner-up terbaik akan melaju ke putaran final yang digelar di Arab Saudi pada Januari tahun depan.

"Sekarang fokus kita adalah persiapan untuk kualifikasi AFC bulan September. Kami akan minta dukungan klub agar beberapa pemain bisa bergabung. Untuk pelatih, kami pastikan Gerald tetap lanjut," tegas Erick.

Sejak ditunjuk menjadi pelatih Timnas U-23, Vanenburg telah memimpin lima pertandingan dengan hasil tiga kemenangan, satu imbang, dan satu kekalahan. Tim asuhannya berhasil mencetak total 10 gol dan hanya kebobolan dua kali. Debutnya bahkan dimulai dengan kemenangan telak 8-0 atas Brunei Darussalam.

Peningkatan Permainan dan Catatan Lini Serang

Di balik hasil yang belum sempurna, Erick memberikan penilaian positif terhadap kinerja Vanenburg. Ia menilai bahwa ada peningkatan signifikan dalam aspek pertahanan dan organisasi permainan. Namun, Erick juga menyoroti bahwa lini serang Garuda Muda masih perlu ditingkatkan agar bisa lebih mematikan di turnamen besar.

"Saya rasa bagus, terutama dari sisi pertahanan dan organisasi permainan. Tapi memang lini serang kita belum maksimal. Beberapa kali mencoba variasi dari sisi kanan dan kiri, tapi belum berhasil. Ini jadi catatan penting ke depan," ujarnya.

Evaluasi yang dilakukan bukan semata-mata pada hasil akhir, melainkan pada keseluruhan proses dan perkembangan pemain muda yang menjadi aset penting bagi masa depan sepak bola Indonesia.

Bangkit Menuju Target Berikutnya

Kegagalan menjadi juara tentu menjadi pukulan bagi tim, namun Erick mengajak semua pihak untuk menjadikan pengalaman ini sebagai pelajaran berharga. Ia menekankan pentingnya bangkit dari kekecewaan dan menatap tantangan selanjutnya dengan semangat baru.

"Tim harus segera bangkit dari kekecewaan dan fokus pada kualifikasi Piala Asia. Ini bukan akhir, tapi awal dari perjalanan panjang yang lebih besar," tandasnya.

PSSI kini tengah mempersiapkan strategi menyeluruh agar Garuda Muda bisa tampil optimal di laga-laga krusial yang akan datang. Salah satu langkah penting adalah komunikasi dengan klub-klub agar pemain kunci bisa dilepas tepat waktu untuk bergabung dalam pemusatan latihan dan kualifikasi.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index