Kemenkes

Kemenkes Dorong Cek Kesehatan Gratis di Sekolah

Kemenkes Dorong Cek Kesehatan Gratis di Sekolah
Kemenkes Dorong Cek Kesehatan Gratis di Sekolah

JAKARTA - Menyiapkan generasi muda yang sehat dan berkualitas tidak bisa menunggu hingga mereka tumbuh dewasa. Langkah preventif perlu dilakukan sejak dini, dan salah satu terobosan penting dalam hal ini adalah pelaksanaan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang kini mulai diterapkan di lingkungan sekolah. Program ini dirancang bukan hanya sebagai skrining kesehatan rutin, melainkan sebagai upaya menyeluruh untuk membentuk budaya hidup sehat di kalangan pelajar sejak usia sekolah.

Melalui sinergi antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, CKG diperkenalkan sebagai bagian dari prioritas nasional yang menargetkan kesehatan pelajar secara sistematis dan menyeluruh.

Inisiatif ini mendapat sambutan positif dari berbagai pemerintah daerah, termasuk dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Dukungan penuh diberikan karena program ini selaras dengan misi Gubernur Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkarakter di wilayah Sulbar.

Dalam konteks Sulawesi Barat, program CKG menjadi salah satu upaya nyata yang dinilai mampu menjangkau cakupan yang sangat luas. Hal ini diungkapkan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulbar, dr. Nursyamsi Rahim, yang menyebut bahwa cakupan program ini bisa mencapai hingga 1,5 juta penduduk.

“Memang eksekusi program ini cukup kompleks, tetapi manfaatnya sangat besar. Dukungan kepala daerah sangat menentukan keberhasilan program ini,” jelas dr. Nursyamsi.

Selain menjadi bagian dari tiga prioritas utama Kemenkes bersama percepatan penanggulangan tuberkulosis dan peningkatan kelas rumah sakit dari D ke C program CKG juga dianggap sebagai investasi jangka panjang dalam pengembangan SDM, khususnya di wilayah yang secara geografis masih menghadapi tantangan pemerataan layanan kesehatan seperti Sulbar.

Perluasan Akses Lewat Sekolah

Selama ini, pemeriksaan kesehatan anak sekolah lebih banyak mengandalkan layanan di Puskesmas. Namun, dengan hanya 98 Puskesmas yang tersebar di seluruh provinsi, pendekatan ini tidak cukup efektif menjangkau semua siswa secara merata. Oleh karena itu, Pemprov Sulbar bersama Dinas Kesehatan Kabupaten dan Puskesmas mengambil langkah progresif dengan mengadakan pemeriksaan langsung di sekolah-sekolah.

Pemeriksaan akan dilakukan sesuai jenjang pendidikan, dengan 13 jenis pemeriksaan untuk siswa SD, 15 jenis untuk SMP, dan kembali 13 jenis untuk SMA. Selain itu, pemeriksaan darah juga akan diberikan khusus kepada remaja putri di tingkat SMP dan SMA, serta remaja putra di tingkat SMA.

Prosedur Pelaksanaan yang Sistematis

Agar pelaksanaan program berjalan efektif, persiapan teknis telah dirancang dengan detail. Tujuh hari sebelum pemeriksaan, tautan kuesioner akan dibagikan kepada orang tua siswa untuk mendata kondisi awal kesehatan anak. Sementara itu, dua hari sebelum pemeriksaan, tenaga kesehatan akan memastikan kesiapan alat dan bahan medis habis pakai (BMHP).

Pemeriksaan akan dilakukan di dua ruang terpisah untuk menjamin kenyamanan dan efektivitas. Salah satu ruangan, khususnya untuk pemeriksaan mata, harus memiliki panjang minimal 6 meter. Selain itu, guru UKS dan guru PJOK akan dilibatkan aktif dalam pengukuran kebugaran dan antropometri siswa, menjadikan pelaksanaan CKG sebagai kolaborasi antara tenaga medis dan tenaga pendidik.

Langkah ini menjadi bentuk integrasi pendidikan dan kesehatan yang konkret, menjadikan sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga tempat penguatan gaya hidup sehat yang berkelanjutan.

Revitalisasi UKS dan Pendidikan Kesehatan

Lebih dari sekadar skrining kesehatan, CKG juga menjadi momentum untuk merevitalisasi fungsi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Hal ini penting, karena UKS dapat menjadi garda terdepan dalam menciptakan lingkungan sekolah yang sehat secara fisik dan mental.

dr. Nursyamsi menekankan bahwa program ini harus dipandang sebagai investasi budaya, di mana kebiasaan hidup sehat ditanamkan sejak anak-anak. Dengan begitu, generasi mendatang akan lebih siap menghadapi tantangan kesehatan global yang makin kompleks.

“Pelaksanaan CKG juga menjadi bagian dari Panca Daya ke-3 Provinsi Sulawesi Barat: Membangun SDM yang unggul dan berkarakter, sesuai arahan Gubernur Sulbar, Suhardi Duka dan Wakil Gubernur Salim S Mengga untuk mewujudkan visi Sulbar Maju dan Sejahtera,” pungkasnya.

Harapan ke Depan

Dengan pelaksanaan yang menyeluruh, CKG diharapkan dapat mendeteksi dini berbagai masalah kesehatan pada anak-anak, seperti gangguan penglihatan, anemia, gizi buruk, hingga masalah pertumbuhan. Pendekatan ini akan membantu mempercepat intervensi dan mencegah komplikasi yang bisa mempengaruhi masa depan anak.

Lebih dari itu, program ini membuka jalan bagi pendekatan berbasis komunitas yang melibatkan orang tua, guru, dan tenaga kesehatan dalam satu ekosistem yang saling mendukung. Ketika siswa mendapatkan layanan kesehatan berkala yang terstruktur, maka keberhasilan program pendidikan pun akan meningkat seiring dengan meningkatnya kondisi kesehatan peserta didik.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index