JAKARTA - Pasar properti residensial nasional sedang menunjukkan geliat yang kuat, memberikan sinyal optimisme bagi para pelaku industri. Salah satu pengembang besar yang langsung merespons momentum ini adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR), yang mengambil langkah ekspansi strategis di berbagai kawasan potensial di Indonesia. Dari Serpong, Cikarang, hingga Makassar, LPKR memperluas jangkauan proyek propertinya sebagai bentuk adaptasi terhadap permintaan pasar yang terus tumbuh, terutama di segmen menengah dan premium.
LPKR memanfaatkan kondisi pasar yang mulai bergairah untuk memperkuat posisinya di berbagai kota. Perusahaan ini tidak hanya fokus pada pembangunan hunian tapak, tetapi juga menyasar proyek-proyek vertikal dan komersial untuk menjangkau berbagai lapisan konsumen.
Komitmen Hadir di Wilayah Pertumbuhan Tinggi
CEO Grup Lippo Indonesia John Riady menyampaikan bahwa ekspansi ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk menghadirkan hunian berkualitas di wilayah-wilayah yang mencatat pertumbuhan ekonomi dan populasi yang signifikan.
“Ekspansi juga kami lakukan ke Lippo Cikarang Cosmopolis dan Tanjung Bunga Makassar. Ini bagian dari komitmen kami untuk hadir di wilayah dengan pertumbuhan tinggi,” ujar John dalam keterangan pers.
Salah satu proyek andalan perusahaan adalah Park Serpong di Tangerang, yang menyasar berbagai segmen konsumen mulai dari keluarga muda hingga kalangan premium. Proyek ini dirancang dengan mempertimbangkan integrasi fasilitas dan konektivitas, menjadikannya daya tarik bagi pembeli aktif di kawasan penyangga Ibu Kota.
Kinerja Keuangan Menguat Berkat Strategi Ekspansi
Langkah strategis ini juga tercermin dalam performa keuangan perusahaan. LPKR mencatatkan peningkatan pendapatan yang signifikan pada kuartal pertama 2025, khususnya dari sektor real estat yang mengalami kenaikan sebesar 39%, mencapai Rp1,74 triliun. Laba kotor tercatat Rp577 miliar dan EBITDA sebesar Rp321 miliar, dengan margin mencapai 18%.
Kinerja tersebut didorong oleh keberhasilan penjualan dari berbagai proyek yang tersebar di sejumlah wilayah. Selama periode Januari–Maret 2025, LPKR meluncurkan dan menjual berbagai tipe proyek properti, mencakup 18 proyek hunian tapak, satu hunian low-rise, satu mid-rise, empat high-rise, serta delapan proyek ruko. Di antaranya adalah peluncuran Park Serpong Tahap 4 dan Blackslate Series di kawasan Tanjung Bunga, Makassar.
Hunian Tapak Dominasi Pra Penjualan
Capaian pra penjualan atau marketing sales selama kuartal pertama 2025 mencapai Rp1,26 triliun, yang merupakan 20% dari target tahunan perusahaan. Menariknya, segmen hunian tapak mendominasi dengan kontribusi 80% dari total pra penjualan, menunjukkan tingginya permintaan untuk jenis properti tersebut di tengah kondisi ekonomi yang mulai membaik.
Pihak perusahaan mengandalkan strategi berbasis lokasi dan pengembangan yang terarah untuk mempertahankan momentum ini. Kombinasi antara penempatan proyek di kawasan strategis, desain produk yang sesuai kebutuhan pasar, serta fasilitas pendukung yang lengkap menjadi kunci dalam mendongkrak minat beli masyarakat.
Analis: Segmen Menengah Jadi Motor Utama Pasar
Momentum positif di sektor properti ini juga diamini oleh berbagai analis industri. Berdasarkan estimasi awal dari Cushman & Wakefield Indonesia, penyerapan pasar properti nasional sepanjang semester pertama 2025 mencapai sekitar 4.000 unit rumah. Angka ini menandakan adanya permintaan riil dari pasar, khususnya di segmen menengah yang masih menjadi tulang punggung industri properti nasional.
“Segmen menengah masih menjadi motor utama pasar karena menyasar kelompok pembeli aktif dengan daya beli stabil,” ujar Arief N Rahardjo, Director and Head of Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia.
Arief menjelaskan bahwa konsumen di segmen menengah cenderung memiliki orientasi jangka panjang dan lebih cepat dalam mengambil keputusan pembelian. Kondisi ini menjadikan pengembang seperti LPKR semakin berfokus pada pengembangan proyek yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan segmen tersebut.
Wilayah Tangerang Masih Jadi Primadona
Secara geografis, wilayah Tangerang dan Tangerang Selatan masih menjadi primadona pasar properti. Selain letaknya yang strategis sebagai penyangga Jakarta, peningkatan infrastruktur menjadi faktor utama yang memperkuat minat konsumen di kawasan ini. Proyek perluasan jaringan jalan tol serta rencana perpanjangan jalur Moda Raya Terpadu (MRT) ke wilayah Tangerang turut mendongkrak daya tarik kawasan tersebut.
Tak hanya infrastruktur transportasi, hadirnya fasilitas penunjang seperti pusat perbelanjaan, layanan pendidikan berkualitas, dan fasilitas kesehatan yang lengkap turut memperkuat nilai investasi kawasan-kawasan ini. Hal ini menjadikan properti di Serpong, Cikarang, dan Makassar yang digarap LPKR sebagai pilihan menarik bagi calon pembeli maupun investor.
Iklim Ekonomi dan Kebijakan Dorong Permintaan
Dalam konteks makro, gairah pasar properti ini turut didorong oleh kondisi suku bunga yang cenderung stabil dan berbagai insentif pemerintah terhadap sektor perumahan. Hal tersebut menciptakan ekosistem yang mendukung bagi pengembang maupun konsumen dalam melakukan transaksi jual-beli properti.
LPKR, dengan pengalamannya selama puluhan tahun dan jaringan yang luas di berbagai wilayah, berada dalam posisi yang tepat untuk menangkap peluang ini. Strategi ekspansi yang digerakkan oleh kebutuhan pasar dan didukung oleh eksekusi proyek yang terencana menjadikan perusahaan ini semakin optimistis menatap prospek pertumbuhan sepanjang tahun ini.
Proyeksi Positif untuk Sektor Properti Nasional
Dengan keberhasilan awal tahun yang mencerminkan respons pasar yang kuat, LPKR berharap dapat mempertahankan momentum positif tersebut. Komitmen untuk menyediakan hunian berkualitas, inovasi dalam pengembangan produk, serta kemampuan membaca tren pasar menjadi fondasi utama dalam meraih pertumbuhan berkelanjutan di sektor properti nasional.