JAKARTA - Mewujudkan impian masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah kini semakin nyata dengan langkah konkret dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI. Sebagai bagian dari mitra strategis pemerintah, BRI memperkuat komitmennya dalam memperluas akses kepemilikan rumah melalui peningkatan kuota penyaluran Kredit Pemilikan Rumah dengan fasilitas subsidi FLPP. Pada tahun ini, BRI mendapatkan kepercayaan untuk menyalurkan KPR FLPP sebanyak 25.000 unit, bertambah signifikan dari kuota sebelumnya yang berjumlah 17.700 unit.
Peningkatan kuota tersebut adalah hasil kerja sama sinergis antara BRI, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), serta Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera). Langkah ini menjadi bagian dari dukungan BRI terhadap program nasional ambisius, yaitu Program 3 Juta Rumah yang dicanangkan oleh pemerintah untuk mengatasi krisis perumahan yang terus membayangi Indonesia.
Komitmen BRI dalam program ini semakin diperkuat lewat penandatanganan nota kesepahaman (MoU) kuota penyaluran dan pelaksanaan akad massal bagi 1.000 nasabah KPR subsidi yang dilakukan secara serentak di Menara BRILiaN, Jakarta. Acara ini dihadiri oleh Menteri PKP Maruarar Sirait, Direktur Utama BRI Hery Gunardi, dan Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho.
- Baca Juga Investasi Emas Zaman Now
Direktur Utama BRI, Hery Gunardi, menegaskan tekad BRI untuk terus memperluas penyaluran KPR subsidi guna membantu mengurangi backlog perumahan nasional. “Kami terus berupaya mengekspansi program ini agar penyalurannya dapat terserap maksimal sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat memiliki hunian. Tentunya kami juga tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dalam setiap prosesnya, agar bisnis tetap tumbuh sehat,” ujar Hery.
Untuk mempercepat distribusi KPR subsidi, akad kredit dilakukan secara massal dan serentak oleh 1.000 masyarakat berpenghasilan rendah di 75 kantor cabang BRI yang tersebar di seluruh Indonesia. Proses ini melibatkan kolaborasi erat antara notaris dan pengembang perumahan bersubsidi yang menjadi mitra strategis BRI.
Berdasarkan data BRI telah berhasil menyalurkan KPR Subsidi kepada lebih dari 101 ribu penerima manfaat dengan total nilai outstanding mencapai Rp13,79 triliun. Menariknya, sekitar 97 persen dari nilai tersebut berasal dari skema FLPP yang memang dirancang khusus untuk mendorong kepemilikan rumah bagi MBR.
Dalam hal manajemen risiko, BRI mencatat kinerja yang sehat dengan rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) yang sangat rendah, yakni sebesar 1,1 persen. Hal ini menunjukkan bahwa penyaluran KPR subsidi tidak hanya masif, tetapi juga dikelola dengan baik dan aman. “Artinya kita menyalurkan dengan tata kelola yang baik, tercermin dari rasio kredit bermasalah yang berada di level rendah, yakni 1,1%. Jadi, tetap aman,” tambah Hery Gunardi.
Menteri PKP Maruarar Sirait menyambut positif dukungan yang diberikan BRI terhadap sektor perumahan, terutama karena dampaknya yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut Maruarar, sektor perumahan merupakan penggerak utama berbagai industri pendukung seperti developer dan kontraktor. “Di soal perumahan akan menggerakkan banyak sekali industri. Dari segi itu akan ada developer, kontraktor, kemudian juga dari demand-nya akan ada. Saya minta ini dukungan penuh dari BRI supaya kita bisa membuat sejarah bagi Indonesia yang lebih baik, lebih berkeadilan,” ungkapnya.
Program FLPP sendiri merupakan skema pembiayaan rumah dengan dana murah yang secara khusus ditujukan untuk MBR. Dengan suku bunga tetap yang maksimal sebesar 5 persen dan tenor kredit yang bisa mencapai 20 tahun, program ini diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi backlog kepemilikan rumah yang saat ini tercatat mencapai 9,9 juta unit. Menurut data Susenas 2023, sekitar 83,4 persen dari backlog tersebut berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah dan rumah tangga miskin.
Melalui skema ini, BRI tidak hanya membantu memperluas akses rumah terjangkau, tetapi juga turut berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional dengan mendorong industri properti dan sektor-sektor terkait. Sinergi yang dibangun antara BRI, pemerintah, dan lembaga pengelola pembiayaan seperti BP Tapera menjadi contoh nyata bagaimana kerja sama multi-pihak dapat menghasilkan solusi konkret terhadap persoalan perumahan.
Langkah-langkah yang diambil BRI dalam memperkuat program KPR subsidi ini juga menunjukkan bagaimana perbankan nasional dapat memainkan peran penting dalam mewujudkan tujuan sosial sekaligus menjaga kesehatan bisnis. Dengan terus mengoptimalkan penyaluran KPR subsidi secara masif dan bertanggung jawab, BRI memastikan bahwa program 3 Juta Rumah bisa berjalan efektif dan berdampak luas, khususnya bagi masyarakat yang paling membutuhkan.