JAKARTA - Menjadi tuan rumah dalam ajang internasional bukan sekadar soal fasilitas dan keramahan, tapi juga soal membangun fondasi olahraga yang lebih kuat. Inilah semangat yang diusung Timnas voli putri U-21 Indonesia saat bersiap tampil dalam Volleyball World Championship Women's U-21 FIVB 2025 yang berlangsung di Jawa Pos Arena, Surabaya.
Dengan membawa status sebagai tim tuan rumah, skuad muda Merah Putih memanfaatkan ajang ini bukan hanya untuk berlaga, tapi juga untuk mengukir sejarah. Target realistis pun ditetapkan, yaitu lolos ke babak 16 besar, sebuah pencapaian yang dinilai akan sangat berarti bagi proses panjang pembinaan atlet muda Tanah Air.
Manajer tim nasional, Loudry Maspaitela, menegaskan bahwa harapan ini bukan datang dari ambisi kosong, melainkan berdasarkan evaluasi realistis terhadap kekuatan dan pengalaman yang dimiliki tim saat ini.
“Ketua Umum tidak membebani target muluk. Kalau bisa jangan juru kunci, dan kalau lolos 16 besar, itu sudah dianggap prestasi cukup baik,” ungkap Loudry di Surabaya.
Kejuaraan dunia ini mempertemukan 24 negara dari berbagai belahan dunia, bertanding dalam 11 hari di tiga venue berbeda. Indonesia yang langsung mendapatkan tiket ke putaran final karena menjadi tuan rumah, memiliki keuntungan tersendiri. Tidak harus melalui babak kualifikasi, tim memiliki waktu lebih panjang untuk bersiap dan menyusun strategi.
Namun lebih dari itu, event ini dianggap sebagai momentum strategis untuk mempercepat proses pembinaan tim nasional voli putri, terutama dalam hal penambahan jam terbang dan peningkatan mental bertanding.
“Bagi para pemain, ini jadi pengalaman pertama menghadapi lawan-lawan dari benua lain. Mereka bisa langsung merasakan seperti apa standar postur tubuh, teknik, hingga tempo permainan di level dunia,” tambah Loudry.
Indonesia tergabung di Grup A, bersama sejumlah tim yang kekuatannya relatif belum banyak dikenal. Namun Loudry secara khusus menyebut Vietnam sebagai lawan yang paling memungkinkan untuk dijadikan celah dalam mencuri poin.
“Kami masih optimistis bisa ambil poin dari Vietnam. Tapi tetap tidak mudah, karena kelemahan utama kami adalah belum punya jam terbang internasional,” jelasnya.
Kondisi ini menjadi tantangan sekaligus peluang. Minimnya pengalaman melawan tim internasional tentu bukan hal yang mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun keseriusan tim pelatih dan para pemain tampak jelas dalam persiapan intensif yang dilakukan.
Setelah kompetisi Proliga 2025 berakhir, para pemain langsung menjalani pemusatan latihan nasional, fokus pada peningkatan fisik, teknik individu, serta memperkuat chemistry antarpemain. Hasil latihan itu mulai terlihat saat tim tampil dalam Moji Volley Cup beberapa waktu lalu. Menurut pengamatan tim manajerial, performa tim menunjukkan progres signifikan.
“Kami lihat hasil latihan sudah mulai terlihat di turnamen tersebut. Fisik mereka meningkat, dan chemistry antarpemain mulai terbentuk. Ini penting sebagai fondasi menghadapi kejuaraan dunia,” ujar Loudry lebih lanjut.
Selain menargetkan lolos ke 16 besar, tim manajemen juga memiliki pandangan jangka panjang mengenai partisipasi di ajang besar ini. Hasil akhir yang akan diraih di Surabaya bukan satu-satunya ukuran keberhasilan. Justru, pengalaman bertanding di level dunia inilah yang akan menjadi bekal utama dalam membangun generasi atlet voli putri masa depan.
“Kalau dibandingkan dengan level senior, kualitas U-21 memang belum seistimewa itu. Tapi ini kesempatan berharga yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin,” tegas Loudry.
Turnamen sekelas Kejuaraan Dunia menjadi ruang belajar yang sangat berharga, terutama bagi atlet-atlet muda yang kelak akan menjadi tulang punggung tim nasional senior. Berinteraksi langsung dengan pemain-pemain dari Eropa, Asia Timur, hingga Amerika Latin memberikan pengalaman nyata mengenai standar internasional dalam dunia voli.
Dengan dukungan penuh dari publik tuan rumah di Surabaya, serta atmosfer kompetisi global yang dibawa ke tanah sendiri, Timnas voli putri U-21 Indonesia punya peluang besar untuk menorehkan sejarah dan menciptakan momen-momen penting yang akan terus dikenang dalam perkembangan olahraga voli di negeri ini.
Melalui pertandingan melawan Vietnam dan tim-tim lainnya di grup A, setiap set, setiap poin, dan setiap strategi akan menjadi bagian dari proses pembelajaran dan pembangunan karakter atlet. Kepercayaan diri yang terasah dan mental bertanding yang tumbuh di level dunia menjadi modal besar yang tak tergantikan.
Sebagai tuan rumah, Indonesia memang belum sepenuhnya diunggulkan. Tapi justru dari posisi ini, para pemain muda Merah Putih memiliki ruang luas untuk mengejutkan publik dan mencuri perhatian internasional. Dengan kerja keras, dukungan pelatih, dan semangat sportivitas tinggi, siapa tahu target 16 besar bisa benar-benar dicapai dan menjadi permulaan dari langkah-langkah besar berikutnya.