JAKARTA - Bukan sekadar soal fisik, ajang pencarian bakat seperti Miss Universe Indonesia kini telah berevolusi menjadi ruang yang lebih dalam dan berdampak. Dalam audisi terbarunya, Miss Universe Indonesia menunjukkan bahwa kontes kecantikan dapat menjadi gerakan pemberdayaan perempuan dengan pijakan yang kuat pada nilai-nilai lokal, identitas budaya, dan transformasi karakter.
Dengan semangat “Indonesian by Heart, Rising to the Universe”, audisi Miss Universe Indonesia kembali menyita perhatian publik. Rangkaian audisi ini menghadirkan puluhan perempuan dari berbagai penjuru Indonesia yang membawa serta semangat, harapan, dan identitas mereka sebagai perempuan Indonesia yang ingin bersinar, tidak hanya di kancah nasional, tetapi juga global.
Ajang ini memberikan platform untuk perempuan dari berbagai latar belakang yang ingin menunjukkan bahwa kecantikan sejati datang dari kombinasi antara daya pikir, integritas, dan kontribusi nyata untuk masyarakat.
- Baca Juga Crypto AI Meroket Usai Dukungan Resmi AS
Antusiasme Tinggi hingga Diikuti Selebritas
Tingginya antusiasme peserta terlihat sejak masa pendaftaran dibuka. Tak hanya masyarakat umum, sejumlah nama dari dunia hiburan juga turut ambil bagian. Kirana Larasati dan Soraya Rasyid, dua aktris ternama, menjadi salah satu dari puluhan peserta yang menjajal peruntungan mereka di panggung Miss Universe Indonesia.
Kehadiran mereka memberi warna tersendiri dan menambah sorotan terhadap ajang ini. Namun, terlepas dari latar belakang peserta, satu benang merah yang terlihat adalah semangat untuk menjadi perempuan yang bukan hanya cantik, tetapi juga cerdas, berdaya, dan bermanfaat bagi sesama.
Setiap peserta datang dengan tekad yang kuat dan visi personal yang mendalam. Masing-masing membawa kisah hidup, nilai, dan pandangan yang beragam, menunjukkan bahwa perempuan Indonesia kaya akan perspektif serta potensi yang layak diberi ruang.
Lima Pilar Penilaian: Kecantikan yang Menyeluruh
Tidak seperti ajang sejenis yang hanya menonjolkan aspek penampilan, Miss Universe Indonesia tahun ini hadir dengan pendekatan menyeluruh melalui lima pilar utama sebagai dasar penilaian dan pembinaan.
Kelima pilar tersebut mencakup:
Kecerdasan,
Spiritualitas,
Kesehatan fisik,
Koneksi sosial, dan
Kreativitas berbasis budaya Indonesia.
Dengan pendekatan ini, peserta tidak hanya dinilai dari segi fisik, melainkan juga dari cara mereka berpikir, menjalani hidup, menjalin hubungan dengan sesama, serta seberapa kuat mereka memegang dan mempromosikan budaya Indonesia.
Konsep ini membawa angin segar bagi dunia pageant di Indonesia, karena menunjukkan bahwa ajang seperti ini bisa menjadi alat transformasi sosial yang relevan di tengah masyarakat modern.
Panel Juri dari Berbagai Bidang Profesional
Untuk menjaga kualitas dan kredibilitas audisi, penyelenggara menghadirkan panel juri profesional dari berbagai latar belakang yang memiliki kompetensi kuat di bidangnya masing-masing. Para juri ini tidak hanya berperan sebagai penilai, tetapi juga mentor dan pengarah bagi para peserta.
Beberapa nama yang terlibat dalam dewan juri antara lain:
Kelly Tandiono – National Director Zetrix Miss Universe Indonesia, model dan aktris yang menjadi figur sentral dalam transformasi ajang ini.
Andandika Surasetja – Creative Director dan Fashion Designer.
Bimo Permadi – Fashion Stylist & Creative Director.
Ari Tulang – Koreografer dan Performing Arts Director.
Dini Widiastuti – Direktur Eksekutif Plan International Indonesia dan aktivis kesetaraan gender.
Kelly Tandiono, dalam komentarnya, menyampaikan bahwa ia merasa bangga melihat antusiasme serta kualitas para peserta. Menurutnya, ajang ini adalah proses pembentukan karakter, bukan sekadar kompetisi.
“Saya terkesan dengan semangat dan cerita hidup para peserta. Ini bukan sekadar kompetisi, tapi juga proses membangun karakter,” ujar Kelly.
Pernyataan tersebut senada dengan pendapat juri lain. Ari Tulang menyoroti bahwa audisi ini membawa nuansa baru bagi dunia pageant nasional, sementara Bimo Permadi menegaskan pentingnya keberagaman wajah dan kecantikan Indonesia yang mulai terwakili dengan baik.
Menuju Tahap Final: 30 Peserta Terbaik Akan Dipilih
Dari audisi ini, hanya 30 finalis yang akan terpilih untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tahap berikutnya. Finalis yang terpilih nantinya akan menjalani serangkaian pelatihan intensif, pembekalan materi, serta berbagai aktivitas yang dirancang untuk menggali lebih dalam potensi dan karakter mereka sebagai duta perempuan Indonesia.
Pelatihan tersebut mencakup berbagai aspek mulai dari public speaking, penguatan kepercayaan diri, hingga pendalaman wawasan tentang isu-isu sosial dan budaya. Tak hanya itu, mereka juga akan dibimbing agar siap bersaing di ajang internasional dan membawa nama baik Indonesia ke kancah dunia.
Melalui proses panjang dan ketat ini, Zetrix Miss Universe Indonesia 2025 ingin memastikan bahwa wakil yang nantinya dikirim ke Miss Universe benar-benar merupakan figur perempuan Indonesia masa kini: tangguh, visioner, dan mengakar pada nilai-nilai lokal.
Identitas dan Kekuatan Perempuan Jadi Sorotan
Miss Universe Indonesia tahun ini semakin menegaskan bahwa ajang kecantikan bisa berfungsi sebagai alat penguatan identitas dan peran perempuan di masyarakat. Tidak hanya menjadi ajang pamer fisik, tetapi juga ruang eksplorasi potensi, advokasi sosial, dan pewarisan nilai budaya bangsa.
Dengan seluruh pendekatan ini, Miss Universe Indonesia bergerak melampaui sekadar kontes. Ia menjadi simbol bagaimana perempuan Indonesia bisa bersaing secara global tanpa kehilangan akar budaya dan kepribadiannya. Bagi para peserta, ini adalah perjalanan menuju panggung dunia, namun dengan fondasi yang kokoh sebagai perempuan Indonesia.