JAKARTA - Peran sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam menopang perekonomian Indonesia kian mendapat perhatian. Dengan kontribusinya yang signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja, perputaran ekonomi lokal, hingga peluang ekspor, UMKM dinilai menjadi motor penting dalam menjaga pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Melihat potensi besar tersebut, Bank Indonesia (BI) terus mengambil langkah strategis untuk mengakselerasi pertumbuhan UMKM agar dapat bersaing di kancah internasional.
Deputi Gubernur BI, Aida S. Budiman, menegaskan bahwa UMKM yang naik kelas, berdaya saing, maju, dan inovatif merupakan syarat utama untuk menembus pasar global. Dalam catatan BI, pada 2024 pangsa UMKM dalam ekspor nonmigas mencapai 15,7%. Angka ini menjadi sinyal positif, namun BI melihat peluang yang jauh lebih besar untuk diraih.
"UMKM naik kelas, berdaya saing, maju, dan inovatif menjadi prasyarat utama dalam menembus pasar global," ujar Aida.
BI sendiri telah membuktikan hasil nyata dari pembinaan UMKM. Pada 2024, UMKM binaan BI berhasil meraih omzet hingga Rp1,4 triliun dari aktivitas ekspor. Pencapaian tersebut tidak berhenti di situ, sebab pada kuartal I 2025, terdapat 431 UMKM yang membukukan omzet ekspor senilai Rp452,5 miliar, atau tumbuh 59,7% secara tahunan (yoy).
Tiga Pilar Strategi Pengembangan UMKM
Untuk menjaga momentum pertumbuhan tersebut, Bank Indonesia merancang strategi pengembangan UMKM berbasis tiga pilar utama.
Peningkatan daya saing
Melalui pendekatan korporatisasi, BI mendorong UMKM untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan, kualitas produk, hingga akses terhadap pembiayaan. Upaya ini diharapkan mampu menciptakan pelaku UMKM yang lebih profesional dan siap bersaing.
Transformasi digital
BI mendorong pemanfaatan teknologi digital sebagai bagian dari strategi pemasaran dan operasional UMKM. Dengan adaptasi teknologi, pelaku usaha dapat memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi, dan mengoptimalkan peluang penjualan daring.
Peningkatan literasi
Pendidikan keuangan, literasi bisnis, dan pemahaman regulasi menjadi fokus penting agar UMKM tidak hanya tumbuh, tetapi juga berkelanjutan dalam jangka panjang.
Langkah Promosi dan Kolaborasi Internasional
Dalam memperluas akses pasar, BI aktif mengikutsertakan UMKM binaan dalam berbagai ajang promosi perdagangan di luar negeri. Melalui program business matching dan jejaring dengan kurator internasional, UMKM memiliki peluang langsung bertemu dengan pembeli potensial dari berbagai negara.
Selain strategi “push” di luar negeri, BI juga mengembangkan UMKM di seluruh wilayah Indonesia melalui pembinaan terstruktur dan pelatihan berkelanjutan. Dengan pendekatan ini, UMKM tidak hanya siap menjual produknya di pasar domestik, tetapi juga memenuhi standar ekspor.
Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025: Bukti Transformasi UMKM
Salah satu ajang terbesar yang menjadi etalase UMKM Indonesia adalah Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2025. Diselenggarakan selama empat hari pada 7–10 Agustus 2025, pameran ini menjadi ajang pembuktian transformasi UMKM Indonesia yang semakin berdaya saing dan berkelanjutan.
Pada gelaran ini, tercatat nilai business matching ekspor mencapai Rp168,3 miliar. Kegiatan tersebut mempertemukan UMKM binaan BI serta kementerian/lembaga lain dengan 26 pembeli dan agregator ekspor dari 17 negara.
Tak hanya ekspor, capaian business matching pembiayaan juga menggembirakan. Nilainya mencapai Rp224 miliar untuk UMKM umum, serta Rp96 miliar khusus pembiayaan UMKM hijau yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.
Dari sisi penjualan, KKI 2025 mencatat omzet total Rp98,7 miliar. Rinciannya, Rp20 miliar berasal dari transaksi langsung di lokasi pameran, sementara Rp78,7 miliar berasal dari penjualan daring melalui platform KKI. Menariknya, hampir semua transaksi tersebut menggunakan sistem QRIS, sehingga proses pembayaran berlangsung cepat, mudah, murah, aman, dan andal.
Kolaborasi Lintas Sektor untuk UMKM Naik Kelas
Keberhasilan KKI 2025 tidak lepas dari kolaborasi lintas sektor. Ajang ini melibatkan 24 kementerian/lembaga dan lebih dari 1.400 pelaku UMKM yang hadir secara luring maupun daring. Bentuk kolaborasi ini menjadi modal penting dalam memperkenalkan karya kreatif Indonesia ke panggung global.
BI menekankan bahwa ke depan, kegiatan semacam ini akan semakin diperbanyak, dengan format yang lebih inovatif dan memperluas jejaring internasional. Tujuannya adalah memastikan UMKM Indonesia tidak hanya eksis di pasar domestik, tetapi juga menjadi pemain penting di pasar global.
Visi ke Depan
Dengan dukungan yang konsisten, BI berharap UMKM dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional yang berdaya saing tinggi. Transformasi digital, peningkatan kapasitas, serta akses terhadap pembiayaan akan terus diperkuat, sejalan dengan upaya memperluas pangsa pasar di kancah global.
Melalui strategi terpadu ini, UMKM Indonesia diharapkan mampu naik kelas, menciptakan nilai tambah yang besar, dan menjadi kebanggaan bangsa di pasar internasional.